Katanya wanita hanya bisa menanti. Tapi apakah ada yang tahu apa yang melelahkan dari penantian? Menanti itu termasuk didalamnya bersabar dalam ketidakpastian melihat apa yang diinginkan bisa terjadi dalam hidup ini. Membiarkan alam memberikan pertanda, pertentangan batin dan logika. Jika ada yang pernah merasakan bahwa menunggu terkadang menghabiskan waktu, maka kalian sama denganku.
Dari awal aku sepenuhnya paham, hidupku tidak akan mudah.
Aku anak pertama dari empat bersaudara. Satu-satunya perempuan. Terlahir dari keluarga miskin papa tidak lantas membuatku tidak bahagia. Masa kecilku sangat bahagia, aku tidak kekurangan teman, waktu bermain, waktu belajar, sekolah dan belajar ilmu agama. Yang paling membuatku bahagia adalah orang-orang bilang aku pintar. Sampai suatu ketika seseorang memberitahuku bahwa seiring kemampuan yang besar muncul tanggung jawab yang besar pula. Aku tidak terlalu paham kala itu, namun semakin terang benderang seiring berjalannya waktu.
Karena itulah aku membuat perencanaan sedemikian rupa untuk hidupku, apa saja yang harus kulakukan dan bagaimana aku harus melakukannya sehingga tanggung jawabku satu per satu berhasil kutangani. Akan tetapi dari semua rencana yang kubuat, ada satu hal yang luput dari perhatian. Satu hal yang semakin lama semakin menguras energi dan pikiranku sebagai perempuan. Pertentangan batin dan logika semakin nyata adanya. Logikaku menolak untuk terlalu memikirkannya namun batinku berkata sebaliknya. Ketika kemampuan bertahan sedang mencapai titik terendah, logikaku bersikeras mengatakan "Tuhan, sungguh aku sudah lelah." namun batin dengan lirih berbisik "Bersabarlah, tunggulah sebentar lagi."
Bagiku kesabaran itu seperti angsa di atas danau. Grace and serenity above, demented kicking down below.
Pada kenyataannya, orang-orang tidak tahu bahwa aku melewati malam-malam yang sulit. Orang-orang tidak tahu bahwa, sometimes I spent all the night with sleepless mind, cried uncontrollably without having any idea what's make me cry and how to make myself better. Orang-orang tidak tahu bahwa, I battle with insecurities, self doubts, the thought of "I'm totally a failure, weak, fragile and incompetent." Orang-orang tidak tahu bahwa, sometimes I feel like I'm not loved, not expected, not accepted, not recognized, not a matter to anyone or anything in this entire world.
Orang-orang tidak tahu bahwa, in the middle of crowd, I'm lonely.
I wish I wasn't but I am.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER HEARTBREAK
RomanceUmurku sebentar lagi 30 tahun, single. Ibuku, yang memang hidup in a society that marriage is every woman's expected path to success, tentu saja sudah mulai resah. Yes, orang yang paling sering menanyakan kapan nikah tidak lain dan tidak bukan adala...