COCCINUM -21

1.2K 129 7
                                    

"hari ini aku menagih jawabanmu" xia yang tenang saat mengatakan itu didepan ziyi membuat ziyi hanya tersenyum samar

Sebenarnya mereka sama-sama ingin melindungi satu sama lain hanya saja ego mereka yang tinggi membuat semuannya rumit atau bahkan bisa menjadi petaka bagi satu kekaisaran, disaat xia dan ziyi adu argumen dan pemikiran kedua selir malah menikmati teh ditaman dan mungkin saja jika perjanjian kaisar dan permaisuri terlaksana keluarga mereka akan hancur.

Ah maksudnya terlaksana ataupun tidak sudah dipastikan kedua keluarga menteri itu akan hancur dan menghilang dalam sejarah, kali ini tidak ada lagi pengampunan tidak ada lagi kebaikan, dan hanya ada misi balas dendam.

"jawabanku adalah-"

BRAK!!

"maaf yang mulia!! Selir lan tidak sadarkan diri ditaman" ziyi langsung berjalan diikuti pengawal yang tadi memberi tahunya, setelah cukup lama ziyi pergi xia kemudian duduk diruang kerja ziyi sambil mengumpat

"haish si tolol ziyi itu pergi lagi" ming yang dan quan yang baru memasuki ruang kerja kaisar atas perintah permaisuri mereka itu dibuat kaget karena umpatan sang permaisuri

"pe, permaisuri"

"heh kalian lama sekali, apakah kalian merangkak dari luar istana sampai disini" xia menatap malas kedua orang yang baru datang itu.

"maafkan kami permaisuri, kami harus bersembunyi agar tidak bersilangan jalan dengan kaisar"

"oke dimaafkan"

"jadi bekerjalah dengan baik, cepat cari stempel kerajaan!" ming yang dan quan mencari stempel kerajaan untuk dicuri tentunya

Jika plan A gagal masih ada plan B dan jika plan B gagal dia masih memiliki plan C. Seseorang harus menggunakan otaknya dengan baik agar saat ia gagal ia tidak akan terpuruk dan langsung menjalankan rencana lain.

Setelah mencari diberbagai sudut kamar sang kaisar akhirnya xia menemukan stampel itu dibawah lantai kayu yg ditutupi oleh tikar bulu. Setelah mengambil stampel, xia menggeser kembali kayu itu agar menutupi lubang tempat stampel kerajaan disimpan dan menutup kembali lantai itu tengan tikar bulu.

"bawa ini keruang rahasiaku, tunggulah disana aku akan menyusul kalian" ia memberikan stempel yang ada ditangannya kepada quan, tak selang beberapa detik kemudian quan dan ming yang menghilang dari pandangan xia

Xia yang berada sendirian di kamar ziyi memutuskan untuk pergi kekediama selir lan untuk melihat trik apa lagi yg ikan teri itu lakukan.

••••

Xia dan para kesatria berhenti tepat didepan pintu paviliun selir lan, tetapi paviliun selir lan benar² sepi dan hanya ada beberapa pelayan yg bekerja. Xia memerintahkan para kesatrianya untuk bersembunyi terlebih dahulu sedangkan ia berjalan kearah kamar selir lan dan tanpa mengetuk terlebih dahulu ia sudah membuka pintu kamar tersebut.

Seperti pertama memasuki paviliun, kamar ini juga sangat sepi seperti tidak dihuni. Xia berjalan mengitari kamar selir lan dengan langkah perlahan dan matanya tidak sengaja tertuju pada pakaian laki² didalam lemari yang terbuka

"itu bukan pakaian kaisar, itu pakaian bangsawan. Bagaimana mungkin pakaian bangsawan laki² ada disini" gumam xia

Xia mulai curiga dan mulai mencari apa lagi yang ada dikamar ini untuk dijadikan barang bukti tambahan, setelah cukup lama berkeliling xia menemukan plakat dengan ukiran marga zhou

"zhou? Meng lan jia, ini bukan marga selir lan jadi kenapa plakat ini ada disini"

Tak
Tak
Tak

Suara langkah kaki menyadarkan xia, ia mengambil plakat itu dan lompat keluar dari jendela kamar selir lan yang berada di lantai dua. Tepat saat ia menginjakkan kakinya ditanah terdengar bunyi pintu terbuka dari kamar selir lan, dengan sigap xia langsung berjalan ketempat persembunyian kesatrianya dan langsung naik ke atas tandunya dan pulang kepaviliun miliknya.

Selama diperjalanan kepaviliunnya xia terus menatap plakat dengan ukiran nama zhou tersebut "zhou, zhou jinan? Tidak dia sudah tua bangka, zhou ah iya zhou Houcun. Wah jika benar itu dia apa yang akan terjadi" xia meletakkan plakat itu didalam laci yang ada di tandunya

••••

"hilangnya stample ini akan membuat kericuhan sebentar lagi" xia tersenyum seram sambil menatap kearah taman dari jendela kamarnya

Tepat dalam hitungan detik taman kerajaan sudah dipenuhi oleh para pengawal milik kaisar, dan juga beberapa petinggi kerajaan yang juga kebingungan mencari stampel kerajaan

"ian simpan stampel ini, pastikan stampel ini tetap padamu agar tidak diketahui letaknya oleh mereka" xia melemparkan stampel kerajaan itu pada ian dan dengan sigap ian menangkapnya

"hey ini harta negara, bagaimana bisa kau melamparnya seperti melempar kacang" omel ian pada xia yang tidak dihiraukan sama sekali

Sesaat setelah xia mengatakan itu, pintu kamarnya terbuka dan muncul beberapa prajurit dan kaisar yang akan menggeledah kamarnya untuk mencari stampel kerajaan namun nihil karena stampel itu ada ditangan ian

"apa kau melihat stampel itu" ziyi mencengkram bahu xia dengan kuat sedangkan xia hanya menunjukkan wajah datarnya

"stampel? Stampel apa yang kau maksud? Aku tidak tahu sama sekali apa yang kau ucapkan" ucap xia acuh

"kau orang terakhir dikamarku saat itu"

"silakan periksa sendiri kamar ini jika kau tidak percaya pada ucapanku, aku bahkan tidak tahu stample apa yang sedang kau bicarakan" xia mempersilakan prajurit untuk menggeledah ulang kamarnya

Dan hasilnya nihil, sama seperti pertama kali mereka menggeledah ruangan ini, stample itu tetap tidak ditemukan dikamar milik xia. Ziyi menatap tajam pada xia sedangkan yang ditatap hanya tersenyum acuh dan melangkahkan kaki lalu menutup pintu kamarnya tepat didepan muka ziyi.

••••

"ah aku mengingat sesuatu"

"apa?"

"puncak gunung tanhua! Iya puncak gunung tanhua!!"

"hey ian, omong kosong apa yang kau bicarakan saat ini"

"bawa mahkota emas ke puncak gunung tanhua, lalu letakkan didalam gua. Seterusnya serahkan padaku bagian untuk menyegel gua, setelahnya kamu bisa kembali kemasamu kapanpun yang kamu mau" "hanya saja jalan kepuncak gunung tanhua sangat berbahaya, banyak sekali bandit dan monster yang menghadang, sebaiknya gunakan saja suamimu untuk menjadi tamengmu"

Xia terkekeh kecil dan berkata "ternyata saat ini otakmu ada gunanya juga, yah walaupun sempat amat tak berguna" ia menyindir ian yang lupa memberitahunya hal sepenting itu

Xia berjalan menuju meja riasnya dan duduk didepan cermin sambil memegang Plakat yang ia ambil dari kamar selir lan "bukankah kita harus menyelesaikan masalah yang ada disini terlebih dahulu baru boleh pulang" ia menyeringai sambil memainkan plakat yang Ada ditangannya.





~~~~____~~~~

Tolong beri vote dan komen pada cerita ini ya, terimakasih sudah membaca.

Maaf kelamaan gak lanjut karena hasil yg diharapkan ternyata gak sesuai, tapi alhamdulillah author sudah dapat ptn 😅😅

Kalau begitu selamat membaca :)

Coccinum; - Transmigrasi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang