"Thanks, Vin. Mau mampir?" tanya Alleta.
"Kali ini gue mampir, deh." Delvin turun dari motornya dan berjalan di samping Alleta.
"Bunda, Alleta pulang!" Teriakan Alleta membuat Clarisa yang sedang berada di halaman belakang cepat-cepat ke ruang tamu untuk melihat Alleta, karena ini masih sangat pagi dan Alleta sudah pulang.
"Alleta, kamu udah pulang? Tumben cepat, Nak? Astagah! Kenapa kening kamu, bibir kamu!" panik Clarisa.
"Ehem! Maaf tante. Kenalin nama saya Delvin, saya teman sekolahnya Alleta. Itu, Alleta tadi kepeleset di kamar mandi jadinya begitu," ujar Delvin menjelaskan pada Clarisa yang tentu saja berbohong, sesuai permintaan Alleta.
"Tapi kamu nggak parah kan, Nak? Masih sakit? Alleta mau istirahat?" Terlihat jelas kekhawatiran di wajah Clarisa.
"Alleta nggak apa-apa, Bun. Oh iya, Alleta masih ada yang mau diomongin sama Delvin."
"Yaudah kalo kamu ngerasa udah baikan. Ayok duduk, Nak Delvin. Tante buatin minum dulu buat kalian, ya." Clarisa berjalan menuju dapur meninggalkan Alleta dengan Delvin yang langsung duduk di sofa ruang tamu.
"Vin, sorry sebelumnya. Gue mau tau aja kenapa lo khawatir banget sama gue?" tanya Alleta menatap Delvin dalam.
"Karena lo penting, Alleta." Jawaban Delvin menimbulkan tanda tanya di kepala Alleta.
"Penting buat siapa?"
"Buat seseorang yang butuhin lo tetap di kehidupannya."
Alleta mengembuskan napasnya pelan, Delvin seperti memberikannya teka-teki. "Siapa orangnya?"
"Lo kenal orangnya." Jawaban Delvin membuat Allet sedikit berdecak kesal.
"Ck! Iya, siapa?!" tanya Alleta dengan suara sedikit meninggi.
"Oke, tapi kalo gue kasih tau. Jangan jauhin gue." Alleta mengangguk, memangnya kenapa juga dia harus menjauhi Delvin?
"Orangnya–"
"Nih! Lemon teh buat kalian, Bunda ke belakang lagi ya nyiram tanaman yang belum disiram tadi." Alleta tersenyum menanggapi Clarisa yang melangkah pergi kembali ke halaman belakang.
"Siapa orangnya, Vin?" tanya Alleta membuat Delvin yang sedang minum lemon teh miliknya tersedak.
"Eh, sorry-sorry, pelan-pelan makanya. Jadi keselek, kan." Alleta mengambil tisu dan memberikannya pada Delvin.
"Ya, lo kalo nanya liat-liat dong gue lagi ngapain," desis Delvin, sedangkan Alleta hanya terkekeh pelan.
"Yaudah, jawab pertanyaan gue."
"Yang mana?"
"Yang tadi!"
"Tadi mana?"
"Delvin, serius!" Delvin tertawa melihat wajah cemberut Alleta, tampak sangat imut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend Or Enemy? [TERBIT].
Teen Fiction(SIAP-SIAP MENGURAS EMOSI) Sebagian part sudah dihapus demi kepentingan penerbit, siapa suruh tidak baca?:v beli novelnya supaya bisa baca. Tema: FRENEMY. Kita adalah dua orang yang saling menyakiti dan tersakiti, baik secara sadar ataupun tidak. ...