Chapter 18

187 31 5
                                    


*Flashback*

"Kita bicara diruangan ku saja." Ucap Taehyung. "Terserah kau." Balas Yonggi.

Yonggi mengikuti Taehyung yang kemudian menaiki lantai dua menuju ruangannya. Yonggi memang sedang ingin membicarakan hal yang serius dengannya.

"Apa waktuku sudah habis?" Tanya Taehyung. "Maafkan aku.. Tapi hasil lab mengatakan bahwa kau hanya bisa bertahan 2 bulan lagi." Jawab Yonggi lirih.

"Tidak usah minta maaf. Aku sudah menduga hal itu. Aku harap itu bisa lebih cepat." Ujarnya. "Hei,kenapa seperti itu? Kau pasti bisa melawannya." Balas Yonggi.

"Jangan menyemangatiku,hyeong." Ucap Taehyung tersenyum lebar. "Taehyung-ah,tolong jangan seperti ini.." Ujar Yonggi merasa bahwa Taehyung terlalu cepat menyerah pada penyakitnya.

Taehyung hanya tersenyum. Siapapun pasti akan merasa sangat pasrah jika berada diposisi Taehyung. Rasanya begitu berat andai saja Taehyung bisa memilih maka ia tak ingin mengetahui waktu kematiannya.

****

Rosé kembali. Ia tidak jadi pergi dan tetap berada di Korea. Rosé baru saja selesai membersihkan diri. Ia rasa ada yang tidak beres disini.

Tunggu kenapa semua teman-temannya itu menelepon dirinya? Apakah kepergiannya begitu berarti sampai-sampai mereka seperti ini? Tapi itu tidak mungkin.

Apalagi Jimin. Jimin bahkan menelpon Rosé hingga 50 kali lebih. Dan untuk apa Jimin sampai seperti itu? Tidak mungkin jika ia hanya khawatir pada Rosé kan?

"Halo? Jimin-ssi,kenapa kau meneleponku terus? Apa ada yang terjadi?" Tanya Rosé bingung. "Kau dimana?! Cepat kembali ke Korea sekarang..!!" Jawab Jimin.

"Aku berada di Korea. Memangnya ada apa? Kenapa kau serius sekali?" Ucap Rosé panik. "Taehyung sedang menghadapi maut saat ini..!! Cepat kemari! Kau tidak punya banyak waktu lagi!" Balas Jimin yang sukses membuat Rosé membeku.

Taehyung? Dia melawan maut? Apa maksud Jimin? Taehyung akan mati begitu? Lalu apa yang harus Rosé lakukan jika Taehyung tiada?! Bagaimana ia harus meminta maaf?

Apakah ini alasan Taehyung kasar padanya? Apa Taehyung tidak mau Rosé tahu tentang penyakitnya? Ya,itu alasan yang masuk akal. Tapi ini sangat menyakitkan untuknya.

"Tidak mungkin.. Ini tidak mungkin.." Ucap Rosé lemas. "Taehyung-ah.. Tidak..!!" Teriak Rosé menangis. "Tidak,Taehyung tidak.."

"Rosé berjanjilah padaku. Jangan menangisiku saat aku pergi nanti.."

"Apa maksudmu..?"

"Semua yang ada didunia ini tidak abadi. Aku hanya ingin kau tidak menangis saat aku pergi lebih dulu nanti.."

"Tidak mau.."

"Bagaimana jika ini permintaan terakhirku..?"

"Tetap tidak mau.."

Rosé menangis kejar di kamarnya. Benar-benar ingatan dan juga kenangan yang buruk. Kenapa Taehyung harus meninggalkannya disaat seperti ini?

Apakah Rosé belum cukup menderita dengan semua yang sudah ia terima? Dan kenapa Rosé harus berkata kasar pada saat pertemuan terakhirnya?

Apakah sangat sulit untuk Tuhan agar membuatnya bahagia? Kenapa hidup begitu menyebalkan? Kenapa hidupnya terasa begitu hancur? Ah,sial.

Like The Last Day [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang