Hari ini, Alleta kembali masuk sekolah setelah 3 hari beristirahat di rumah. Sebenarnya Alleta ingin masuk sekolah sejak kemarin, tetapi Gavin melarangnya karena alasan Alleta belum sembuh benar.
Kenapa Alleta mengikuti permintaan Gavin untuk istirahat di rumah selama 3 hari? Karena... Gavin mengancam tidak akan mengajak Alleta makan mie ayam kalau Alleta tidak mengikuti perintah Gavin.
Tok! Tok!
"Alleta! Lama amat siap-siapnya, bersemedi?"
"Iya, sebentar lagi!" teriak Alleta sambil kembali menyisir rambutnya, lagi-lagi rontok dan tidak sedikit.
"Sebentar lagi apaan?! Lo dari bilang itu udah lebih dari sepuluh kali dan gue udah nunggu lo selama dua jam lebih, Alleta!"
"Kamu ini, Vin. Cuman nunggu dua jam aja ngeluh!" celetuk Alleta membuat Gavin membuatkan matanya.
"Alleta! Kalo lo nggak keluar sekarang juga gue dobrak ini pintu!" teriak Gavin terdengar serius.
Alleta yang mendengar itu dengan cepat membuka pintu kamarnya, seperti tidak memiliki dosa Alleta hanya terkekeh pelan.
"Jangan dong, nanti kamu ganti, mau?" tanya Alleta yang dibalas tatapan datar dari Gavin.
"Masih pagi, Vin. Jangan datar-datar, senyum dong! Masa sama pacar sendiri datar!"
Gavin tersenyum manis, membuat jantung Alleta senam di pagi hari seperti ini. "Senyum gue mahal. Nggak semua orang bisa liat, lo... termasuk yang paling beruntung bisa liat senyum gue."
"Punya cowok, kok narsisnya kebangetan. Rasa ingin timbun di sumur aja." gumam Alleta pelan, tetapi masih dapat didengar oleh Gavin.
"Sebelum lo timbun gue di sumur, gue duluan yang lempar lo ke Segitiga Bermuda. Lo kecil jadi gampang, diangkat satu tangan juga bisa, enteng banget malah."
Alleta membulatkan matanya, niatnya Alleta ingin membuat Gavin kesal, tetapi justru sebaliknya sekarang dia yang kesal.
"Kasian kecil. Makanya gede, ya biar nggak di lempar pakai satu tangan."
"BODO AMAT, LO JELEK!" teriak Alleta kemudian berjalan dengan cepat meninggalkan Gavin yang tertawa melihat tingkah kesal Alleta, sangat menggemaskan menurutnya.
"Alleta, udah mau berangkat? Loh, Gavin mana?" tanya Clarisa saat melihat Alleta yang berjalan cepat dengan wajah di tekuk seperti angka 9.
"Mati! Ketimbun di sumur, Bun!" Usai mengatakan itu Alleta kembali berjalan dengan cepat keluar dari rumahnya, disusul oleh Gavin.
"Dasar cinta anak muda, sukanya dikejar dan mengejar." Clarisa terkekeh kecil kemudian kembali melanjutkan pekerjaannya dengan laptop.
_FOE_
"Udah dong marahnya, Alleta."
"Kan, lo duluan yang ngeledekin gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend Or Enemy? [TERBIT].
Teen Fiction(SIAP-SIAP MENGURAS EMOSI) Sebagian part sudah dihapus demi kepentingan penerbit, siapa suruh tidak baca?:v beli novelnya supaya bisa baca. Tema: FRENEMY. Kita adalah dua orang yang saling menyakiti dan tersakiti, baik secara sadar ataupun tidak. ...