Ghost

870 163 31
                                    

"HUAAA!!" Jeongyeon teriak ketika melihat seorang wanita berdiri tepat di hadapannya.

"H-hantu!!!!" Jeongyeon menjatuhkan tas belanjaannya dan berlari terbirit birit menuju vilanya.

"Hua ada apa sebenarnya ini, baru saja melihat benda langit sekarang malah melihat hantu! I-itu tidak mungkin manusia kan huft huft huft siapa yang malam malam sedingin ini malah telanjang bulat di tengah perkebunan?!" Histeris Jeongyeon.

"HUAAA!!" Jeongyeon itu tambah histeris saat gadis itu tiba tiba sudah di depannya.

"HUAAA KU MOHON JANGAN MAKAN AKU JANGAN MAKAN AKU JANGAN MAKAN AKU!!" Jeongyeon menyembunyikan wajahnya dibalik kedua lengannya.

"Kumohon jangan ganggu aku jangan ganggu aku, aku tidak bermaksud mengganggumu atau apapun itu maafkan aku, aku hanya melihat meteor jatuh itu saja." Jeongyeon berbicara panjang lebar dengan amat sangat cepat tanpa membuka matanya. Karena hening cukup lama, ia memutuskan untuk mengintip karena mengira gadis itu sudah pergi.

*Tep

"HUAAAA JANGAN SENTUH AKU KU MOHON TOLONG BIARKAN AKU HIDUP KU MOHON." Kaget Jeongyeon saat gadis itu memegang kemeja bagian bawahnya.

Hening kembali menyerang dan Jeongyeon sudah kaku dan ketakutan. Ia diam seribu bahasa dengan keringat dingin di seluruh tubuh. Karena penasaran, ia kembali perlahan mencoba membuka kedua matanya dan menatap gadis itu.

"A-apa yang kau inginkan?" Tanya Jeongyeon dengan segala usaha mengumpulkan keberanian menatap gadis itu.

Gadis itu hanya terdiam dengan wajah bingungnya.

"Ap-apa dia benar benar hantu? mengapa dia cantik sekali?? tapi kenapa dia telanjang astaga?! tapi dia dapat menyentuhku!!" Pikir Jeongyeon sambil menatap ke arah tangan gadis itu yang masi memegang kemeja bagian bawahnya.

Jeongyeon perlahan meraih tangan gadis itu dan memegangnya. Arah mata gadis itu mengikuti tangan Jeongyeon yang hendak menggenggamnya.

"Aku bisa memegang tangannya! apa dia seorang manusia??" Pikir Jeongyeon yang masih memegang tangan gadis itu.

"E-eh?" Jeongyeon cukup kaget saat gadis itu malah menggenggam tangan Jeongyeon dan menatapnya lekat dan menyodorkan Jeongyeon kantung belanjaan yang ia jatuhkan tadi.

"A-ah kau mengejarku karna ini, ha ha ha ha." Tawa Jeongyeon renyah sambil mengambil kantung belanjaannya.

"Astaga bodohnya aku." Gumam Jeongyeon masih sedikit takut.

"J-jadi, kau ini manusiakan?" Tanya Jeongyeon sambil menatap gadis sambil berusaha menenangkan diri.

"K-kenapa kau tidak memakai baju, disini sangat dingin, kau bisa sakit nanti." Jeongyeon pun melepaskan hoodie oversize nya dan memakaikannya ke tubuh gadis itu.

"Ya, dia manusia dia manusia, aku dapat menyentuhnya. Oke, baiklah aku harus tenang mungkin dia hanya memiliki keterbelakangan mental saja." Pikir Jeongyeon berusaha menenangkan dirinya sendiri.

"Ah sudah, bagaimana? hangat kan? dimana rumahmu? sekarang sudah sangat malam, kau harus pulang biar aku an- mpphhh." Ucapan Jeongyeon terputus saat gadis itu tiba tiba mencium bibir Jeongyeon dan mengalungkan kedua lengannya di leher Jeongyeon.

"A-apa yang dia lakukan?!" Pikir Jeongyeon yang sangat kaget dengan tindakan gadis itu.

Ciuman tersebut berlangsung cukup lama. Jeongyeon yang awalnya terpaku dan terbelalak, perlahan memejamkan kedua matanya dan mengikuti permainan bibir gadis itu.

"Jadi, alat komunikasi kalian itu mulut." Ucap sang gadis saat tautan bibir mereka terlepas

"E-eu." Jeongyeon hanya terdiam dan mulai tersadar.

"Huh?! apa yang kau lakukan?!" Jeongyeon memundurkan tubuhnya.

"Di tempatku biasanya kami berkomunikasi dengan ini." Ucap gadis itu sambil menunjukan sebuah lambang yang terdapat di dadanya.

"Apakah aku menyakitimu? aku hanya berusaha mengakses alat komunikasi yang kaum mu gunakan supaya aku dapat berkomunikasi dengan kalian." Lanjut gadis itu dengan wajahnya yang polos.

"Ap-apa?? kaum? alat komunikasi? huh?" Bingung Jeongyeon.

"Aku bersyukut dapat bertemu orang yang tepat. Dalam 10 menit para kaummu yang tinggal disekitar sini akan datang ke tempat ini karena suara dentuman yang meteor itu sebabkan saat jatuh, bisakah kau sembunyikan aku?" Pinta gadis itu.

"Sembunyikan? huh? apa apaan sih ini?! kau itu siapa?? aku tiba tiba melihat meteor jatuh dan kau tiba tiba muncul tanpa menggunakan baju dan mengejarku, lalu tiba tiba kau mencium bibirku dan sekarang kau memintaku menyembunyikanmu, kau ini sebenarnya apa??" Jeongyeon mulai frustasi.

"Mencium bibir? jadi benda ini kalian sebut bibir? apakah mencium bibir sini dapat sangat berarti? detak jantungmu melonjak drastis saat aku mencium mu tadi, apakah aku perlu menciummu lagi supaya kau mau membantuku??" Tanya gadis itu polos.

"A-aa" Jeongyeon kehilangan kata kata.

"Huft ini pasti hanya mimpi, ini pasti hanya mimpi, aku hanya perlu kembali ke kasurku dan kembali ketidurku, saat aku bangun semua pasti sudah kembali lagi." Ucap Jeongyeon sambil menenangkan dirinya dan berjalan ke vilanya.

Jeongyeon masuk ke kamarnya, membuka kancing kemejanya dan tidur di kasurnya.

"Ini pasti hanya mimpi, hanya mimpi, hanya mimpi." Ucapnya sembari memejamkan kedua matanya.




















Vomment!!

Lost My WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang