PERASAAN BERSALAH

100 14 0
                                    

"Where are you?"

Chris meneleponku saat aku sedang duduk di ruang tunggu Gate 1B Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali menunggu boarding pesawat yang akan membawaku menuju Jakarta pagi ini. Bertanya tanpa basa-basi begitu telepon kujawab dengan nada seolah-olah aku sudah ada janji dengannya tapi dia tidak menemukanku dimana-mana.

"I am at the airport. Why do you call me?"

"Are you saying that you're gonna flying back to Jakarta right now?"

"Of course I am."

"Why don't you tell me?"

Apakah aku tidak salah dengar? kenapa dia terdengar marah? lagipula dia tidak bertanya padaku kapan aku akan pulang dan juga tidak memberitahuku kapan dia akan kembali ke Jakarta.

"Should I?"

"Of course you should."

Aku menurunkan ponsel, mendesah sebentar lalu menempelkan kembali ke telinga. Sejak kapan aku harus memberitahunya kemana aku akan pergi. Tapi karena aku sedang malas berdebat dengannya, lebih baik aku mengalah saja.

"Baiklah, dengar aku baik-baik Mr. Ambrosse. Hari ini aku akan kembali ke Jakarta. Pesawatku akan terbang pukul 08.35. Jadi, kalau ada sesuatu yang ingin kamu katakan, waktumu hanya lima belas menit." kataku menahan diri agar suaraku tidak terdengar ketus.

"Kamu marah padaku?"

"Nggak, kenapa aku harus marah padamu?"

"Siapa yang marah sama siapa?"

Tiba-tiba satu suara mengagetkanku dari belakang. Aku memutar tubuhku dan melihat Andre sudah berdiri disana dengan memakai pakaian dinas harian lengkap sambil memasang wajah penasaran. Berdiri tak jauh di belakangnya seseorang dengan pakaian yang sama namun dengan tanda pangkat yang berbeda tersenyum sambil menganggukkan kepala padaku seraya berkata, "Selamat pagi, Bu."

Aku membalas senyum serta sapaannya lalu beralih pada Andre.

"Lo nggak libur?" aku bertanya pada Andre dengan ponsel yang masih menempel di telinga.

Andre menggeleng. Lalu tangannya terulur menyerahkan bungkusan berbentuk kotak berukuran sedang padaku. Aku mengerutkan kening,

"Dari istri gue, katanya kemaren dia udah bilang ke elo mau nitip apa gitu tapi tadi pagi elo ditunggu-tunggu nggak dateng, jadi dia nitip ke gue buat disampein ke elo."

Aku seketika mengangkat tangan ke mulut saat menyadari bahwa aku telah melupakan sesuatu.

"Ya ampun sori gue lupa banget," kataku sambil menerima bungkusan yang disodorkan Andre, "tolong sampein maaf gue ke Dini."

Dia mengangkat tangan ke depan. "Nggak masalah." lalu dia mengedarkan pandangannya seperti sedang mencari sesuatu. "Ngomong-ngomong mana pacar bule lo itu?"

Aku terkesiap. Lupa kalau aku sedang berbicara dengannya di telepon tadi. Lalu aku langsung memberi isyarat pada Andre bahwa ada seseorang yang sedang meneleponku.

"Kamu masih disana?" aku bertanya pada Chris

"Ya, kamu sedang bicara dengan siapa?"

"Andre, kamu mau bicara dengannya?"

Lalu tanpa menunggu jawaban darinya aku langsung memberikan telepon pada Andre seraya berkata,

"Nih, Orang yang lo cari."

Aku membungkuk meraih kotak titipan Dini dan meletakkannya di atas kursi tunggu lalu aku duduk di sebelahnya.

"Hei Chris, kamu nggak ikut pulang dengan Didi?"

Meskipun aku duduk tak jauh dari Andre, aku tidak bisa mendengar apa yang dikatakan Chris di seberang sana. Tapi aku bisa melihat Andre mengangguk-anggukkan kepalanya lalu berbicara lagi,

"Baiklah, kuharap kamu nggak menimbulkan masalah disini atau kamu akan berurusan denganku."

Lalu kudengar Andre tertawa.

"Ngomong-ngomong apa pekerjaanmu?"

Aku melototkan mataku mendengar pertanyaan Andre, kupikir dia sedang tidak dalam posisi dan waktu yang tepat untuk menanyakan itu. Walau bagaimanapun terlalu pribadi menanyakan pekerjaan orang lain tanpa alasan yang bagus.

"Tentu saja itu penting." dia menjawab lagi, lalu perhatiannya beralih padaku. "Aku hanya nggak mau kamu menyusahkan Didi di kemudian hari."

Beberapa detik kemudian Andre melebarkan matanya seolah tidak percaya dengan apa yang di dengarnya.

"Kamu serius?"

Lalu dia kembali melirik ke arahku,

"Baiklah Mr. Ambrosse semoga jalan-jalanmu menyenangkan."

Setelah berkata seperti itu Andre menyodorkan ponsel padaku sambil tersenyum dengan cara yang aneh.

"Apa yang dia katakan?" tanyaku menelisik, dari raut wajahnya sepertinya mereka membicarakan sesuatu yang tidak kuketahui.

"Bukan sesuatu yang penting."

Tapi aku tidak percaya.

"Apa yang kalian bicarakan?"

Aku bertanya pada Chris di ponsel.

"The Mens, it's not a big deal."

Karena aku sedang dalam mode malas untuk berdebat dengannya akhirnya aku menerima jawaban Chris apa adanya.

"Yasudah, jika nggak ada lagi yang mau dibicarakan, kututup teleponnya."

Kataku kemudian karena saat itu terdengar pengumuman boarding pesawat yang akan aku tumpangi.

"Hold on, hold on." dia menahanku,

"Ya,"

"It wasn't Julie." katanya tiba-tiba. Pelan. Serius.

"Ya?"

"Kamu bertanya kemarin, apakah itu Julie atau bukan yang meneleponku."

"Oh,"

Aku mengangguk-anggukkan kepala.

"Safe flight, see you soon."

"Ya."

Aku segera menyalakan mode terbang begitu sambungan telepon ditutup dan bersiap-siap untuk mengantre.

"Sori ya kalau Dini ngerepotin elo." Kata Andre saat aku hendak berjalan menuju antrian. Dia menunjuk kotak yang aku bawa.

"Santai, enggak sama sekali kok."

Dia lalu menjabat tanganku sambil berkata,

"Tadinya gue ragu dengan hubungan kalian, tapi sekarang gue mendukung apapun keputusan lo, Di."

Aku menatapnya sebentar menerka-nerka apakah dia hanya meledek atau serius, sepertinya dia serius kali ini maka aku menanggapinya dengan tersenyum sambil mengangguk kecil, menepuk lengannya sebentar seraya mengucapkan salam perpisahan. Aku menatap punggung Andre yang berjalan menjauh dengan perasaan bersalah berpikir jika dia mengetahui yang sebenarnya pasti dia akan sangat kecewa. Aku tidak pernah berniat membohonginya soal Chris, aku bahkan tidak pernah mengatakan padanya kalau aku dan Chris memiliki hubungan seperti yang dia pikirkan. Tapi semuai ini sudah terjadi maka jalan satu-satunya adalah sepertinya aku harus berbicara dengan Chris, mulai berpikir bagaimana cara meluruskan situasi ini tanpa membuatnya kecewa.

AFTER HEARTBREAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang