P.5

20.8K 426 13
                                    

Ok, untuk para readers yang udah nggak sabar menunggu..ceritanya sudah dilanjutin ya.. dan mohon maaf sebelumnya kalau kelanjutan cerita ini hanya sedikit. Ini karena kesibukan saya yang makin padat. Tapi selamat menikmati bacaannya yah.! 

"Jadi, kau yang menjadi lawan mainku di drama ini?"

"Ya, lalu?" Ucap Caca tanpa melirik Brian yang berdiri angkuh di depannya.

"Tidak apa-apa sih.. Ya bolehlah aktingmu tadi.. Setidaknya kau tidak mempermalukanku."

"Oh." ucap Caca tak kalah angkuh. Saat Brian hendak membalas perkataan Caca tadi, tiba-tiba Rico datang menghampiri mereka termasuk artis lain yang berada di sekitarnya.

"Ok teman-teman. Kita akan pindah tempat untuk adegan selanjutnya, nah berhubung alat-alat sudah dipersiapkan, jadi kalian para pemeran langsung ke sana aja ya, nggak jauh kok cuma di café itu.. Saya kasih waktu sepuluh menit untuk persiapan dan setelahnya kita ambil adegan lagi."

"Ok.." Jawab mereka serentak.

Karena Caca sudah siap, dia pun menghampiri Rico dan duduk di samping pria itu.

"Udah siap cantik..?"

"Udah dong.. Adegan selanjutnya kan cuma makan bareng sama si Willy dan menceritakan alasan kenapa aku pergi meninggalkannya." Ujar Caca percaya diri.

"Eits.. Masih kurang, coba kau tebak apa itu? Jangan liat script!" Tantang Rico sambil tersenyum licik.

"Apalagi? Bukannya hanya itu saja?" Caca masih berusaha mengingat kembali isi script, biasanya dia tidak pernah mudah lupa seperti ini.

"Kau ini! Adegan terakhir setelah kalian keluar dari café kau memeluk Willy dan.."

"Dan apa?" Tanya Caca dengan wajah polos.

"Ish! Menciumnya sayang.. Adegan ciuman, kau mengerti kan?" Raut wajah Rico sudah sangat gemes dengan kelakuan Caca.

"Oh, cium pipi doang mah gampang lah.." Balas Caca remeh.

"Bukan cium pipi Ca, tapi bibir.. you kiss him with your lips after you hug him, are you understand.?"

"Apa! Tidak! Aku tidak mau dan tidak sudi melakukannya!" Caca berteriak kencang sehingga semua orang menatap ke arahnya.

"Kau tidak bisa menolaknya Caca. Karena itu sudah tertulis di kontrak. Lagipula hanya ciuman di bibir tidak sampai ke arah sana kok. Seperti di drama-drama Korea itu." Jelas Rico sambil membujuk Caca.

"Kenapa harus di bibir? Di pipi kan sudah cukup! Lagipula ini episode awal, masa sudah ada ciuman sih?"

"Kita ini harus buat yang berbeda dari yang lain. Dramaku ini kan romantis, tentu saja adegan seperti itu akan banyak untuk kedepannya."

"Aku tetap tidak mau, lebih baik aku membatalkan kontrak daripada harus melakukannya!"

"Tidak usah sampai kissing Ca. Hanya menempelkan bibir kalian berdua saja sudah cukup. Please.. Ini drama pertamaku. Aku sengaja memilihmu karena aku ingin kau ikut terlibat di dalam karya pertamaku ini." Rico mengucapkannya dengan raut wajah memelas sambil memegang kedua tangan Caca. Namun Caca Nampak masih menimbang kembali perkataan Brian tersebut, sampai akhirnya dengan berat hati Caca menyetujuinya, karena dia ingat akan kebaikan Rico selama ini. Dia kembali teringat, tidak boleh membawa urusan pribadi ke dalam pekerjaan, dan dia harus bersikap profesional.

"Pengambilan adegan akan dimulai, sekarang para figuran duduk di tempat masing-masing kemudian kalian berdua duduk di sofa ini, ceritanya kalian mengobrol sambil menikmati hidangan. Ok?"

Kiss From My RivalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang