Sixteen

878 122 34
                                    

Happy Reading^^


















...

Brak~~

Jongin mendobrak pintu kediaman Zoff.

"O'Coner!" teriaknya memanggil.

Jongin berdiri di ruang utama dengan mengepalkan tangan. Nafasnya memburu menahan emosi yang menggebu dalam dirinya. Rahangnya mengeras dengan tatapan mata yang tajam menusuk. Tak lama Zoff terlihat berjalan santai dari arah dapur. Pria tua itu terlihat memegangi cangkir berisikan teh sambil mengaduknya.

"Kai, ada apa?" tanyanya tenang.

"Kau ingin bermain-main denganku?" tanyanya dengan tajam.

Zoff mengernyit seolah tak mengerti. "Apa yang kau bicarakan?"

"Berhenti membual, Zoff! Kau menyambangi tempat dia bekerja! Apa yang kau rencanakan?!"

Zoff menghela nafas tenang. Dia dudukkan tubuh di sofa dan menyilangkan kakinya.

"Aku sudah memperingatimu baik-baik, Kai. Berhenti bersikap kekanakan dan fokus saja pada pembalasan dendammu terhadap Jeon Sungwon. Melihat kau yang seperti ini membuatku ingin mengapa-ngapakan penyebabnya--" jeda Zoff. "--yaitu wanita itulah penyebabnya"

Prang~~

Jongin melempar vas bunga di meja nakas.

"Kau tidak berhak mengatur hidupku! Aku memiliki kehidupanku sendiri. Kau pikir aku akan menjadi sepertimu?"

Zoff tersenyum samar. "Seorang pembunuh memang seharusnya menjadi sepertiku, yaitu hidup tanpa wanita. Beda urusannya jika wanita itu seorang jalang"

Jongin menarik nafasnya berusaha meredam emosi. "Aku hanya ingin hidup normal seperti pria pada umumnya"

"Tidak ada kehidupan normal di dunia penuh darah. Berhenti merengek, lebih baik sekarang kau beritahu aku mengenai Park Jaebeom"

Jongin tidak langsung menjawab. Dia menatap Zoff tanpa ekspresi. Tangannya yang terkepal perlahan melemah.

"Kai"

"Dia masih bungkam"

Zoff menyeruput tehnya menunggu Jongin melanjutkan ucapannya.

"Dan mengenai James Spilner, aku memilih untuk tidak membunuhnya. Dia memiliki informasi tentang Jeon Sungwon. Ternyata dia adalah salah satu budaknya, sama sepertiku"

"Kejutan"

"Dan Sungwon sudah kembali ke Korea"

Zoff mengurungkan niat menyeruput teh. Dia naikkan tatapan menatap Jongin.

"Tepat setelah James dan Jaebeom sampai di Korea, Sungwon menyusul ke Korea. Bukankah itu sudah sangat jelas?"

"Di mana mereka?"

"Kediaman Hyuna"

"Bawa aku ke sana"

"Mengenai James, dia memiliki pelacak di tubuhnya. Mungkin Sungwon tau di mana keberadaan James. Aku ingin memancing Sungwon dengan James sebagai alat"

The Savage Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang