Hai readers ku tercinta, karena hari ini adalah hari memperigati Hari Kemerdekaan negara kita Indonesia, maka saya mengupdate cerita ini juga, semoga kalian suka ya.. hohohoho
Happy Independence Day All..!!
MERDEKA!!
MERDEKA!!
MERDEKA!!
"Tunggu! Aku ingin berbicara denganmu sebentar Caca Adelia Brown!" Panggil Brian dingin.
"Brian.." Dika berusaha menahan Brian dengan menahan pundaknya, namun anaknya itu menepisnya.
"Aku akan berbicara dengannya dulu sebentar ya."
"Kalau terjadi apa-apa teriak saja, kakak akan menyusulmu kesana.." Bisik Andreas dan dijawab anggukan oleh Caca. Mereka berdua berjalan menuju kolam renang yang tidak jauh dari kolam ikan.
"apa yang ingin kau bicarakan Brian..?" namun tidak ada jawaban dari Brian, dia masih berusaha untuk menahan emosinya yang begitu meningkat sekarang.
"Brian, Cepat katakan aku tidak punya banyak wa-.."
"Benar dia itu kekasihmu?" Brian mengucapkannya dengan nada yang dingin atau lebih terkesan mencekam sambil menatap lurus ke dalam mata Caca, untuk mencari kebenaran dari sana, memastikan bahwa Caca berbohong.
"Tentu saja, kau sudah mendengarnya dengan jelas kan tadi?" Caca tetap mejawab Brian setenang mungkin untuk menghidari kecurigaan pria itu padanya.
"Oh, sepertinya kau sangat mencin-..." Ucapan Brian terpotong karena Caca sudah menjawabnya.
"Pertanyaan bodoh macam apa itu? Tentu saja aku mencintainya bahkan sangat menyayanginya." Cepat dan tanpa ragu. Ucapan Caca barusan, semakin membuat hati Brian berdenyut sakit.
"Oh." Pupus sudah, semuanya terjawab, tidak ada lagi kesempatan untuk Brian.
"Sudah? Hanya itu? Kalau begitu ak-.." Caca tidak sempat melanjutkan kata-katanya karena Brian sudah mencium bibir Caca secara mendadak, namun dia melakukannya dengan lembut. Caca berusaha untuk tidak membalas lumatan Brian, ini demi keberhasilan rencananya. Dengan sekuat tenaga Caca mendorong Brian untuk menjauh.
Plak!
"Kau gila!" Teriak Caca, mengundang Andreas dan Dika menyusul mereka.
"What's wrong honey?" Tanya Andreas sambil memegang kedua bahu Caca.
"Dia sembarangan menciumku! Hiks.. Hiks.." Ucap Caca sambil sesegukkan.
"Kenapa kamu melakukannya Brian? Apa ini Brian anak papa? Sekarang kamu minta maaf sama Caca dan Franc!"
Brian tidak menjawab, dia langsung pergi meninggalkan kolam renang. Sedangkan Brian pergi menuju garasi, menyalakan mobilnya dan pergi begitu saja. Sedangkan Caca, dia kembali ke apartemen bersama Andreas.
"Are you okay my lil sister? Sepertinya dia begitu mencintaimu sampai nekat seperti itu."
"I'm okay. Aku tahu, tapi sekarang bukan waktu yang tepat." Jawab Caca.
"Ya sudah, sebelum kembali ke apartemen, kita beli makan siang dulu ya.." Caca hanya membalas dengan senyum kecut ajakan Andreas barusan. Rindu. Itu yang Caca rasakan dari ciuman Brian tadi.
Aku juga merindukanmu Brian, maaf.. aku melakukan ini demi kebaikkan kita semua. Agar nantinya kita bisa menjalani hari-hari kita dengan tenang dan tentunya bahagia.
***
Semilir angin yang bergerak perlahan, pemandangan yang menyejukkan hati, disinilah Brian berada, di Mansion milik keluarga Heriberto. Letaknya di sebuah desa kecil, namun masih terawat dan asri. Setiap musim kemarau tiba, pasti semua keluarga Heriberto ke sini, karena di sini selalu terasa sejuk walaupun musim kemarau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiss From My Rival
عاطفية"Hai rival?" "Rival..? Bisa tidak sih kau tidak menyebutnya lagi, aku merasa risih.. dan aku sangat bersungguh-sungguh.." -Caca Adelia Brown- "Aku sudah tidak memiliki harapan lagi, semuanya sudah berakhir." -Brian Putra Heriberto- "Ada apa denganny...