Five

251 101 382
                                    

   Alleta tersenyum saat memberikan helm pada Delvin, tentu dibalas dengan senyuman yang tidak kalah manis oleh Delvin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alleta tersenyum saat memberikan helm pada Delvin, tentu dibalas dengan senyuman yang tidak kalah manis oleh Delvin. "Vin, mau mampir ke dalam?" tawar Alleta.

"Udah sore banget, Al next time gue mampir."

Alleta mengangguk mengerti. Memang sudah sangat sore bahkan terlihat lagit sudah gelap, sepertinya akan terjadi hujan. "Yaudah, Vin lo hati-hati ya. Udah mendung, kayanya mau hujan."

Delvin mengikuti arah mata Alleta yang menatap langit. Benar sudah gelap, bahkan suara gemuruh petir juga terdengar. "Iya, Al salamin buat bunda lo ya. Gue pamit."

"Pasti gue salamain. Thanks,Vin udah nemenin gue hari ini," ujar Alleta dengan senyuman manisnya.

"Lain kali kalo mau ditemenin lagi, hubungin gue aja." Delvin menyalakan motornya setelah dia memakai helm tadi, "Gue balik, see you tomorrow."

"See you, Vin." Alleta melambaikan tangannya saat motor Delvin sudah melaju meninggalkan halaman rumahnya.

Alleta sedikit mempercepat langkahnya saat gemericik hujan sudah turun, sebut saja gerimis. "Bunda, Alleta pulang!" teriak Alleta saat membuka pintu rumahnya.

"Ada Nona Alleta. Habis dari mana, Eh?" sindir Allisa dengan menaikan alisnya.

"Habis dari Gramedia, biasa beli novel. Lo, kapan datang?" Alleta menghempaskan tubuhnya ke sofa, disusul Allisa duduk sampingnya.

"Oh, sambil kencan sama pacar?" tanya Allisa menatap dalam Alleta.

"Pacar? Siapa? Delvin?" Allisa mengganguk menjawab pertanyaan balik dari Alleta, "Ya, nggak lah, Allisa. Gue sama Delvin itu cuman temenan, lagian, ya dia juga udah nemuin cewek yang bisa ngeluluhin hatinya."

"Hah?! Siapa-siapa? Cantik ceweknya?" tanya Allisa antusias.

"Gue nggak tau siapa cewek yang dimaksud Delvin. Tadi dia mau ngasih tahu gue, cuman... keburu Bunda nelfon jadinya kepotong deh."

"Terus, lo nggak nanya lagi?" tanya Allisa lagi dengan wajah yang terlihat serius.

"Nggak. Ngapain gue nanya? Itu urusan pribadinya dia keles! Tanpa gue nanya, nanti kalo Delvin udah jadian sama tuh cewek, gue juga bakal tau tanpa nanya."

"Kenapa lo nggak nanya lagi, sih?!" sungut Allisa yang membuat Alleta mengerutkan keningnya.

"Lah, emang kenapa? Oh, jangan bilang lo suka ya sama Delvin? Serius lo suka sama Delvin? Cie-cie nggak jadi benci dong?"

Cetak!

"Gue nanya bukan berarti gue suka sama dia! Gue cuman mau dia berhenti aja gangguin gue." Ucapan Allisa membuat Alleta menatapnya tambah bingung.

"Maksudnya?" tanya Alleta dengan wajah polos seolah tidak mengerti dengan apa yang dikatakan Allisa.

"Ish! Lemot banget sumpah! Ya, lo mikir aja kalo Delvin punya cewek otomatis dia nggak bakal ganggu gue lagi. Jadi, nggak ada yang mergokin gue pas gue terlambat sama manjat tembok." Allisa jujur. Dirinya memang ingin bebas dari gangguan Delvin.

Friend Or Enemy? [TERBIT].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang