Taehyung berbicara di batin nya. Ia memang tahu seharusnya ia tidak mencintai gadis itu. Ia hanya takut nanti semuanya akan menjadi buruk."Dasar bodoh. Kau pikir jatuh cinta itu menyenangkan? Diamlah saja." Ujar Taehyung dalam batinnya.
Lisa membawa nampan berisi makanan itu menuju meja Jungkook dan juga Taehyung. Lisa begitu antusias dengan pekerjaannya disini. Sementara Rosé ia termenung.
Memikirkan segala hal yang menganggu pikirannya. Hidup memang sudah sulit dan ketika kau sudah mengambil resiko untuk jatuh cinta maka hidup akan hancur.
Walau tidak semuanya. Tapi kebanyakan orang memang seperti itu. Takut untuk jatuh cinta lagi karena luka yang kemarin belum bisa dilupakan.
"Lisa,hmm namamu lisa kan?" Tanya Taehyung. "Benar. Memangnya ada apa?" Jawab Lisa malu.
"Ah,tidak bisakah kau duduk disamping Jungkook sebentar?" Ujar Taehyung kemudian. "Ah,ba-baiklah." Balas Lisa seraya memutar dan duduk disamping Jungkook.
Lisa sebenarnya canggung hanya saja ia juga tak bisa menolak ajakan Taehyung. Ya,walau tidak duduk disampingnya tapi setidaknya bisa melihatnya dari dekat.
"Silahkan dimakan. Kau juga Rosé kemarilah." Panggil Taehyung. "Ah,iya." Jawab Rosé tidak enak.
Rosé duduk disamping Taehyung dan juga berhadapan dengan Lisa. Sebenaranya Lisa pikir hanya ia yang diajak dan tidak dengan Rosé. Tapi kenyataannya tidak seperti itu.
"Makanlah,aku akan pergi ke toilet sebentar." Ucap Taehyung yang kemudian pergi meninggalkan ketiganya.
Jungkook beserta Lisa dan juga Rosé merasa sangat canggung saat ini. Sampai tibanya Jimin dan juga Jennie menghampiri ketiga orang yang sedang makan tersebut.
"Lisa-ya lebih baik kita kerja saja ayo." Ajak Rosé yang metasa kurang nyaman. "Ah,benar. Kami permisi." Ujar Lisa menanggapi.
"Hei,kalian sedang makan juga? Bolehkah kami bergabung?" Tanya Jimin kemudian. "Oh hyeong!" Jawab Jungkook senang.
Taehyung disini. Masih menatap langit malam yang terang karena cahaya rembulan. Dia memang berbohong dengan alasan hanya ke kamar mandi.
Dia ingin menghindari hal yang memuakkan itu. Cinta. Taehyung memang merasakan hal itu,tapi ia takut untuk merasakan sakit yang sama seperti dulu.
Bulan selalu mengingatkannya pada Jimin. Entah kenapa rasanya sedih jika ia harus mengenang masa-masa suram bersama Jimin. Setiap malam ia selalu berada di restauran lebih lama.
Hanya untuk satu alasan. Yaitu karena ia selalu memerhatikan setiap sudut yang ia bangun bersama Jimin. Merasakan semua rasa makanan yang ia buat dengan Jimin.
Dan juga melihat seluruh ruangan yang setiap hari nya selalu ia habiskan bersama Jimin. Jimin selalu jadi teman terbaiknya.
Dan Rosé,Taehyung mengaku ia memang mencintai gadis itu tapi ia hanya takut. Merasakan semua rasa pahit yang akan terulang lagi. Dan itu hanya karena cinta.
Taehyung berpikir akankah Rosé berbeda dari gadis yang pernah dicintainya? Ataukah ia sama saja? Tidak ada yang tahu.
Dan Taehyung hanya berpikir bahwa rasa yang ia punya ini tidak perlu dilanjutkan lagi. Hanya perlu ia hilangkan dan tidak menemui gadis itu lagi. Cukup mudah.
"Aku tak ingin membuat kenangan untuk seseorang. Dan juga aku tak ingin membuat kenangan untuk diriku,karena aku tahu semuanya akan tetap menjadi sebuah kenangan." Gumam Taehyung.
Taehyung membaringkan tubuhnya disofa yang berada di ruangan nya tersebut. Ia terus saja memikirkan nasibnya yang begitu buruk.
Sementara Jimin beserta teman-temannya itu sedang meikmati hal yang menurut mereka itu menyenangkan.
"Hei,bukankah Jin hyeong itu bodoh?" Ujar Jimin tertawa. "Benar. Saat ia bertemu Jisoo noona ia seperti membeku." Balas Jungkook ikut mengolok-olok Seokjin.
"Benarkah? Seokjin oppa menyukai Jisoo?" Tanya Jennie tak percaya. "Benar. Kau tidak tahu? Dia sangat menyukai gadis itu." Jawab Jimin melanjutkan tawanya.
Sementara Rosé dan Lisa hanya menyimaknya saja. Sebenarnya mereka ingin bekerja tapi Jimin melarangnya. Jennie pasti tidak akan mau jika hanya mereka bertiga yang duduk disana.
Rosé dan Lisa saling memandang. Mereka seperti sedang mencoba untuk membaca pikiran masing-masing.
Lisa dan Rosé begitu dekat. Mereka takut persahabatannya akan hilang karena seorang pria yang membuat mereka terpesona itu.
"Hm,Jimin oppa aku ingin ke toilet sebentar." Ucap Rosé kemudian. "Aku ingin bekerja saja. Rasanya tidak enak,aku kan baru saja masuk." Balas Lisa seraya bangun dari tempat duduknya.
"Eh? Tidak apa-apa. Tenanglah Taehyung tidak akan marah." Ujar Jimin menyuruh Lisa tetap duduk. "Tapi aku tidak enak dengan pegawai yang lain." Balas Lisa.
Jimin berpikir sebentar memandang wajah gadis itu dan kemudian mengangguk mengerti. Lisa pergi menuju dapur sedangkan Rosé ke toilet.
Rosé hanya beralasan. Ia sebenarnya ingin pergi menemui Taehyung,tidak tahu kenapa tapi ya ingin saja.
"Permisi,ini aku Rosé. Bisakah aku masuk?" Tanya Rosé seraya mengetuk pintu ruangan Taehyung pelan. "Ah,iya-iya." Jawab Taehyung segera bangkit dari lamunannya.
Rosé membuka pintu tersebut dan mendapati Taehyung yang sedang tersenyum kearahnya saat ini.
Ia membalas kembali senyuman kotak khas dari bos atau orang yang disukainya itu. Rosé selalu senang jika Taehyung sedang mengeluarkan box smile nya.
Menurut Rosé itu menggemaskan dan juga membuat hatinya semakin berdebar-debar. Tidak tahu apa alasannya. Hanya ya,seperti itulah rasanya.
"Ada apa kau kemari? Apa ada yang penting? Kau mau ambil cuti? Atau ingin keluar? Atau kau mau naik gaji?" Tanya Taehyung beruntun. "Tidak semuanya." Jawab Rosé tersenyum.
"Lalu?" Ujar Taehyung. "Sebenarnya aku malu mengatakan hal ini. Apakah kau punya perasaan kepada seorang wanita?" Tanya Rosé ragu-ragu.
Taehyung tersenyum menanggapi pertanyaan Rosé ia kemudian berjalan kearah jendela yang langsung menuju pada cahaya rembulan yang terang.
Rosé tidak tahu bahwa Taehyung saat ini sedang menyukainya. Hanya saja Taehyung tak ingin mengambil resiko. Taehyung masih mencintai hatinya.
"Ah,aku pasti lancang. Maafkan aku,aku akan kembali bekerja." Ucap Rosé beranjak keluar dari ruangan Taehyung. "Ada." Balas Taehyung menoleh kearah Rosé.
Rosé mengalihkan pandangannya kearah pria yang sedang menatapnya saat ini. Oh tidak. Jantungnya berdebar sangat cepat.
Ia takut bahwa nanti jantungnya akan meledak. Begitu pula dengan Taehyung ia merasa hatinya terus saja meronta-ronta.
Ia ingin bersama dan juga mengungkapkan perasaannya kepada gadis bernama Rosé Park tersebut. Tapi ia takut.
"Ah,begitu. Hahah,aku pikir aku masih memiliki kesempatan." Gumam Rosé pelan.
"Bagaimana jika kukatakan kau masih memiliki kesempatan?" Tanya Taehyung.Rosé tertawa dan juga merasa agak canggung sebenarnya. Sementara Taehyung masiu menatap gadis itu dalam.
Taehyung tahu perasaannya itu salah. Salah karena ia tak pernah menginginkannya. Ditambah lagi Lisa yaitu teman dari Rosé juga menyukainya.
Ia hanya khawatir jika nanti terjadi seperru yang difilm-film. Terlibat cinta segitiga. Begitulah singkatnya.
"Apa maksudmu aku orang yang kau cintai? Haha,tidak mungkin." Ucap Rosé tertawa canggung.
Taehyung mendekat kearah Rosé. Merasakan perasaan yang sebenarnya tidak harus ia rasakan. Sulit untuk menerima kenyataan. Tapi itulah kenyataanya.
"Benar. Kau lah orangnya."
-----------------------------------------------------------------Hello teman-teman online ku..!! Thanks karena udah baca ceritaku. Jangan bosen untuk selalu vote+comment!
Saranghae❤
Salam,
Author.
KAMU SEDANG MEMBACA
Like The Last Day [✓]
Short StoryTAEROSÉ [✔] Pernahkah kalian mencoba untuk hidup layaknya hari ini adalah hari terakhir? Jika belum mungkin pria satu ini bisa menjelaskannya.. Kim Taehyung seorang pria yang sudah tak ingin kembali mengenal cinta akhirnya ia jatuh cinta kembali pad...