COCCINUM -16

2.5K 248 11
                                    

Xia tetap berlari tanpa henti meskipun tubuhnya sudah lelah dan dibanjiri oleh keringat, disaat ia berhenti sebentar untuk mengambil nafas sebelum mulai berlari lagi tiba-tiba ian muncul didepan mukanya dan menyuruh xia memegang tangannya yang kecil itu

"ayo pegang tanganku, jika tidak kau akan mati kelelahan sebelum kau sampai di paviliun selir itu" ucapan ian membuat xia yang ingin menolak langsung memegang tangan ian, mereka dengan cepat berpindah dari tempat ia berdiri sekarang ke bagian depan paviliun selir lan

"bawa aku masuk!" bentakan xia kepada pengawal yang menjaga pintu paviliun selir lan, bentakan dan aura membunuh xia menekan para pengawal dan membuat mereka terpaksa menuruti perintah sang permaisuri

Saat masuk kedalam xia melihat selir lan dikelilingi para tabib yang sudah siap mengobatinya tapi juga bingung bagaimana cara mengatasi racun yang mereka saja tidak ketahui jenisnya, xia dengan panik mendorong para tabib menjauh dari selir lan

Xia mencoba meraba pergelangan tangan selir lan untuk mencoba memahami seberapa lemah detak jantungnya, beberapa saat setelah xia mendengan detak jantung selir lan tiba-tiba detakannya semakin tidak terdengar

"aish sial" xia memompa jantung selir lan dengan cepat untuk mencoba menormalkan detakan jantung selir lan yang melemah setelah cukup lama memompa jantung selir lan, akhirnya detakannya mulai normal

"kumohon bertahanlah demi dia" xia melihat nafas selir lan terputus-putus mencoba memberi nafas buatan

Semua yang berada di dalam ruangan itu dibuat kaget termasuk ziyi dan kasim su yang baru menginjakkan kakinya ke dalam ruangan selir lan dirawat

Seolah tidak peduli sekitar xia berlari kesudut ruangan dan mengambil beberapa obat herbal dan mencampurnya, ia membuat dua jenis obat yaitu yang berbentuk larutan dan salep

Xia menoleh kebelakang dan melihat ziyi berdiri sambil menatapnya, xia berniat meminta tolong pada ziyi "ehm kaisar bisakah anda memberikan ini pada selir lan?"

"kenapa tidak kau saja?"

"apakah anda memperbolehkan saya mencium bibir berharga istri anda?" tanya xia

"bukankah kau sudah melakukannya" tatapan tajam dari ziyi seolah menusuknya menggunakan pedang

"saya hanya melakukan pertolongan pertama" xia menyodorkan larutan yang dari baunya saya tercium sangat pahit

Ziyi mengambil mangkuk tersebut dan berjalan mendekati selir lan sesaat setelahnya ia membuka mulut selir lan dan menuangkannya pada mulut selir lan,  xia yang melihat itu merasa kesal dan menahan tangannya untuk tidak memukul kepala ziyi dengan keras

"bisakah menggunakan cara yang lebih halus yang mulia? Anda bukan menuangkan air dari teko ke cangkir tapi anda mencoba membuat seseorang yang tidak sada untuk minum obat" geram xia

Sebenarnya ziyi tau apa maksud xia tapi ia tidak melakukannya, lagi pula ia tidak peduli

"bagaimana bisa anda melakukan hal itu pada istri anda yang sedang mengandung!!" bentakan xia membuat seisi ruangan kaget, bagaimana permaisuri mereka tau bahwa selir lan sedang mengandung

Xia tidak tahu dan tidak mengerti kenapa ia merasa sakit hati padahal tidak ada orang yang menyinggungnya. Ia menyuruh dua tabib didepannya untuk menyingkir karena ia akan mengoleskan salep pada perut selir lan "tutup mata kalian, jika kalian membuka mata aku sendiri yang akan menusuk mata kalian menggunakan hairpin, karena kalian telah lancang menatap tubuh istri kaisar!"

"berhenti menyebutnya istriku, hanya kau istri sah ku!"

Xia mengabaikan ziyi  dan fokus mengoleskan salep pada selir lan, setelah itu ia berjalan keluar paviliun milik selir lan dan melangkah pergi meninggalkan paviliun itu

Lahkahnya gontai membuatnya terjatuh dan melukai lututnya hingga berdarah tapi entah kenapa ia malah tertawa miris

"aku benar ingin membunuh selir lan tapi aku sama sekali tak berniat membunuh bayi itu, bayi itu tak bersalah" xia tidak mencoba berdiri, ia menundukkan kepalannya menahan tangisan

"aku pasti sakit hati karena hampir membunuh bayi yang tak berdosa"

Ziyi yang melihat xia terduduk ditanah sambil terisak mencoba mendekati istrinya itu, saat sudah didepan xia ia kaget melihat darah dari kedua lutut xia

Ziyi menggendong istrinya kembali kekediamannya sedangkan xia yang di gendong sudah tidak sadarkan diri karena terlalu kelelahan. Sampai di istananya ziyi memasuki kamarnya dan membaringkan xia di ranjangnya dengan perlahan lalu memanggi beberapa tabib untuk mengobati luka dilutut xia

"apa yang kau lakukan? Lagi-lagi kau melukai dirimu" ziyi membelai kepala xia dengan lembut dan mengecup dahi xia lalu berbaring tidur di sebelah xia

••••

Xia terbangun dini hari dan merasakan ada tangan yang melingkar di perutnya, ia mencoba melepas tangan itu dengan perlahan kemudia ia turun dari kasur dengan langkah tertatih xia mencoba untuk kembali kepaviliunnya saja

Dia berjalan sambil bertumpu pada dinding agar tidak terjatuh, walaupun cukup lama dan langkahnya tertatih xia tetap sampai dipaviliunnya dengan selamat. Li long melihat xia memasuki kamarnya mendatangi xia dan mulai bertanya

"permaisuri, kenapa anda langsung pergi dan tidak kembali ke paviliun tabib semalaman? Saya kira anda kembali ke paviliun milik anda tapi anda juga tidak ada di sini" li long menahan dirinya untuk tidak menangis didepan permaisurinya

Li long yang melihat darah di gaun permaisurinya kaget dan langsung memapah xia kembali keranjang agar dapat beristirahat. "li long siapkan air hangat untuk aku berendam, aku ingin membersihkan diri" tanpa banyak bicara li long langsung berdiri dan menyiapkan air mandi untuk permaisurinya

Sebenarnya xia malas menyentuh air dipagi hari tapi karena ada bekas darah ditubuhnya mau tidak mau ia harus mandi membersihkan bekas darah tersebut, xia duduk dan mengangkat gaunnya untuk melihat lututnya yang berdarah malam tadi tapi saat melihatnya xia merasa ngilu dan cepat-cepat menurunkan gaunnya.

Saat xia sedang berendampun lututnya masih ngilu dan perih jadi dia dengan cepat menyelesaikan mandinya lalu segera mengeringkan tubuhnya dan langsung berpakaian, ia juga kedapur paviliun  untuk mencari makanan karena perutnya sekarang sedang benar-benar kosong. Melihat banyak makanan di ruang makan xia langsung duduk dan mengambil makanan

"aish sial rasanya lidahku tidak berfungsi" gerutunya karena tidak bisa merasakan rasa dari makanan tersebut

••••

Saat di pagi hari ziyi membuka matanya ia tidak melihat permaisuri disebelahnya, dia langsung berdiri dan menanyakan pada para dayang dan pengawal dimana permaisuri

Semua orang menjawab tidak tahu dan membuat ziyi geram "apa yang kalian lakukan hah! Bagaimana cara kalian bekerja!" bentakan itu membuat semua orang bergetar ketakutan karena aura membunuh yang sangat pekat dari sang kaisar

Sedangkan objek yang dikhawatirkan sedang duduk dibawah pohon wisteria didekat kolam sambil memakan beberapa cemilan dan minuman yang baru saja ia buat, ia juga merebahkan tubuhnya ditikar tepat dibawah rindangnya pohon wisteria yang terletak di kediamannya







~~~~____~~~~

Hayo pernasaran gak selir lan hamil anak siapa? Atau jangan-jangan beneran anak kaisar kah?

Oh iya aku udah mulai memikirkan alur ceritanya nih, dipilih ya

Sad ending

Happy ending

Yang paling banyak dipilih itulah endingnya

Mohon dukungannya dengan cara vote dan comment  ya, vote kalian jadi penyemangat buat author

Selamat membaca:))

Coccinum; - Transmigrasi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang