P.11

10.3K 255 13
                                    

Haloo readers saya kembali lagi.. cerita ini fix di update 1 bulan sekali, karena saya sudah mulai sibuk.. dan sekedar informasi sebentar lagi cerita ini bakalan tamat, nah kira-kira kalian ingin berakhir bahagia? sedih? ngegantung?

Saya tunggu commentnya ya.. 

"Ok, sekarang kemarikan berkas-berkas itu, kita harus menyatukan semuanya dan menuliskannya di papan kaca ini." Usul Andreas sambil menyuruh Anastasia dan anak buahnya Teo. Sedangkan Caca, hanya duduk manis di hadapan mereka. Andreas menyuruhnya tetap diam agar Caca bisa mendengarkan rencana mereka dengan baik. Setelah semua tersusun rapi, Andreas siap untuk menjelaskan apa yang sudah dipikirkannya semalaman.

"Okay guys, now I want to explain my plan, and you guys must listen it carefully.."

"Eh, bisa tidak pakai bahasa Indonesia saja, rasanya aneh kalau pakai bahasa Inggris." Omongan Anastasia barusan sebenarnya untuk menyindir Andreas yang menurutnya sok Inggris, hanya karena pria itu berasal dari Canada, sehingga dia memamerkan bahasa Inggrisnya yang begitu lancar dan cepat.

"Of course young lady.." Andreas tahu dirinya disindir, hanya saja dia tidak akan membalas sindiran itu dengan makian atau amarah. Sebaliknya dia menatap Anastasia dengan tatapan yang bukan hanya menggoda, tapi dia sengaja membasahi bibirnya yang penuh dan berwarna kemerahan itu dengan slow motion, Caca hanya bisa menahan tawa ketika melihat Anastasia hampir saja meneteskan air liurnya jika ia tidak segera memalingkan wajahnya.

"Sudah Franc, lanjutkan, kita tidak punya waktu banyak hari ini, kau tahu kan kita harus ke lokasi syuting satu setengah jam lagi, jadi jangan sia-siakan waktu.. okay babe?"

"I'm sorry babe. Jadi kita mulai dari Caca, yang minta maaf pada Brian, kemudian mendekatinya lagi."

"Tunggu! Aku tidak setuju jika Nona Caca harus mendekati Tuan Brian lagi, itu terlalu berbahaya!"

"Tapi aku setuju dengan Tuan Franc, ini bertujuan untuk memancing kedua pelaku pembunuhan itu keluar dari sarangnya.." Akhirnya Teo, anak buah Anastasia mengeluarkan suaranya.

"Tapi itu sama saja menggunakan Nona Caca sebagai umpan! Teo kau ini bagaimana sih seharusnya kau membelaku!"

"Anastasia tolong tenang dan tetap mendengarkan rencana dari Franc sampai selesai."

"Maafkan saya Nona.." Anastasia pun mengikuti perintah Caca, walau dia masih menggerutu kesal dalam hati. Sedangkan Andreas, dia harus mati-matian menahan tawa karena ketika Anastasia marah menurutnya sangat lucu dan menggemaskan.

"Ok, aku lanjutkan. Dalam misi pendekatan ini, bukan berarti Caca harus membuat hubungan, seperti sepasang kekasih, hanya sekedar meyapa jika bertemu, dan mengobrol biasa, tanpa ada pegangan tangan atau semacamnya.. ya intinya berteman saja.. aku yakin tidak lama kemudian, musuh akan keluar dan berencana akan mencelakai Caca karena menurut mereka Caca dekat lagi dengan Brian."

"Hmm.. Apa mereka akan terpancing jika aku dan Brian hanya sekedar berteman?"

"Kalau dari sisi Anda, mungkin Anda menganggapnya berteman, tapi menurut saya Tuan Brian tidak akan mengganggapnya begitu Nona.." Ucap Teo dengan nada yang datar.

"Ya, itu dia maksudku.. Terima kasih Teo.." Teo hanya membalas dengan sebuah anggukan.

***

"C'mon! Kapan kita akan membunuhnya.?!"

"Okay.. okay.. Dua minggu lagi tepatnya tanggal 20 September! Hari itu adalah hari dimana ada acara ulang tahun salah satu stasiun TV dan mereka menjadi bintang tamunya!"

"Mereka? Siapa saja?! Kita hanya mengejar satu orang untuk saat ini!"

"Bodoh! Sebenarnya apa sih maumu?! Katanya kau ingin membunuh semua orang yang berkaitan dengan dia!"

Kiss From My RivalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang