It's Called Food

845 166 21
                                    


Setelah menyelesaikan masalah pakaian, saat ini Jeongyeon dan Mina sedang duduk di meja makan.

"Hufttt." Jeongyeon kembali memikirkan kejadian tadi dimana ia pada akhirnya harus turun tangan untuk memberi arahan langsung cara memakai baju pada Mina walaupun ia lakukan dengan menutup kedua matanya.

"Permisi Jeongyeon, aku mengantar sarapan!" Park Imo datang membawa makanan.

"Ahh ne Park Imo." Jeongyeon berdiri dari duduknya.

"Eoh? ada temanmu datang? eoh annyeonghaseyo." Sapa Park Imo, namun Mina terlihat begitu tegang dan seperti sedang dalam mode waspada.

"Shht!" Jeongyeon memberi kode pada Mina untuk membungkuk pada Park Imo. Dengan ragu ragu, Mina membungkuk pelan saat Park Imo menaruh makanan di meja.

"Aku akan kembali lagi mengambil semangkuk nasi lagi, tunggu sebentar yaa." Pamit Park Imo.

"Ne, gwenchanhayo Imo. Gomapseumnida." Angguk Jeongyeon.

Setelah Park Imo datang dan membawa nasi dan porsi makanan lebih, Jeongyeon pun memulai untuk mengajari Mina makan.

"Ini apa? kenapa baunya begini?" Tanya Mina.

"Ini makanan, kami mengonsumsi makanan untuk bertahan hidup dan memperoleh tenaga. Kau suka baunya?" Tanya Jeongyeon.

"Ne! ini seperti membuat perutku lapar. Apakah ini cahaya bulan?" Tanya Mina.

"Cahaya bulan? kau memakan cahaya bulan?" Tanya Jeongyeon.

"Apa itu memakan? kami menyerap cahaya bulan dengan ini, lalu merasa kenyang." Mina menunjukkan lambang berwarna emas di dadanya.

"Ahh jadi kau menyerap cahaya bulan ya? eum begini caranya makan." Jeongyeon mengangkat sumpitnya dan mengambil lauk lalu memakannya dengan nasi.

Mina hanya melihat Jeongyeon makan lalu mencoba menirunya. Ia mencoba mengangkat sumpit, namun kesusahan untuk memegangnya.

"Ini, pakailah saja ini." Jeongyeon memberikan sendok pada Mina. Setelah itu Jeongyeon mencontohkan padanya cara makan dengan menggunakan sendok. Mija belajar dengan cepat, ia berhasil menyuapkan suapan pertama ke dalam mulutnya. Tubuhnya beku, ia membelalakan kedua matanya dan terdiam.

"Kau baik baik saja?" Tanya Jeongyeon.

"Ini..." Tubuh Mina bergetar dan ia mengeluarkan air matanya.

"Eoh? ada apa? apakah tidak enak? apakah kau tidak menyukainya?" Panik Jeongyeon.

"Ini apa nama makanan ini?" Tanya Mina sambil masih mengeluarkan air mata.

"Ini nasi dan ini sundubu jiggae." Jawab jeongyeon dengan wajah khawatir.

"Aku mencintainya!" Mina tersenyum sambil masih menangis.

"A-ahh ne, baiklah baiklah makan lagi kalau begitu." Ucap Jeongyeon.

Mina pun segera menyuapkan lagi makanan ke mulutnya hingga sangat penuh. Jeongyeon terkekeh karna melihat Mina makan dengan sangat lahap namun sambil mengeluarkan air mata.

.
.
.

"Hei hei duduklah, kah menghalangi layarnya." Perintah Jeongyeon.

"Didalam sini ada orang?" Mina mengetuk ngetuk layar tv sambil melihat ke bagian belakang tv.

"Aniyo, ini namanya tv. Itu hanya gambar, tidak ada orang didalam situ. Orang orang itu ada di stasiun tv, mereka merekam acaranya dengan kamera lalu menyiarkannya ke setiap tv berupa gambar." Jelas Jeongyeon.

"Woahhh kami tak punya ini di tempatku." Kagum Mina.

"Kalau begitu duduklah, kau harus coba menonton tv. Supaya nanti saat kau kembali, kau bisa menceritakan pada teman temanmu." Ucap Jeongyeon.

"Apa itu teman?" Mina mendudukan dirinya di sofa.

"Kau tak tau teman? teman itu adalah orang yang dekat denganmu, yang suka membantumu disaat kau sednag susah, yang membantumu mengenal hal hal baru yang belum kau tau." Jawab Jeongyeon sambil menatap televisi.

"Kau berbicara pada tv?" Tanya Mina.

"Aku berbicara padamu!" Kesal Jeongyeon.

"Ahh begitu, baiklah. Jadi apa itu teman?" Tanya Mina.

"Asdfghjkl*#/#$ Lupakan, sudah lupakan saja." Jeongyeon berusaha menahan emosinya.

"Kau mau kemana?" Tanya Mina saat Jeongyeon berdiri dari sofa.

"Keluar sebentar, kau mau ikut?" Tanya Jeongyeon.

"Tidak, aku mau lihat tv." Geleng Mina lalu kembali fokus menonton siaran tv.

"Kalau begitu ini, ini namanya remot. Kau bisa mengganti siaran tvnya seperti ini. Ini peganglah." Jeongyeon mencontohkan lalu memberikan remote itu pada Jeongyeon.

"Woahhh." Mina mengambil remot dari tangan Jeongyeon seperti mengambil benda berharga.

"Fufufufu." Jeongyeon terkekeh lalu melangkahkan kakinya keluar dari vila untuk berjalan jalan.

"Masih saja ramai." Komentar Jeongyeon saat melewati daerah perkebunan.

Jeongyeon melangkahkan kakinya ke arah pasar. Siang hari itu cukup ramai, ia pun membeli banyak bahan makanan dan cemilan.

"Sepertinya mengajarkannya memasak seru juga." Pikir Jeongyeon sambil memilih sayuran dan daging daging.

"Ah betul juga, baju baju pasar sepertinya tipis dan nyaman. Ia tidak akan kepanasan lagi." Jeongyeon melimpir ke tempat jual baju dan membeli beberapa dress rumahan untuk Mina dan beberapa pakaian dalam.

"Kurasa ini cukup." Ia pun kembali ke vila karna sudah berkeliling pasar cukup lama.

Sesampainya di vila, Mina masih dalam posisi yang sama namun sekarang ia sedang tertawa tawa menonton kartun di tv.

"Menonton tv lebih seru dengan ini." Jeongyeon memberikan bungkusan berisi snack snack yang ia beli.

"Wahh apa ini?" Mina menoleh.

"Ini namanya cemilan. Cara bukanya seperti ini, lalu kau makan." Jeongyeon mencontohkan pada Mina lalu kembali ke dapur untuk membereskan bahan makanan yang baru ia beli.

"Eum aku menyukainya!!!" Ucap Mina dari ruang tamu.

"Apa kau menangis lagi?" Tanya Jeongyeon.

"Iya.." Jawab Mina.

"Hahaha dasar." Jeongyeon terkekeh sambil menyusun makanan di kulkas.

"Yap, semua sudah lengkap." Jeongyeon menutup pintu kulkas.

"Aigoo kamchagia!" Kaget Jeongyeon karna Mina sudah tiba tiba berada disitu.

"Yak! kau mengagetkanku!" Jeongyeon memegang dadanya.

"Aku tak bisa membuka ini." Mina memberikan kaleng sprite.

"Ahh ini ada di bungkusan juga ya." Jeongyeon membukakan kaleng itu untuk Mina.

"Ini, minumlah pelan pelan." Ucap Jeongyeon.

"Akhhh!" Kaget Mina begitu menenggak sprite.

"Enakkan?" Tanya Jeongyeon.

"Pedas!!" Mina mengerutkan wajahnya.

"Hahaha itu bukan pedas. Itu minuman bersoda, rasa soda memang seperti itu. Tapi menyegarkan bukan?" Tanya Jeongyeon.

"Eum eum, aku tak suka!" Mina menggeleng geleng.

"Kalau begitu mau air putih saja?" Tanya Jeongyeon yang diangguki Mina.

"Ini, cobalah belajar mengambil air sendiri." Jeongyeon memberikan helas pada Mina dan mengajarinya mengambil air dari dispenser.

"Nahh begitu, yak hati hati." Ucap Jeongyeon.

Mina pun tanpa mengatakan apapun, langsung kembali ke ruang tv.

"Yak, anak ini benar benar." Kesal jeongyeon.

"Huftt aku sepertinya harus mengajarinya mengucapkan tolong dan terima kasih." Jeongyeon menghela nafas.

"Aniyo, aku harus mengajarkannya banyak hal, banyak hal." Jeongyeon mengusap wajahnya kasar.



















Voment!

Lost My WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang