Demi monyet ye, itu mencet bintang di pokoknya kiri bawah nggak bikin jempol lu pada jerawatan, keram, apalagi bisulan.
Happy Reading.
●
○
●
○"KEMARI KALEAN SEMUA! BIAR KU HANTAMKAN PALA KALEAN ITU DENGAN GAGANG SAPU! PUTUS PALA KAU SEMUA HEI!" Teriakkan dengan logat medan yang kental itu menggema di seluruh loby sekolah mengawali pagi yang cerah ini, kenapa? ya apalagi kalau bukan ulah anak anak Vendar yang tiada akhlak dan adab itu.
"MANTEP KAN PAK HADIAH DARI KITA?! MANTEP LAH! KAN EMANG PAK RUSDI SEORANG YANG PALING KITA SAYANG." Jawaban tak berotak itu terlontar begitu saja dari mulut manis seorang Nevan Anselion yang paling kita cintai itu. Oh iya ngomong ngomong masalah itu, jika kalian bertanya kenapa pak Rusdi pagi pagi sudah teriak teriak konser di loby, apa ulah yang dilakukan anak anak Vendar? jawabannya adalah karena pak Rusdi yang tampan itu sudah dijejali oleh kodok, padahal sudah jelas jika ia takut dengan kodok.
Sedangkan anak anak Vendar dengan santai nya pergi ke kantin, haus katanya.
"SUMIATI! JUS MANGGA KAYAK BIASA." Lihat, kalian bisa lihat betapa nyolotnya seseorang Nevan Anselion, ini lah bentuk jika waktu kecil bukan dikasih ASI melainkan air ketuban.
"bisa nggak sih lo jangan teriak teriak Van? capek kuping gw dengernya! lo mesen minuman aja kayak pengen ngajak orang tauran." Kata kata protesan itu keluar dari bibir tebal seorang Alvino Anderson
"bacot, iri kan lo sama gw yang punya suara merdu kayak Afgan gini?! iri bilang kawan! hahay."
"anak setan satu ini belom pernah di tabok monyet rupanya, Zam, tabok Zam!" Ucap Kevin menimpali.
"Kalo gw monyet, lo tainya"
"....."
"YAHAHAYAHAHAHAHAHHA! MAMPUS KICEP!" suara tawa mirip kuntilanak sedang lahiran pun menggema di seluruh kantin, suara siapa lagi kalau bukan suaranya Nevan Anselion
Oh iya, jika kalian mencari tokoh utamanya yaitu si Zidan Almahran, jawabannya adalah ia belum datang, lagi pula mana mungkin juga seorang Zidan tidak datang mepet mepet waktu bel sekolah.
.........
Kring... Kring...
Bel sekolah Sma Argaritma pun berbunyi. Anak anak kelas 10 sampai kelas 12 berhanburan untuk pulang, karena sesungguhny sekolah adalah tempat penyiksaan otak.
"Woi, kita ke depan yuk, jalan baru sono. makan ketoprak, mak dedeh katanya ada menu baru." Ajak Ranisa, memang sih sore sore begini enaknya makan ketoprak.
"AYOK LAH TOPRAK! LAPER GW!" Amel menyahuti. Dan yang lainnya hanya menganggukan kepala tanda setuju akan usulan Ranisa.
.....
"Ra, itu kak Zidan sama temen temennya kan?" Tanya Marsella sambil nunjuk ke arah Zidan dan teman teman nya menggunakan dagu nya. Aurora yang ditanyai pun menoleh ke arah Zidan dan melambaikan tangannya.
Zidan yang melihat Ranisa pun menghampirinya lalu mengajaknya pulang bersama. "Ra, ayo pulang"
"Cie Cie piwwwit cie Zidan, gercep bener kek takut diambil maling." Ujar Nevan mengompori. Dan yang lainnya ikut ikutan membawa sensasi.
"Cieeeeee ada curut kejepit bunyinya ciciccuit"
"Liat deh mukanya Aurora merah banget kayak buto merah." Nah ini, ucapan ngawur seorang Amel pun terlontar, perasaan dimana mana buto itu ijo, kenapa jadi merah?
KAMU SEDANG MEMBACA
ZIDAN
Teen Fiction-semuanya berawal dari ketidaksengajaan, yang menjadi awal kisah kita- Ini cerita tentang lelaki dingin, pemaksa, dan tegas. Siapapun yang melihat tatapannya yang tajam pasti akan ketakutan. Ketua Geng Vendar yang tidak hanya di takuti SMA Argaritma...