"Ughh." Jeongyeon membuka matanya dan mengerjapkannya beberapa kali. Ia bangun dari tidurnya dan berjalan menuju ke kamar mandi. Sesampainya disana ia menatap wajahnya di depan cermin."Ada apa denganku?" Ditemukannya kedua mata gadis itu berair dan sembab. Ia hanya menghela nafas dan mencuci mukanya setelah itu mengambil sikat gigi.
"Eoh? ini punya siapa?" Ia melihat sikat gigi lain disamping sikat giginya.
"Pasti aku belum membuang barang barang nayeon." Jeongyeon pun membuang sikat gigi itu lalu kembali menyikat giginya.
Pagi itu ia berolahraga seperti biasa setelah itu mandi dan menyiapkan sarapan. Saat sedang menumis, ia menoleh ke arah pintu kamarnya.
"Ingatan apa ini??" Jeongyeon merasa seperti menunggu seseorang keluar dari pintu kamar.
"Aku harus berhenti memikirkan Nayeon." Jeongyeon pun menaruh masakannya pada piring lalu membawanya ke meja. Tanpa sadar, dirinya menyiapkan 2 mangkuk nasi.
"Haiss ada apa dengan otakku." Jeongyeon mengembalikan semangkuk nasi yang lain lalu memulai sesi sarapannya.
.
.
."Pagi Jeongyeon!" Sapa Jihyo begitu ia sampai di kantor.
"Hey, pagi." Sahut Jeongyeon.
Pagi itu Jeongyeon kembali bekerja seperti biasa dan pada siang harinya ia diajak untuk makan diluar namun Jeongyron menolak dan memilih tetap mengerjakan pekerjaannya.
"Ahh kalian saja, aku mau menyelesaikan ini secepatnya." Jawab Jeongyeon.
"Ahh ingin pulang cepat seperti biasa yaa?" Tanya Jihyo.
"Begitulah." Jeongyeon tersenyum lalu kembali fokus pada layar komputernya.
Tanpa sadar ia mengambil ponselnya dan menghubungi nomor telpon rumahnya hingga beberapa kali karena tak ada yang mengangkat.
"Hey Jeongyeon!" Sapa Sana.
"Hey!" Jeongyeon menurunkan ponsel dari telinganya.
"Sedang menelpon siapa?" Tanya Sana yang membuat Jeongyeon tersadar.
"Ahh bukan siapa siapa, ada apa Sana?" Tanya Jeongyeon.
"Ini aku membawakan kopi kesukaanmu." Sana memberikan segelas americano pada Jeongyeon.
"Ahh terima kasih Sana." Jeongyeon menerimanya sambil tersenyum.
"Kau tidak makan keluar bersama yang lain?" Tanya Jeongyeon.
"Ahh aniyo, sedang malas keluar." Sana menggeleng.
"Ahh baiklah kalau begitu, semangat bekerjanya." Jeongyeon tersenyum manis.
"N-ne." Angguk Sana gugup.
Setelah Sana pergi, Jeongyeon kembali menatap ponselnya dengan tanda panggilan tidak diterima sebanyak 3 kali. Namun saat ia melihat kebagian bawah, semua panggilan disetiap harinya selalu diterima.
"Siapa yang menerima panggilan ini?" Bingung Jeongyeon.
Ia pun kembali mengerjakan pekerjaannya dan tak mau memikirkan lebih jauh.
.
.
.Sepulang dari tempat kerja, ia mampir ke toko buku untuk membeli sebuah buku novel.
"Selamat malam." Sapa pegawai kasir.
"Selamat malam." Sahut Jeongyeon.
"Seperti biasa ya, satu buku saja?" Tanya nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost My Way
FanfictionFull chapter. Setelah putus hubungan dengan mantan kekasihnya, Jeongyeon yang frustasi pun memutuskan untuk rehat sejenak dan menjernihkan pikirannya dalam sebuah liburan kecil. Namun semua orang tau alam semesta ini amat sangat luar biasa luas. Sia...