8| V E N D A R

160 27 89
                                    

Selamat membaca cerita Zidan
••••
Lo asik kita santai, lo usik kita bantai
-Vendar
.
.

Sepanjang perjalanan pulang tidak ada percakapan antara Zidan dan Aurora. Zidan yang sibuk mengendarai motornya dengan Aurora dibelakangnya yang sedang melihat keadaan sepanjang jalan. Saat sedang keadaan macet, Zidan melirik kearah kaca spion motornya, terlihat Aurora yang sedang melihat sekitar.

"Ra," Panggil Zidan yang membuat Aurora menoleh kearah spion motor.

"Iya?" Sahut Aurora sambil melihat Zidan dari kaca spion motor.

"Pegangan Ra" Ucap Zidan yang membuat Aurora gugup seketika. Dengan ragu-ragu Aurora memegang ujung jaket Zidan.

"U-udah" Ucap Aurora gugup.

"Bukan gitu Ra" Ucap Zidan kemudian dia meraih kedua tangan Aurora dan melingkarkannya di pinggangnya.

"Tapi gini" Lanjut Zidan sambil tersenyum tipis. Jantung Aurora seketika berdetak cepat, dia menyembunyikan wajahnya dibalik punggung Zidan sambil tersenyum. Zidan, dia selalu bisa membuatnya gugup dan tersenyum secara bersamaan.

Saat lampu merah sudah berhenti menyala, Zidan melanjutkan perjalanannya menuju rumah Aurora. Selama perjalanan Zidan tersenyum tipis. Aurora, dia bisa membuat Zidan tersenyum dengan tingkah lakunya. Sekarang Zidan yakin, dengan Aurora dia akan bahagia tanpa mengenal kata sedih. Mulai sekarang, Aurora adalah salah satu alasan dia bahagia tanpa harus melakukan apapun.

*skip bucin anjr, gue yg ngetik uwuphobia, mana gue gak ada doi lagi

Tak lama kemudian, mereka sampai didepan rumah Aurora. Aurora turun dari motor kemudian dia melepas helm nya dan memberikannya ke Zidan.

"Em, makasih ya. Mau mampir dulu?" Ucap Aurora

"Gak, langsung aja" Jawab Zidan yang diangguki Aurora.

"Yaudah, gue masuk dulu ya. Hati-hati dijalan" Ucap Aurora. Saat Aurora ingin berbalik untuk masuk ke rumahnya, Zidan menarik tangan kanan Aurora secara tiba-tiba kemudian mencium tangannya dengan lembut. Aurora kaget. Lagi dan lagi Zidan membuat nya gugup.

"Gue duluan, assalamualaikum" Ucap Zidan kemudian pergi meninggalkan Aurora yang berdiri mematung.

"Waalaikumsalam" Jawab Aurora pelan kemudian dia dengan cepat masuk ke rumahnya.

••••

Zidan menjalankan motornya secara perlahan. Dia masih membayangkan wajah Aurora tadi. Aurora selalu bisa membuatnya tersenyum dengan tingkahnya. Bahkan cukup dengan melihat wajah Aurora saja Zidan sudah tersenyum.

Zidan tidak menyadari, jika sedari tadi ada kumpulan geng motor yang mengikutinya dari belakang. Sampai salah satu dari mereka menghadang Zidan, yang membuat Zidan mau tak mau mengrem motornya secara mendadak.

"Diamor," Batin Zidan. Ya, Geng Diamor. Salah satu musuh besar Geng Vendar. Geng Diamor yang diketuai oleh Atlaska Raivano Graisse, seorang remaja lelaki yang berbadan tinggi dan keras kepala.

"Zidan Almahran," Ucap Atlaska sambil turun dari motornya menghampiri Zidan.

"Mau apa lagi lo?" Tanya Zidan dengan ekspresi datar.

ZIDANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang