Dilema Baju

804 170 56
                                    

"Euhhhmmm." Jeongyeon meregangkan tubuhnya dan perlahan membuka matanya.

Cahaya matahari dari jendela mulai menyinari ke dalam kamar dan membuatnya terbangun dari tidurnya. Jeongyeon yang masih setengah sadar dan masih mengantuk pun kembali mengeratkan pelukannya dan memejamkan kedua matanya sambil menikmati wangi harum yang ia hirup.

"Harum sekali." Pikirnya sembari memejamkan kembali matanya.

"Eh, tunggu. Aku kan menginap sendiri, lalu siapa yang aku peluk sekarang?!" Jeongyeon membuka matanya dan menemukan seorang gadis yang sangat cantik sedang tidur dipelukannya.

"S-semalam bukan mimpi?!" Jeongyeon langsung bangun dari tidurnya dan berdiri menjauh dari kasur.

"Kau sudah bangun?" Gadis itu pun ikut terbangun dan mendudukan dirinya di kasur.

Namun saat ia duduk, selimut yang melapisi tubuhnya perlahan terbuka dan memperlihatkan dengan jelas tubuh polos bagian atas gadis itu yang tentu saja membuat Jeongyeon histeris.

"DIMANA BAJUMU?!" teriaknya panik sambil membalikan badan dan menutup kedua matanya.

"Ahh semalam aku melepaskannya lagi karna panas." Jawabnya polos.

.
.
.

Saat ini Jeongyeon sudah duduk berhadapan dengan gadis itu di ruang tamu. Tak ada pembicaraan, hanya Jeongyeon yang sibuk menatapnya.

"Mengapa kau menatapku?" Tanya gadis itu.

"Kau.. kau sebenarnya siapa?" Tanya Jeongyeon.

"Namaku Myouizyxhiquinax Minaqzyxvwonza, aku dari kerajaan quinax, kerajaan penguasa planet wonza atau planet yang kaum mu sebut dengan M51-ULS-1b. Planetku tidak berada di galaksi ini, aku berasal dari galaksi lain yang berjarak 23 juta tahun cahaya dari sini." Jelas gadia itu yabg membuat Jeongyeon kebingungan.

"Kau sepertinya tak mengerti. Tapi aku sedang melarikan diri dari planetku karna suatu masalah, jadi aku pergi ke sini. Dari dulu aku dan kakakku diam diam meneliti tentang bumi karna beredar banyak rumor bahwa ada kehidupan di planet galaksi lain." Ucap gadis itu.

"T-tunggu dulu tunggu dulu.. jadi kau bilang bahwa kau berasal dari luar angkasa, jadi kau semacam alien?" Tanya Jeongyeon.

"Alien? apa itu?" Tanya gadis itu.

"Semacam makhluk yang tinggal di luar angkasa, yang tidak berasal dari sini. Kami biasa menyebut dengan sebutan alien, tapi aku tak pernah tau bahwa alien akan tampak secantik ini." Jeongyeon menggaruk kepalanya.

"Cantik? apa itu cantik?" Tanya gadis itu.

"E-eumm kau tidak tau artinya cantik?" Tanya Jeongyeon yang dibalas gelengan gadis itu.

"Cantik itu.. eummm ahh sudahlah lupakan." Jeongyeon akhirnya malu sendiri.

"Kalau begitu boleh aku bukan benda ini?" Tanya gadis itu sambil memegang bagian bawah hoodie Jeongyeon yang dipakaikan kepadanya.

"Aniyoooo!!" Panik Jeongyeon.

"Kenapa?" Tanya gadis itu.

"Ahh anu... itu aturan disini, harus pakai baju tidak boleh tidak! kau tak boleh membiarkan orang lain melihat tubuhmu!" Panik Jeongyeon.

"Tapi kau kan sudah melihatnya." Ucap gadis itu polos.

"Ahh aniyo ani ani ani tetap tidak boleh!" Jeongyeon kebingungan.

"Tapi ini panas, kami tak pakai ini di planet kami." Ucap Gadis itu.

"Kau benar benar kepanasan?" Jeongyeon melihat gadis itu bercucuran keringat.

"Ne." Angguk gadis itu.

"Eumm kalau begitu tunggu sebentar." Jeongyeon pun masuk ke dalam kamarnya.

"Apa apaan ini? luar angkasa? aku sungguh ingin tak percaya tapi aku melihat meteor jatuh dengan mata kepala ku sendiri." Gumam Jeongyeon sambil masuk ke kamar.

"Diluar sudah sangat ramai sepertinya." Jeongyeon melihat keluar jendela dan melihat banyak warga berkumpul di ladang tempat meteor itu jatuh.

"Huftt apa apaan ini." Jeongyeon membuka kopernya dan mencari kaus yang bisa dipakai gadis itu.

"Sepertinya ini lebih tipis. Apakah aku harus meminjamkan pakaian dalam juga??" Jeongyeon menggaruk garuk kepalanya.

"Hey kau siapa namamu? kemarilah." Panggil Jeongyeon.

"Namaku Myouizyxhiquinax Minaqzyxvwonza." Jawab gadis itu.

"KENAPA KAU MEMBUKA BAJUMUU?!" Histeris Jeongyeon.

"Ahh, tadi kau tak melihatku jadi aku buka." Gadis itu memakai lagi hoodie Jeongyeon.

"Astaga aku benar benar akan stress kalau begini." Jeongyeon frustasi.

"Kemarilah.. ahh namamu panjang sekali. Mulai sekarang namamu Myoui Mina. Kita tak pakai nama sepanjang itu disini." Jeongyeon memberi pengertian.

"Ah begitukah? ini pertama kalinya bagiku diberi nama orang lain. Sebelumnya tak ada yang pernah menyebut namaku." Mina berjalan ke arah Jeongyeon.

"Lalu kau biasa di panggil apa?" Tanya Jeongyeon.

"Yang mulia." Jawab Mina.

"Mwo? yang- yang mulia?" Jeongyeon terkekeh.

"Ne, kau boleh memanggilku itu jika mau." Angguk Mina.

"Yaish kau ini sudah menumpang denganku malah menyuruhku memanggilmu yang mulai." Kesal Jeongyeon.

"Apa kau sedang marah?" Tanya Mina.

"Aniyo, aku hanya sedikit kesal." Jeongyeon menghela nafasnya.

"Sudahlah, ini ganti bajumu dengan yang ini." Jeongyeon memberikan baju itu kepada Mina lalu berjalan ke arah dapur untuk mengambil minum.

"Baiklah." Angguk Mina.

"Haiss benar benar-" Jeongyeon menenggak segelas air putih.

*Byurrrr

Jeongyeon menyembur air di dalam mulutnya karena Mina mengganti bajunya di tempat yang sama.

"GANTII BAJUMU DI KAMAR!!! JANGAN DISINI!!" Panik Jeongyeon.

"Kamar? kamar itu apa?" Tanya Mina.

"Ini disitu masuklah kesitu lalu ganti pakaianmu." Dengan menutup mata dengan tangannya, Jeongyeon menunjukan arah kamar.

"Ahh baiklah." Mina pun dengan santai masuk ke dalam kamar Jeongyeon lalu mengganti bajunya.

"Huftt ini benar benar melelahkan.. aku seperti punya bayi besar." Jeongyeon memijit pelipisnya.

"Sudah." Mina keluar dari kamar Jeongyeon namun dengan keadaan memakai celana dan pakaian dalam diluar baju.

"A-aa.." Jeongyeon sangat ingin berteriak saat itu juga saking frustasinya.
























Bwahahahahhaahaha kenya saya bakal bikin cerita ini jd receh dh wkwkwkwk ditunggu eps berikutnya yaa readers

VOMENT!

Lost My WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang