Rosé berteriak. Ia benar-benar merasa hancur dan berantakan saat ini. Kenapa Taehyung harus pergi tepat dihadapan nya?Kenapa ia harus meninggalkan Rosè disaat Rosè mengira bahwa Taehyung lah orang yang akan selalu membahagiakannya?
"Taehyung-ah tidak..!! Taehyung-ah..!! Kumohon bangunlah..!!" Teriak Rosé disertai isakannya. "Rosé.. Rosé kumohon tenanglah.." Ucap Jisoo menenangkan.
"Bagaimana aku bisa tenang hah?! Bagaimana?! Tunjukkan caranya kepadaku..!!" Ujar Rosé menangis. "Kau harus tenang Rosé.." Lirih Lisa.
"Waktu kematian pukul 18.30 bulan Desember waktu Korea Selatan." Ucap Yonggi tak dapat membendung air matanya lagi. "Taehyung-ah.." Jimin memeluk Taehyung untuk yang terakhir kalinya. "Tidak,ini tidak mungkin."
"Rosé ini nyata.." Ucap Jennie. "Tidak..!! Taehyung tidak bisa meninggalkan ku seperti ini..!! Setidaknya aku harus menebus kesalahan ku dulu.. Tidak Taehyung-ah,"
Rosé terus menangis sementara yang lain sibuk mempersiapkan hal untuk pemakaman. Memang benar semua orang yang berada disitu benar-benar terpukul.
Tapi mereka tetap tak bisa diam saja dan terus menangisinya. Apakah hanya aku yang merasa bahwa ini tidak mungkin? Apakah hanya aku yang masih tidak percaya dengan kematian Taehyung?
"Tidak-tidak. Aku yakin ini hanya bercanda. Aku yakin semuanya hanya mempermainkanku. Jawab aku..!! Kalian bersekongkol kan..?!" Teriak Rosé.
"Rosé sadarlah! Ini nyata! Kau harus menerimanya!" Teriak Yonggi. "Tapi ini terasa tidak nyata.." Lirihnya. "Bukan ini yang tidak nyata. Tapi perasaanmu yang tak mau menerimanya." Ujar Yonggi.
Yonggi benar. Bukan ini yang tidak nyata tapi memang perasaan Rosé yang tak mau menerima kenyataan yang ada dihadapannya. Bukan hanya Rosé tapi semua nya pun tak bisa menerimanya.
****
Pemakaman Taehyung sangat ramai. Banyak sekali yang datang dan juga memberikan doa untuknya. Ya,sang Presiden kampus tak bisa menyinari hari-hari semua orang lagi dikampusnya.
Ia harus menjadi sebuah mayat yang tak bisa melakukan apapun dan hanya bisa melihat semua orang dari jauh. Rosé tak menghadiri pemakaman itu.
Ia ada di kamar Taehyung saat ini. Membuka buku diary nya dan membaca keseluruhan isi dari buku diary tersebut. Rosé menangis lagi memang.
Tapi menurutku itu wajar-wajar saja dan memang seharusnya ia meluapkan segala kesedihannya itu dengan tangisan. Daripada ia berteriak dan mengganggu semua orang.
"Rosé kau disini? Ini,surat terakhir Taehyung untukmu." Ujar Jimin. "Apa ini adalah surat yang ingin dia berikan saat dibandara waktu itu?" Ucapnya dalam hati.
"Terimakasih Jimin-ssi.." Balasnya. "Kau harus berbahagia Rosé. Itu harapan Taehyung,maaf karena sempat kubaca duluan." Ucap Jimin tidak enak.
Rosé hanya mengangguk. Ia tahu bahwa Jimin pasti penasaran walau memang kurang sopan tapi sudahlah lagipula itu juga sudah terjadi. Dan sekarang bukan waktunya untuk membicarakan hal itu.
"Harusnya ku terima saja surat itu." Ucap Rosé didalam hatinya.
Andai Rosé membacanya waktu itu maka ia tak akan pergi meninggalkan Taehyung dan tetap bersamanya. Setidaknya ia berada disisi Taehyung pada saat-saat terakhirnya.
Hai,Rosé. Aku sebenarnya tidak tahu ingin mengatakan apa tapi kurasa aku perlu mengutarakan isi hatiku yang sebenarnya.
Aku selalu menyebalkan bukan? Ya,maafkan aku Rosé. Sebenarnya hal yang membuatku tak ingin menerimamu bukanlah cinta pertamaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Like The Last Day [✓]
Short StoryTAEROSÉ [✔] Pernahkah kalian mencoba untuk hidup layaknya hari ini adalah hari terakhir? Jika belum mungkin pria satu ini bisa menjelaskannya.. Kim Taehyung seorang pria yang sudah tak ingin kembali mengenal cinta akhirnya ia jatuh cinta kembali pad...