Happy Reading^^
...
Jongin menghentikan mobilnya tak jauh dari gerbang rumah Somi. Dia keluar dari dalam mobil dan berjalan mendekati gerbang. Baru saja akan menekan bel, gerbang itu sudah terbuka lebih dulu, lantas Jongin turunkan tangannya.
"Jongin-ssi? Kau sudah ditunggu Tuan Jeon"
Jongin mengangguk dan berjalan masuk. Seperti biasa, Myungsoo akan mengantarnya menuju ke dalam. Dan ketika di ruang utama, dia dapat melihat Tn. Jeon yang sedang menikmati secangkir kopi. Setelah berdiri di hadapannya, Myungsoo pergi untuk memberikan privasi.
"Tuan, saya datang" ucap Jongin.
Tn. Jeon tersenyum. Dia rogoh saku celana dan meletakkan sesuatu di meja, menyodorkannya pada Jongin.
"Ini mobil yang akan mengantar jemput Somi"
Jongin lirik kunci mobil di meja. "Tapi saya membawa mobil saya sendiri, Tuan"
"Mobilmu dititipkan saja di sini. Aku tidak mau Somi merasa tidak nyaman karena harus menaiki mobil orang lain"
Jongin mengangguk. "Baik, Tuan"
...
Dalam perjalanan menuju kampus suasana tampak hening. Radio juga dibiarkan mati, sedang dua sejoli di dalam mobil terlihat memilih untuk tetap diam. Somi yang duduk di bangku penumpang hanya menatap jalanan tanpa ekspresi. Tangannya saling bertaut, sebenarnya suasana ini canggung baginya. Mengenai kakinya, Somi sudah merasa lebih baik walaupun masih sedikit sakit, tapi rasa sakit itu tidak seperti pertama kali.
Jongin kendarai mobil masuk ke dalam gerbang kampus.
"Jongin-ssi, kupikir turunkan saja aku di sini. Jangan di pekarangan kampus"
Jongin tidak menimpali dan terus melajukan mobilnya ke dalam. Jongin tepikan mobil di halaman kampus dekat parkiran dan lekas keluar mobil. Dia bukakan pintu penumpang untuk Somi.
"Kau bisa berjalan sendiri?" tanyanya datar seperti biasa.
"Emm, ya" Somi lirik sana-sini karena mungkin jika dia keluar dari mobil maka akan menjadi pusat perhatian para penghuni kampus.
Dia turunkan kakinya dan berdiri. Ketika dia langkahkan kakinya dan berjalan dia sedikit tertatih membuat Jongin dengan sigap menahan tangan bagian atas Somi. Jongin tutup pintu penumpang lalu memegang bahu Somi.
"Kubantu berjalan"
"Emm, tidak usah. Aku bisa sendiri" karena Somi tidak mau semakin menjadi pusat perhatian.
"Jika kau terluka, maka aku yang disalahkan. Kau tanggungjawabku mulai hari ini"
Somi hanya berkedip. Lalu dia pasrah ketika dibantu Jongin untuk berjalan. Beberapa pasang mata memerhatikannya. Pasalnya bertanya-tanya siapa pria di samping Somi itu? Walaupun wajahnya terkesan dingin, tapi tidak menutupi ketampanannya.
"Somi, kakimu sudah baik-baik saja?" tanya seseorang yang menghampiri.
Somi menoleh. "Amber. Emm, ya, kurasa"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Savage
FanfictionDia mengancamnya. Mengancam saksi yang sudah menyaksikan kasus pembunuhan secara langsung. Ini bukan pertama kali baginya membunuh orang, karena dia adalah pembunuh bayaran. "Jika kau ingin hidup, berusahalah tutup mulut. Anggap kau tak pernah meli...