"Gue kira dia udah pulang" ucap Nara sedikit terkejut. Ketika mendapati seorang lelaki tengah duduk dengan menumpang kakinya. Tepatnya di bangku yang menghadap lapangan.
Nara yang baru saja keluar toilet menghampirinya. "Thanks ya" ujarnya. Kemudian Naga menyadari keberadaan gadis itu.
Naga mengangguk sambil tersenyum tipis. "Yaudah kita pulang, yuk."
Mereka berjalan bersebelahan menuju parkiran utama SMA Pelita. Sedari tadi, Nara sibuk menurunkan roknya, yang dirasa terlalu pendek.
"Ternyata ini lebih pendek daripada punya Khanza tadi" gumamnya. Namun karena jaraknya dengan Naga sangat dekat, membuat lelaki itu mendengarnya.
"Tadi rok Khanza?" tanyanya.
"Iya," Nara menganggukan kepalanya. "Gue pms dadakan, untungnya Khanza bawa rok cadangan." tuturnya.
Naga mencerna. Itu berarti Nara dihukum gara-gara memakai rok Khanza. "Berarti ini salah paham, seharusnya lo nggak dihukum dong." ujarnya.
"Tetap aja ini salah gue."
Naga menggeleng-gelengkan kepalanya. "Lo harus jelasin ini, sih, sama Alam." sambungnya. Naga masih tidak terima Nara dihukum, apalagi bukan sepenuhnya salah gadis itu.
"Percuma, dia gak akan terima alasan apapun."
Pembahasan tentang rok. Membuat keduanya tak terasa, mereka sudah tiba di parkiran utama.
Naga melihat Nara terus berjalan hendak menuju gerbang dan melewati parkiran motor itu. "Mau kemana?" tanyanya.
"Pulang lah!" jawabnya. Lalu ia kembali berbalik. Ketika kakinya hendak melangkah maju. Naga mencekal pergelangan kirinya.
"Pulang bareng gue." ungkap Naga dengan tatapan teduhnya.
Nara melepaskan tangan lelaki itu yang melingkar kuat pada pergelangan tangannya. "Gue udah pesen ojek."
"Kapan?" Naga tidak yakin dengan ucapan Nara. Karena sedari tadi gadis itu terus bersamanya, dan ia tidak melihat Nara memainkan ponselnya.
"Jok belakang gue masih kosong, lo gak berniat buat mengisinya?" Naga menaik turunkan alisnya. Berharap Nara mau ikut dengannya.
Nara memutar bola matanya malas. "Gue akan jadi cewek ke berapa yang duduk disitu?"
Naga tampak menghitung dengan jarinya. Hal itu membuat Nara mendecih pelan. "Gak akan kehitung, udah terlalu banyak soalnya."
"Kata siapa?" tanyanya. Nara terdiam tak berniat menanggapinya.
"Lo jadi yang kedua, setelah bunda. Dan gue pastiin gak akan ada lagi selain kalian berdua" tuturnya.♡♡♡
Setelah melakukan berbagai cara untuk membujuk, akhirnya Nara menerima tawaran Naga untuk diantar pulang olehnya.
"Ayo! keburu hujan, nih," ucap Naga yang sudah duduk diatas motor kesayangannya. Sedangkan Nara masih sibuk memakai helmnya. Ralat! Helm Pak Mamat maksudnya. Naga yang meminjamnya tadi.
"Sabar dikit, kenapa!" kesal Nara.
Nara mulai menginjakan kaki pada pijakan di motor itu. Namun ia kesulitan untuk mendaratkan tubuhnya.
"Susah banget sih!" gumamnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/254184254-288-k621316.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
NARANAGA [REVISI]
Teen FictionSEDANG DI REVISI KESELURUHAN! BAIK ALUR CERITA MAUPUN KARAKTER TOKOH. JADI JANGAN KAGET JIKA MENEMUKAN KETIDAKSESUAIAN DENGAN CERITA SEBELUMNYA. ENJOY THE READING :) "Ini tentang anganku mendapatkanmu, berusaha keras untuk bisa bersamamu, walau ken...