Karena gue ngga suka hal ngga pasti, yang bahkan tidak menjanjikan datang setelah penantian yang lama.///
"Thal, ini anterin ke meja nomor sembilan. Lantai dua." Thalia segera mengambil nampan yang Hesti letakkan di sampingnya, lalu berjalan ke lantai dua.
"Landasan pacu, gas?"
"Pantai Depok?" Tanya Gibran mencomot kuaci yang tadi ditebar sembarangan oleh Alexis di meja.
"Iya besok, kemarin gua di ajak Angkasa sama Calvin. Sekalian mau cobain Bangke gua." Bangke, Bambang Kece adalah nama motor trail Bambang.
"Besok? Pulang sekolah?" Tanya Rasyid yang sedari tadi fokus dengan game ponselnya.
"Iya gua-"
"Permisi, pesanannya kak." Ucap Thalia ramah.
"Eh, kaya ngga asing?" Bambang mengamati wajah Thalia yang kini tengah meletakkan pesanan mereka dengan tak nyaman.
"Iya, kaya pernah liat." Ucap Rasyid yang kini ikut menatap wajah Thalia.
"Dia yang katanya mau lo jagain dari klitih malming kemaren." Jelas Gibran sambil menyeruput kopinya.
"Ohh iyaaa, loh kok lu inget Gib?! Beneran lo baperin?! Jancok dicolong juga kan start gua! Nyesel gua biarin lu anterin nih cewek pulang!" Bambang menunjuk-nunjuk Gibran heboh. Gibran memutar bola matanya malas.
"Eh, namanya siapa mbak?" Alexis yang terpesona paras ayu Thalia ikut melancarkan aksinya."Thalia, udah lo ke bawah aja Thal. Lanjutin kerjaan lo." Gibran menjawab pertanyaan Alexis cepat. Thalia yang mendengar perintah Gibran buru-buru melangkah menjauhi mereka.
"Asu Gib, beneran jadi cewek lu?!" Bambang bertanya tak terima.
"Apaan sih, tuh anak sesekolah sama kita. Lo kalo mau gebet ya pepet aja." Jelas Gibran tak acuh.
"Eh sumpah? Kaga pernah liat gua yang polos bening begitu. Cewek sekolahan kita kan kaya lonte semua, yang lain buluk kaya Bambang." Ucap Alexis heran, Bambang sontak menampol kepala belakang Alexis.
"Lo cari aja besok, cewek yang dandanannya paling aneh di sekolah kita." Jawab Gibran penuh teka-teki.
"Yang dandanannya aneh kan banyak Gib, Bambang misalnya." Ucap Alexis serius, Bambang kembali menampolnya. Gibran hanya mengedikkan bahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me (On Going)
Teen Fiction⛔Mengandung banyak kata kasar dan kekerasan⛔ "Berapa yang lo butuhin?" Thalia meremas tangannya gugup, tak berani mendongak untuk menatap Gibran yang sedang duduk bak boss besar di depannya. "Du-dua puluh- j-juta." Kata Thalia pada akhirnya dengan...