COCCINUM -17

2.6K 241 16
                                    

Tepat saat tengah malam selir lan sadar dari masa kritisnya dan membuka mata, saat ia membuka mata ia dikagetkan dengan seorang pria yang tertidur sambil memegang tangannya

Dengan perlahan selir lan memegang wajah pria itu dan tersenyum lembut sedangkan pria itu terbangun karena merasakan tangan yang menyentuh wajahnya, "selir, anda akhirnya bangun, saya sangat khawatir jadi istirahatlah saya akan berada di sini" pria itu mengecup dahi selir dengan perlahan

••••

"kenapa aku harus terbangun di tengah malam begini" erang xia kesal. "apakah aku harus mengecek keadaan selir lan?" xia berangkat dari kasurnya dan mengambil salep untuk mengoleskannya kelutut

Malam ini dia benar-benar sangat menyukai pemandangan taman paviliunnya, semua yang ada disini terlihat indah dimalam hari membuat xia tersenyum samar. Pakaian yang ia pakai saat ini hanyalah gaun tidur tipis dan kain sutra yang berfungsi untuk menutupi tubuhnya agar tidak terlalu kedinginan

"rasanya malam ini damai sekali, mungkin karena para ular sedang tidak bisa merusuh"

Xia berjalan mendekat ketepi kolam dengan air jernih yang membuat xia tersenyum dan mencelupkan kakinya kedalam kolam tersebut, rasa segar dan dingin membuat xia gemetar sebentar. Ia berjalan ke taman belakang miliknya yang terdapat banyak jenis tumbuhan langkah dan tumbuhan racun tapi tujuannya kesini bukan untuk mengambil dua jenis tumbuhan tersebut melainkan untuk memetik beberapa apel

"untungnya ada buah apel yang sudah masak, aku lapar" gerutu xia. "ian, ian hey muncullah aku tau kau selalu disekitarku seperti penguntit"

"ya kenapa?"

"aku lapar, bisakah kau buatkan makanan?" xia memegangi perutnya yang lapar

"aku bukan koki, lagi pula berhentilah memikirkan makanan coba sekarang kau pikirkan bagaimana mengamankan mahkota emas agar tidak jatuh ketangan orang jahat" xia yang mendengar itu langsung menepuk dahinya dan tersenyum aneh

"hehehe aku lupa akan hal itu" ian menatap malas kearah xia. Xia mengambil kain sutranya yang jatuh kemudian memanjat tembok belakang istana untuk keluar dari istana dan pergi kekediaman ayahnya
"tidak kah sebaiknya kau buat persiapan dulu?" ian menatapnya jengah

"lebih baik pergi sekarang agar tidak dicurigai ibu suri, kita bisa kembali ke sini saat pagi hari" ucap xia yang langsung lompat dari atas tembok

"haish gadis gila, bagaimana bisa kau berkeliaran mengenakan gaun tidur seperti ini?" cerca ian pada xia yang berjalan seperti biasa

"eish dizamanku gaun tidur ini sudah seperti gaun untuk acara nenek moyang tau" oceh xia sambil menunjuk-nunjuk ian dengan kesal

Ian menatapnya jengah dan mengabaikannya, mereka menyewa 1 kuda untuk pergi kekediaman ayahnya diam-diam.

Setelah berkuda selama lebih dari 1 jam akhirnya xia mengijakkan kakinya di tembok belakang kediaman ayahnya dan melompati tembok untuk masuk, sebelum itu xia memerintahkan ian untuk menjaga kuda yang tadi ia sewa.

Ia bersembunyi dibalik pohon ash untuk menghindari para pengawal keluarga wu dan berjalan dengan menjinjit dari satu pohon ke pohon lain agar tidak bersuara. Sesampainya ia dikamar milik wu yiyang ia langsung memeriksanya dengan teliti.

Merasa tidak membuahkan hasil mencari di kamar ini xia terduduk dan berpikir sejenak "jika aku yang menyimpan itu kira-kira akan ku simpan dimana? Ayo berfikir ayo berfikir" setelah beberapa menit ia berfikir xia langsung mengendap-endap pergi keruang penyimpanan alkohol.

"Seharusnya ada disini jika itu sesuai dengan ingatan yiyang" ucap xia yang meraba tembok untuk mencari ruang tersembunyi. Setelah mencari cukup lama ia akhirnya menemukan tembok yang terbuka ketika xia menekan penariknya.

Xia mencari disetiap sudutnya tapi tetap tidak menemukannya, karena lelah akhirnya ia menyandarkan tubuhnya ke-rak buku tapi yang terjadi setelahnya membuat xia bersyukur karena sesaat setelah ia menyandarkan tubuhnya ke-rak tersebut tiba-tiba rak tersebut bergeser dan menampakkan mahkota emas yang ia cari sejak tadi.

Namun saat keluar dari ruang penyimpanan alkohol ia melihat satu orang pengawal yang sedang berpatroli mengelilingin kediaman wu, tidak mau ketahuan xia langsung menyerang orang tersebut dari belakang dan menekan titik akupunturnya agar ia tertidur

Kali ini ia melepaskan sepatunya lalu berlari tanpa membuat suara, setelah itu ia langsung melompati tembok dan menaiki kudanya untuk kembali ke istana.

Waktu telah menunjukkan dini hari dan dengan cepat xia yang sudah sampai melompati tembok dan kembali ke dalam kamarnya lalu memasuki ruang rahasianya untuk menyimpan mahkota tersebut disana.

Dengan keringat bercucuran dan nafas yang masih terputus-putus ia membaringkan dirinya keranjang dan mencoba memejamkan matanya meskipun jantungnya masih berdetak dua kali lebih cepat dari yang seharusnya.

••••

Tidur xia terusik karena merasakan sebuah tangan sedang mengelus kepalanya dengan lembut dan perlahan, mungkin agar ia tak terbangun. Xia membuka matanya perlahan dan melihat ziyi yang tepat berada disebelahnya sekarang "aish sialan, jantungku turun keperut!" xia yang kaget reflek berteriak dan memukul kepala ziyi, setelah sadar apa yang ia lakukan xia langsung berdiri lalu turun dari ranjang dan melakukan kowtow*

Sebenarnya ziyi kaget karena xia memukul kepalanya cukup kuat namun dia lebih kaget lagi melihat istrinya langsung turun dari ranjang dan melakukan kowtow padahal biasanya bukan hanya tidak memberi salam istrinya itu bahkan mengacuhkannya.

"Maafkan tangan saya yang lancang, saya hanya kaget dan tangan saya hanya membela diri" lihat apa yang permaisurinya lakukan dan katakan sangat pertolak belakang, tubuhnya meminta pengampunan sedangkan mulutnya berbicara seperti itu.

Setelah selesai melakukan kowtow xia langsung berdiri dan menuju pemandiannya untuk berendam juga membersihkan diri, jangankan untuk undur diri ia bahkan langsung pergi meninggalkan ziyi yang masih setia berdiri di tempat awalnya.

Setelah selesai berendam dan menggunakan pakaiannya xia pergi keluar untuk menghadap ibu suri, untuk memberi salam terakhir kalinya sebelum menyatakan perang. Xia melihat ziyi yang beridiri diluar sedang menunggunya untuk sama-sama menghadap ibu suri.

Mereka berjalan bersebelahan tapi tidak ada satu katapun yang keluar dari mulut salah satunya, mereka sama-sama diam seperti es batu. Sebenarnya mereka ingin datang sendiri-sendiri tapi ibu suri mengharapkan permaisuri dan kaisar datang bersama, para kasim dan pelayan yang mengikuti mereka hanya terdiam kaku bahkan saat bernafaspun mereka melakukannya dengan perlahan agar tidak mengganggu kaisar dan permaisuri.

Xia berjalan dengan tegap tanpa bicara sepatah katapun, ia bahkan tak melihat ziyi yang ada disampingnya. Tadi xia memikirkan bagaimana cara menggertak ibu suri tapi sekarang harus ia gagalkan karena anak wanita itu juga hadir,  mungkin ia memerintahkan kaisar ikut menemuinya adalah untuk menjadi tameng ibu suri dari serangan xia.










~~~~____~~~~

Kowtow*= suatu cara memberi hormat dalam budaya Tionghoa. Kowtow dilakukan dengan cara berlutut dan bersujud sampai kepala menyentuh tanah.

Sekali lagi author mau tanya sama kalian, enakan

Sad ending or

Happy ending?

Jawaban kalian menentukan akhir cerita ini

Mohon dukungannya dengan cara vote dan comment ya.

Sesuai yang di minta, minggu ini author double update yeay!! 👏👏

Jadi silakan membaca dengan tenang ya.

Selamat membaca :))

Coccinum; - Transmigrasi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang