Melepaskan | Fanfiction

19 2 8
                                    

Aku menatap pria yang ada dihadapanku kini, Byun Baekhyun. Kekasihku--Hmm atau mungkin saja hanya aku yang menganggapnya begitu.

Kami bersama sejak 1 tahun yang lalu, namun dia, maksudku Baekhyun tidak pernah menganggapku benar benar sebagai seorang kekasih.

Pelampiasan? Mungkin, baginya aku sekedar mainan.

Aku cukup tau sikapnya yang sangat playboy itu. Jadi aku sudah terlampau biasa.

Diabaikan? itu sudah menjadi rutinitasku. Saat ini saja, saat ada aku dihadapannya dia malah menatap gadis lain yang ada dalam satu lingkup dengan kami. Aku tidak menegurnya, bukankah sudah kubilang kalau aku sudah terbiasa.

Padahal pria itu yang mengajakku makan siang bersama, tapi lihatlah sekarang, saat dia menemukan objek yang lebih menarik. Aku seperti makhluk halus yang tak terlihat.

Cemburu? Haruskah?
Yah, mungkin aku memang cemburu, tapi kembali lagi, aku sudah terbiasa, otak dan perasaanku sudah menetralisir semuanya dengan baik.---Kurasa.

Memangnya aku bisa apa, membentaknya, marah, kesal, memakinya, menampar wajah tampannya itu, meluapkan emosiku? Haha aku tak bisa melakukan itu semua. Bahkan jika dia sedang berkencan dengan gadis lain dihadapku aku akan tetap bungkam.

Alasannya karena aku terlalu mencintai pria Byun yang ada dihadapanku kini.

Bodoh, menyedihkan? Katakan saja aku seperti itu, karena memang begitulah kenyataanya.

"Jika kau mengabaikanku, setidaknya jangan abaikan makanan yang ada dihadapanmu, kau sudah membayar mahal untuk itu." Ucapku datar.

Hal itu berhasil mengalihkan fokusnya, ia menatapku sekilas, lalu menatap makanan-nya tanpa minat. "Pemandangan yang ada disana lebih menarik." Balasnya tak kalah datar.

Aku bungkam, kalau sudah begini aku akan membiarkannya, memakan makananku dalam diam dan berusaha tetap fokus. "Aku sudah selesai." Akhirnya makananku habis juga, entah kenapa terasa sangat lama untuk menghabiskannya padahal porsinya sangat sedikit.

Baekhyun menatapku, mengangkat alisnya sebelah. Aku menghembuskan nafas balik menatapnya. "Aku duluan, aku punya banyak pekerjaan." Setelah mengucapkannya aku langsung beranjak pergi dari tempat itu.

Baekhyun tidak akan peduli, ada gadis yang lebih menarik disana, dan ayolah memang sejak kapan ia akan peduli.

Aku ini hanya kekasih bayangan.

Keluar dari restauran aku langsung menuju mobilku, mengendarainya dengan lambat, aku membiarkan air mataku tumpah begitu saja, isakan isakan kecil lolos dari bibirku yang setengah mati aku tahan, semakin lama semakin deras.

Dasar lemah, harusnya aku tidak mengeluarkan air mata sialan ini. Aku sudah terbiasa, harusnya...Ah ini menyakitkan.

Kali ini saja, aku akan membiarkan air mata sialan ini membasahi pipiku. Haha entah sudah berapa kali aku mengatakannya, aku seorang pembohong yang handal, bahkan untuk membohongi diriku sendiri.

°°

Cahaya mentari pagi masuk melalu celah celah gorden, dari jendela kamarku. Aku terlalu malas untuk beranjak dari atas kasurku.

Hari ini aku tidak bekerja, sepertinya mengurung diri seharian di apartement akan menjadi agendaku hari ini. Tidak akan ada yang mencariku.

Kalau saja perutku tidak minta untuk diisi aku tidak akan rela berpisah dengan kasurku. Tapi, aku butuh makan untuk tetap hidup.

My PeterpanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang