Selama perjalanan pulang Wooyoung hanya diam saat ini membuat banyak pertanyaan di dalam kepala San.
Dilihat dari wajahnya San tahu wooyoung nya pasti mengantuk. Sehingga ia mempercepat laju motornya agar cepat sampai. Selain Wooyoung yang mengantuk ini malam kian larut dan sangat dingin,apalagi Wooyoung hanya memakai seragam sekolah. Kasihan kan nanti kedinginan.
San masih bingung dengan kejadian itu, sebenarnya apa suara yang Wooyoung dengar?? Kenapa tiba-tiba dia takut ketika San menembak? Memangnya ada yang salah dengan pistol mainan?
San harus cari tahu tentang Wooyoung.
Sesampainya dirumah Wooyoung tidak selesu tadi. Wooyoung terlihat lebih tenang walau mungkin masih takut.
Setelah mandi tadi Wooyoung kembali mengantuk.
"Wooyoung, sini" San menepuk spot kosong di sebelah nya. Wooyoung yang sudah mengantuk itu langsung mengikuti San.
"Peluk?" San melebarkan tangannya. Wooyoung menatap polos San lalu mulai masuk kedalam pelukan San walaupun ragu ragu.
"Katanya jika orang sedih itu butuh pelukan" ujar San.
"Setelah dipeluk orang itu akan lebih membaik. Wooyoung lebih baik?"
"Em baik" angguk Wooyoung.
"Wooyoung, San boleh bertanya?"
Wooyoung mengangguk pelan.
"Disana wooyoung mendengar suara apa?"
Wooyoung terdiam untuk sebentar selanjutnya ia hanya menggeleng. "Bukan suara apa apa San, Wooyoung sudah lupa, hehe"
San rasa bukan itu jawaban yang sebenarnya, jelas jelas Wooyoung hampir menangis disana bagaimana jadinya bisa lupa?
"Wooyoung jangan berbohong, nanti hidungmu panjang" San mencubit tulang hidung Wooyoung membuat Wooyoung tersenyum.
"Wooyoung punya cerita? Ayo ceritakan pada San"
Wooyoung menggeleng di dalam sana. "Bukan apa apa, San"
San paham betul tentang perasaan seseorang. San itu masuk les psikologi, jadi mana bisa Wooyoung berbohong perasaannya pada San. San tahu Wooyoung nya sekarang sedang merasa takut.
Tapi masalahnya... San tidak tahu apa yang membuat Wooyoung takut.
"Baiklah jika Wooyoung belum mau bercerita. Tapi lain kali Wooyoung jangan memendam ketakutan Wooyoung seorang diri. Disini ada San, Wooyoung bisa selalu bercerita tentang apapun pada San. Janji?"San mengangkat jari kelingking nya.
"Em janji" Wooyoung menautkan kelingking mereka.
Bisa bisanya San berucap seperti ini pada orang lain, padahal dirinya saja masih memendam semua masalah sendiri walaupun dia mempunyai sahabat tapi San rasa ceritanya masih terlalu banyak untuk di ceritakan pada semua sahabatnya.
Kadang kita bisa berbicara bijak di depan orang lain dan mempunyai solusi untuk masalah mereka. Sedangkan untuk diri kita sendiri malah otak itu buntu tanpa solusi dan berakhir masalah itu dipendam sendiri.
☘ ☘ ☘
Gelap hitam ruangan sempit itu membuat pria kecil ini kesusahan untuk bernafas. Gurat nadinya berdetak dengan cepat, dan dia hanya bisa mengucapkan dua kata penuh arti....
"Tolong ibuku"
Pria kecil nan manis itu berusaha mendobrak pintu kamarnya. Sungguh ingin dia keluar dan memeluk ibunya, melindungi ibunya dan mencium ibunya untuk sekali lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
#4. 𝐑𝐄𝐁𝐎𝐑𝐍 : 𝘴𝘢𝘯𝘸𝘰𝘰 ✓
Fiksi Penggemar최산 & 정우영 ─ when an innocent and sweet child enters San's life. But, who this child? Who Jung Wooyoung? "god,please take me and be reborn" Wooyoung butuh pelukan dan San tahu itu. San bilang Wooyoung itu harus dia jaga dan jangan lukai hati polosnya ...