P.1

46.2K 690 4
                                    

Caca POV’s

Beradegan sedih, marah, senang, kecewa, terharu sampai bergairah, semua itu adalah hal yang mudah. Aku sudah melatih diriku sendiri sejak lama. Aku merasa sangat bersyukur sekali bisa menjadi terkenal secepat ini, itu berarti latihanku selama ini tidak sia-sia. Hari ini adalah hari terakhir syuting, karena sudah sampai di episode terakhir. Melelahkan memang karena aku memiliki 7 adegan hari ini, dan di setiap adegan durasinya cukup panjang, belum lagi jika aku harus mengulang adegan jika aku lupa pada script-nya.

Beruntungnya sekarang aku sudah bisa bersantai dan duduk dengan tenang. Hmm.. damai.. tapi damai itu tidak bertahan lama karena seseorang datang mengangguku dengan gaya angkuhnya yang selangit! Siapa lagi kalau bukan Brian, si artis yang ratingnya sama denganku belakangan ini. Sebenarnya, apa yang dia inginkan? Aku tidak pernah menganggunya, membuat masalah dengannya saja aku tidak berkeinginan sama sekali. Aku menghargainya sebagai seniorku.

“Kau sudah selesai syuting kan?” Tanyanya dingin dan dia berbicara sambil membuang mukanya.

“Sudah. Memangnya kenapa?” Tanyaku tak kalah datar.

“Ada yang ingin kubicarakan denganmu, penting.” Sahutnya datar.

“Ya sudah bicara saja, apa susahnya?” Tanyaku bingung, namun dia langsung menatapku dengan tatapan tajam. Kenapa dia terlihat marah? Memangnya aku salah bicara ya? Setelah beberapa menit menatapku dengan tatapan tajam, dia mendengus kasar.

“Kita bicara di tempat lain, tidak di sini. Ayo ikut aku.” Ucapnya datar dan langsung menarik tanganku tanpa persetujuanku.

“Hei! Lepaskan! Kau tidak bisa menarikku sesuka hatimu!” Ucapku sambil meronta, berusaha untuk melepaskan cengkraman tangannya. Semakin aku berusaha untuk lepas semakin sulit dan pergelangan tanganku terasa perih dan bahkan sudah memerah sekarang.

“Diam!” Tubuhku langsung menegang karena mendengar suaranya yang kurasa berbeda dari yang tadi. Aku ditarik paksa olehnya hingga ke parkiran, aku semakin takut dan sialnya ini sudah larut malam. Apa yang ingin di lakukan padaku..? Ah, singkirkan pikiran negatifmu Caca Adelia Brown.
***

Brian POV’s

Ok, daripada aku mencari info, lebih baik aku langsung menanyakan seluruhnya pada orangnya sendiri dan hari ini aku akan menemuinya di lokasi syuting. Kudengar dia ada tujuh adegan hari ini, karena hari ini adalah episode terakhirnya. Aku rela menunggunya sampai selarut ini, dan aku tidak akan menyia-nyiakannya. Ok, dia sedang beristirahat dan ini saatnya untukku membawanya dan mengintrogasinya.

“Kau sudah selesai syuting kan?” Tanyaku dengan nada sedingin mungkin dan aku sengaja membuang muka.

“Sudah. Memangnya kenapa?” Tanyanya datar. Hmm.. sepertinya dia tidak takut padaku, liat saja nanti.

“Ada yang ingin kubicarakan denganmu, penting.” Sahutku datar. Akan kuikuti apa maumu ck!

“Ya sudah bicara saja, apa susahnya?” Tanyanya dengan muka tanpa dosa, bagaimana bisa dia.?! Argh! Aku langsung menatapnya dengan tatapan tajam dan untuk menahan amarahku aku hanya bisa mendengus kasar untuk meredamnya.

“Kita bicara di tempat lain, tidak di sini. Ayo ikut aku.” Ucapku datar dan tanpa berpikir panjang aku langsung menarik tangannya tanpa persetujuannya. Biarkan saja, ck!

“Hei! Lepaskan! Kau tidak bisa menarikku sesuka hatimu!” Ucapnya sambil meronta, berusaha untuk melepaskan cengkraman tangannya. Dasar bodoh, tenagamu itu tidak sebanding dengan tenaga yang kumiliki. Semakin dia berusaha untuk lepas semakin sulit dan pergelangan tangannya pasti sudah memerah sekarang.

“Diam!” Bentakku kasar, dan aku bisa merasakan tubuhnya menegang, takut huh? Ck! Mari kita bermain-main sebentar. Bodohnya mereka, kenapa tidak ada yang menjaga wanita ini setelah syuting tadi? Apa managementnya tidak menyediakan manager untuknya.? Kasihan sekali.

Kiss From My RivalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang