Selamat Membaca Cerita Zidan
• • •
Sesayang apapun lo sama dia, tapi nggak ada kata 'kita' lu bisa apa?
.
.
.Matahari sudah tunduk senyum di ufuk barat, tanda pekerjaan ia telah selesai dan akan berganti dengan bulan. Aurora melihat pemandangan itu dari atas balkon kamarnya dengan amat sangat senang. Ya, senang! Segala perlakuan manis Zidan terhadap dirinya tadi siang memang membuat Aurora ingin gila setengah mati. Yah oke, berlebihan.
Langit yang tadi nya berwarna orange karena senja berubah menjadi biru ketua-an. Bulan pun tampaknya sudah siap mengerjakan tugas nya. Perlahan Aurora menikmati semilir angin malam. Angin menerpa rambut nya.
Setelah menikmati senja, Aurora masuk ke kamar dan mengerjakan kewajiban dirinya untuk sholat maghrib. Tenang saja, Aurora tidak lupa mengerjakan kewajiban nya.
Aurora lanjut mengerjakan tugas sekolah nya yang sudah menumpuk tiga hari belakangan ini. Dan deadline semua tugas nya besok. Memang, Aurora sangat susah untuk mengumpulkan niat nya. Setelah berhari-hari mengumpulkan niat, dia sepakat dengan akal nya akan mengerjakan malam ini dan tidak janji akan selesai.
"Anjirr, tugas dari Pak Paulus banyak banget. Mana susah lagi! Gila kali tuh guru!" Aurora menyumpah dengan sangat geram.
Satu jam Aurora berperang dengan tulisan dan soal-soal di buku cetak Biologi di hadapan nya. Padahal baru satu pelajaran ia sudah menyerah. Aurora menenggelamkan wajah nya ke dalam lipatan tangan nya.
"BODOAMAT!" Aurora sudah frustasi.
Dengan segera Aurora mengemaskan buku cetak dan buku tulis nya. Dia memutuskan untuk berhenti mengerjakan. Peduli amat dengan tugas-tugas yang menumpuk, pikirnya.
Aurora berjalan menuju keluar kamar dan menuruni tangga. Ia sangat lapar sekarang. Dia menuju dapur dan tidak nenemukan apa-apa di atas meja makan.
"Bi!" Aurora memanggil asisten rumah tangga nya.
"Bibi!" Ulang nya.
"Eum... Bibi udah tidur kali ya." Aurora berbicara dengan diri nya sendiri.
Kemudian dia melanjutkan perjalanan nya ke arah kompor dapur nya. Membuka lemari bahan-bahan makanan, dan ya! Dia menemukan sesuatu di sana. Sepertinya cocok untuk di jadikan penjanggal perut sampai besok pagi.
Kalian tau? Sepertinya tidak perlu di sebutkan, orang Indonesia asli sudah tentu mengetahuinya.
Dengan cepat Aurora memasaknya. Lapar nya sudah tidak tertahan sekarang. Terakhir dia makan pas istirahat sekolah di kantin tadi. Kebayang gimana rasa lapar nya?
Setelah selesai masak, Aurora memotret dan menjadikan nya story Instagram ala-ala estetik remaja Indonesia.
Dengan segera, Aurora menyantap nya. Tak lupa pula lagu Umbrella dari penyanyi Rihanna sebagai pelengkap nya.
When the sun shine, we shine together
Told you I'll be here forever
Said I'll always be your friend
Took an oath, I'ma stick it out to the end
Now that it's raining more than ever
Know that we'll still have each other
You can stand under my umbrella"YOU CAN STAND UNDER MY UMBRELLA, ELLA ELLA EH EH EH, UNDER MY UMBRELLA, ELLA ELLA EH EH EH," teriak Aurora mengikuti lagu. Hati-hati keselek, Neng.
Malam itu Aurora menghabiskan sebungkus mie instan goreng dengan nikmat. Tapi, perasaan nya ada yang kurang. Entahlah aku pon tak tau...
Setelah menyantap mie instan, Aurora segera mengemaskan piring dan mencuci nya sendiri. Benar-benar idaman! Kayak author nya. PLAK!
KAMU SEDANG MEMBACA
ZIDAN
Teen Fiction-semuanya berawal dari ketidaksengajaan, yang menjadi awal kisah kita- Ini cerita tentang lelaki dingin, pemaksa, dan tegas. Siapapun yang melihat tatapannya yang tajam pasti akan ketakutan. Ketua Geng Vendar yang tidak hanya di takuti SMA Argaritma...