"Kaiyo-chan~"
"Apalagi, Kisa?"
"Cih, galak banget." gerutu Kisa saat Kaiyo menanggapinya. Kaiyo memutar bola matanya. "Terserah." ujarnya cuek. Lagian. Kaiyo merasa sudah menanggapi Kisa dengan baik malah dibilang galak. Lebih baik dia diam.
Kisa mendesah melihat Kaiyo malah mencuekkinya. Gadis berambut cokelat susu itu kemudian kembali melahap bento-nya, memasukkan potongan telur dadar ke dalam mulutnya. "Shimazaki-sama, aku ingin mengingatkanmu sesuatu." pancing Kisa, agar Kaiyo menanggapinya.
"Apa-apaan panggilan itu?" ketus Kaiyo. Kisa tersenyum simpul, ia berhasil menarik perhatian gadis itu. "Jangan marah. Salah sendiri kau mengacangi aku. Padahal aku ingin mengingatkan tugas Bahasa Inggris padamu." jawab Kisa. Kaiyo menatapnya datar. Mengesampingkan kata-kata Kisa yang semakin hari semakin menyebalkan, ia akhirnya memutuskan untuk membuka satu permen lollipop cola dan memakannya.
"Jangan makan permen lagi!"
"Berisik, ah. Orang enak."
"Nanti kalau kamu diabetes gimana?"
"Ya berarti aku makin manis, Kisa. Gitu aja kok repot."
Kisa mendengus. Berusaha menyabarkan diri. "Kaiyo, tugas Bahasa Inggris tinggal beberapa hari lagi. Sekitar tiga hari lagi... Mungkin? Dan aku belum melihatmu berbicara pada Tsukishima atau meminta nomornya padaku," ujar Kisa. Tangannya terulur mengambil botol minum dan meneguk isinya. "Masa bodoh kalau kamu bilang aku sok ikut campur, aku hanya ingin kau mendapat nilai bagus. Apalagi kau pintar, sayang sekali jika otakmu tidak terpakai hanya perkara gengsi saja." lanjutnya menatap Kaiyo serius. Gadis cuek itu merasa sedikit tertohok dengan ucapan sahabatnya, akhirnya memilih menunduk. Terlihat berpikir sambil terus menggerogoti permennya, mencari celah untuk menghancurkan kristal gula itu.
Sedangkan Kisa, kembali mendesah lelah karena sahabatnya kini kembali pasif.
***
"Ajak dia, Tsukki. Astaga, turunkan gengsimu." tegur Yamaguchi pada Tsukishima saat mereka tengah berjalan ke koridor, menuju kelas. Tsukishima menatap Yamaguchi ketus, tapi tatapannya berubah karena ternyata, Yamaguchi menatapnya tajam.
"Hah... Buat apa?"
"Astaga. Setidaknya untuk nilai Bahasa Inggrismu, agar tidak kosong."
"Sejak kapan kau peduli terhadap nilaiku?"
"SEJAK DULU! KAU SAJA YANG TERLALU CUEK!" jawab Yamaguchi setengah berteriak. Membuat orang-orang di koridor menatap ke arah mereka berdua. Yamaguchi yang merasa malu kemudian menunduk dan kembali berjalan cepat ke kelas diikuti Kei yang memang tidak pedulian.
"Aku tidak tahu bagaimana caranya." gumam Kei pelan, tapi berhasil menghentikan langkah Tadashi karena pemuda itu mendengarnya. "Itu mudah Tsukki. Kau hanya perlu menurunkan egomu," jawab Yamaguchi sambil tersenyum. "Oh iya, Shimazaki tidak seburuk yang kau pikirkan kok. Jangan sampai menyesal karena menganggapnya seperti Hinata atau Kageyama. Yah, meskipun di matamu mereka lumayan mirip. Hahaha." lanjut Yamaguchi.
Tanpa terasa, mereka sudah sampai di depan pintu kelas. Yamaguchi dan Tsukishima terdiam sejenak saat melihat Kisa yang tengah memakan makanannya dengan wajah kesal dan Kaiyo yang terdiam memandangi langit dengan permen lollipopnya.
Yamaguchi menyenggol Tsukki. "Samperin, tuh." ucapnya sambil menyengir.
Kei memutar bola matanya. "Nanti saja saat pulang sekolah." balas Kei sambil melenggang santai ke mejanya. Mengabaikan tatapan Kisa dan lirikan Kaiyo, ia kembali memasang headphone dan mendengarkan lagu. Meninggalkan Yamaguchi yang cengo di depan pintu kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Salty Caramel ; (Tsukishima Kei x OC/Reader)
Fanfiction"Ara-ara gomen, kau pendek sih." Sial. Baru bertemu hari ini padahal. Dia yang menabrakku, bukannya minta maaf malah meledek. Kau pikir aku tidak bisa sepertimu? "Gomenasai... Tapi kebanyakan orang lebih menyukai anjing daripada jerapah." *** Giman...