17. Bersama

21 15 14
                                        

Sudah hampir tiga minggu, Fadlan tidak bertamu ke rumah Nara. Biasanya lelaki itu kerap mampir setaip hari, meski hanya untuk sekadar numpang makan ataupun numpang tidur. Namun belakangan ini dia sibuk dengan tugas-tugas kuliah yang kian hari terus bertambah.

Di minggu pagi yang cerah ini, Fadlan sudah berdiri di halaman rumah Nara. Lengkap dengan pakaian olahraga, juga sepeda modern miliknya yang terparkir disana.

Tak lama gadis yang ditunggunya pun keluar. Ia menggiring sepeda pinky dari garasi. "Sorry lama ya, kak" ucapnya.

"Nggak kok," sahutnya dengan senyum tipis. "Udah siap kan?" tanya Fadlan.

"Siap dong! Lets go!!" serunya bersemangat.

Mereka mengayuh sepedanya perlahan. Fadlan yang berada di belakang mulai mensejajarkan jalan sepedanya dengan Nara. Hingga akhirnya mereka bersebelahan.

"Rutenya kemana, nih?" tanya Fadlan.

Gadis itu nampak berfikir sejenak sebelum menjawabnya.
"Ke Danau aja yuk," kata Nara yang langsung mendapat bantahan dari Fadlan.

"Kejauhan." ungkapnya.

"Huhh dasar remaja jompo!"


"Ye sembarangan! Kakak kan udah naik sepeda dari kontrakan ke rumah kamu, pantes aja kalo ngeluh kecapean."

"Kak Fadlan lemah!" ucap Nara kesekian kalinya.

"Oke siapa takut, kita ke Danau sekarang juga." Fadlan lantas mengayuh sepedanya lebih dulu.

"Kak Fadlan tungguin ihh..."

♡♡♡

Fadlan menepikan sepedanya ketika menyadari Nara tertinggal jauh di belakang. 

"Ra, ayo!" teriaknya.

Terlihat gadis itu tengah duduk dibawah pohon sambil memegang perutnya. Hal itu membuat Fadlan mengayuh sepedanya menghampiri Nara.

"Perut aku tiba-tiba sakit kak" kata Nara.

Fadlan lantas turun dari sepedanya dan berjongkok di dekat Nara. "Kenapa? tadi udah sarapan kan?" tanyanya. Nara mengangguk.

"Tunggu sini ya, Kakak beli minum dulu" ucapnya sebelum kembali menaiki sepedanya dan mengayuhnya menuju warung terdekat.

Tak berapa lama Fadlan kembali dengan membawa sebotol air mineral untuk diminum Nara akhirnya.

"Kita pulang aja ya, biar kak Fadlan boncengin."

Nara menggeleng. "Ara mau ke Danau, makan mie ayam mang jamal"

"Kapan-kapan kita kesana, kakak khawatir kalau kamu kayak gini. Kita pulang aja ya?"

Setelah menempuh perjalanan cukup jauh. Mereka akhirnya tiba di sebuah Danau yang cukup ramai. Mereka memarkirkan sepedanya.

Nara menumpu tangannya pada kedua lutut. badannya membungkuk. "Huhhh.. lumayan capek juga ternyata"

"Bukan lumayan lagi, tapi ini emang capek banget"

Mereka berjalan bersebelahan. Menuju tempat duduk yang kosong.

"Laper nggak?" tanya Fadlan dan dijawab anggukan oleh gadis di sebelahnya. "Mau makan apa?" tanyanya kemudian.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 03, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NARANAGA [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang