"Panas? Udaranya sejuk Kaiyo."
Kisa dan Kaiyo masih di tempat yang sama, dengan kondisi wajah Kaiyo yang masih memerah. Tangan gadis berambut merah itu masih setia menutupi wajahnya yang sebenarnya cantik itu.
"Pokoknya panas." tegas Kaiyo. Kisa mengerjapkan matanya beberapa kali, berusaha membaca keadaan. "ASTAGA! Aku baru sadar, hahaha!" kemudian gadis itu tertawa kencang. "Pft Tsukishima ternyata bisa seperti itu juga." gumam Kisa.
"Begitu bagaimana?!"
"Hahaha, santai Kaiyo. Pasti kuberi tahu. Kau pasti sempat kepikiran kan kenapa aku--lebih tepatnya Tsukishima, mengetahui kau bersama band putra?"
Kaiyo hanya terdiam sebagai jawaban. Gadis itu memang tidak mau mengakui kalau dia penasaran, namun Kisa paham.
"Aku, Tsukishima, bahkan Yamaguchi tahu karena kamu melihat kau berjalan bersama Koyama-san, maka dari situ kami bisa tahu kau ke ruangan mereka." jelas Kisa. "Ya, aku tidak pedu--" omongan Kaiyo terputus karena Kisa memotongnya.
"Tapi aku tidak tahu kalau Tsukishima datang ke sana, menjemputmu. Mungkin dia sudah tidak tahan."
"Eh? Tidak tahan apa?" wajah Kaiyo kian memerah. Dia bahkan kesal mengapa dia bisa seperti ini, perasaannya campur aduk. Beruntung, booth sedang sepi. Banyak dari anak kelas yang pergi ke kantin atau ke tempat lain untuk istirahat sebelum open gate. Jadi, Kaiyo tidak begitu panik.
"Heee??? Sekarang kau peduli hm?" Kisa menggodanya. Omongan Kisa sukses membuat wajah Kaiyo yang selalu datar menjadi ekspresi baru yang tidak pernah di lihat orang lain. Ya, Kaiyo memasang wajah jengkelnya, wajah kesal. Biasanya Kaiyo hanya diam saat digoda atau membalas perkataan orang yang menggodanya dengan perkataan yang lebih pedas.
"Terserah kau saja! Aku mau ke toilet!" putus Kaiyo kemudian pergi dari booth kelasnya. Kisa, bukannya merasa bersalah, malah tertawa geli. "Aduh hahaha! Jarang banget aku lihat Kaiyo se-ekspresif itu." ucap Kisa sambil mengusap air mata yang keluar karena tawanya.
***
"Apa-apaan itu?!" gerutu Kaiyo. Sepanjang ia berjalan di koridor sekolah menuju toilet, gerutuannya semakin bertambah. Jujur, Kaiyo baru merasakan hal aneh seperti ini setelah sekian lama. Kaiyo mendadak terdiam, tapi kakinya masih bergerak.
Dirinya yang dulu seperti apa?
Pikiran itu mendadak terlintas dipikirannya. Kaiyo merasa ia banyak berubah. Setiap hari ia selalu merasa seperti orang lain. Ia merasa tidak bebas. Ia merasa palsu. Sebenarnya dia orang yang seperti apa?
Apa aku pernah lebih ekspresif dari ini?
Shimazaki Kaiyo, seorang gadis yang terlihat simple. Tidak banyak bicara. Datar ke semua orang. Tapi siapa sangka sebenarnya dia gadis yang rumit?
Duk!
"Ah, sumimasen."
"Ah, maaf."
Kaiyo, kebanyakan bengong saat berjalan, tidak sadar bahwa ia sudah menabrak seseorang. Ternyata orang itu adalah seorang pemuda yang sedikit lebih tinggi darinya, memegang konsol game, dan berambut pudding.
"Pudding." gumam Kaiyo tidak sadar. Pemuda itu mengernyit. "Huh? Nani?" tanyanya dengan suara pelan. Kaiyo menggeleng cepat. "Tidak. Maksudku, aku minta maaf." ujar Kaiyo mengalihkan topik.
Cowok itu mengangguk. "Iya, tidak apa-apa. Aku juga minta maaf." balasnya, kemudian menatap ke arah konsol game nya secara menyelidik. Kaiyo merasa tidak enak. "Em, apa PSP-mu... Rusak?" tanya Kaiyo pelan.
![](https://img.wattpad.com/cover/240504459-288-k863611.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Salty Caramel ; (Tsukishima Kei x OC/Reader)
Fanfic"Ara-ara gomen, kau pendek sih." Sial. Baru bertemu hari ini padahal. Dia yang menabrakku, bukannya minta maaf malah meledek. Kau pikir aku tidak bisa sepertimu? "Gomenasai... Tapi kebanyakan orang lebih menyukai anjing daripada jerapah." *** Giman...