When I'm 12 years old.

28 1 0
                                    

Ingat yah!
Halu boleh goblok jangan.

🐹🐶🐰🐣🐤

Caramel Pov.

Aku berjalan menuju keruang musikku, biasanya saat akhir pekan seperti sekarang aku akan mengunjungi ruangan ini.

Sunyi. Satu kata yang bisa kusimpulkan saat memasukinya, memang tak ada orang lain yang akan mengunjungi ruangan ini kecuali aku.

Ah, kadang houskeeper sewaan mama akan membersihkan nya setiap akhir pekan, kemungkinan sebentar sore ia akan tiba dirumah.

Semua dimulai saat aku berumur 12 tahun, setahun sejak aku pindah dari korea ke indonesia. Aku mulai menyukai musik, dance, basket, sketboard dan banyak hal baru lain nya.

Aku mempelajari semua hal itu dengan sungguh-sungguh, bahkan aku pernah mendapat banyak luka ditubuhku karena belajar sketboard, aku sempat tidak di ijinkan untuk bermain sketboar lagi, tapi karena aku tak ingin menyerah pada akhirnya Mama dan Papa tetap mengijinkanku, dengan syarat aku tidak boleh terluka lagi.

Tapi mana bisa, saat itu aku belum mahir, makanya aku kembali mendapatkan luka meski tak separah yang pertama. Sekarang pun kadang aku juga mendapatkan luka kecil, semacam goresan. Dan itu adalah hal yang biasa terjadi.

Melihat tekatku yang begitu kuat, Mama dan Papa tidak melarangku lagi, mereka mendukungku, aku bersyukur akan itu.

Masa kecilku dipenuhi dengan hal-hal yang mengajarkanku untuk selalu membulatkan tekad, tidak gampang menyerah, dan selalu bersungguh-sungguh dalam mengejar apa yang diinginkan, aku telah banyak melihat kehidupan para trainee.

Salah satu hal yang selalu menginspirasiku hingga sekarang, dalam meraih impian.

Cukup lama terdiam, dengan hanya memperhatikan keadaan sekitar. Mataku akhirnya tertuju pada
grand piano berwarna hitam mengkilap tepat bersebelahan dengan drum milikku, seolah memanggilku untuk segera memainkan nya. Menarikan jari-jariku diatasnya, menekan tuts demi tuts untuk menciptakan nada yang indah. Ini termasuk alat musik favoritku.

Aku memilih untuk memainkan lagu milik Dewa 19  bertajuk Kangen, entahlah aku begitu menyukai lagu itu, suara penyanyinya yang khas serta musiknya juga sangat enak untuk didengar. Perpaduan yang sangat pas menurutku.

Apalagi makna dari lagu itu sendiri, kurasa sangat cocok dengan apa yang kurasakan sekarang meski tidak sama persis.

Aku benar-benar merindukan mereka semua. Mereka yang ada dibelahan bumi yang lain. Berjuta-juta kilometer dari tempatku berada sekarang.

Beberapa dari lirik lagu itu membuatku meneteskan air mata, benar-benar menyentuh.

Semua kata rindumu
Semakin membuatku tak berdaya
Menahan rasa ingin jumpa
Percayalah padaku aku pun rindu kamu
'Ku akan pulang
Melepas semua kerinduan
Yang terpendam.

Aku menyelesaikan permainan Pianoku, dengan  menyanyikan bagian terakhir dari lagu itu, penuh penghayatan.

Suaraku mungkin tidak terlalu buruk untuk didengarkan. Tapi, aku tidak pernah memperdengarkan nya pada siapapun, kecuali mama dan papa juga Saguna tentunya.

Bukan tidak pede, aku tidak mau saja. Semua akan ada saatnya.

Saguna sudah mengerti akan hal tersebut.
Saguna adalah, teman, sahabat, bahkan dia seperti abang bagiku, meski dia kadang menyebalkan. Tapi, aku tetap bersyukur bisa memiliki dia dalam hidupku.

Aku tau, dia begitu menyayangiku, seperti aku menyayanginya, dia akan menjagaku dari siapapun yang ingin menyakitiku, sangat perhatian, dan akan sangat melindungi privasiku.

My PeterpanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang