COCCINUM -19

2K 204 5
                                    

Semua orang di istana sedang sibuk mencari permaisuri mereka yang menghilang sejak kemarin sore, kabar itu membuat gempar satu istana dan membuat para selir tersenyum bahagia, tapi senyum mereka langsung luntur ketika mendengar bahwa kaisar sendiri yang turun tangan langsung untuk mencari permaisuri yang hilang.

Disaat seisi istana sedang dihebohkan dengan kabar sang permaisuri menghilang, xia, xian, quan, dan ming yang sedang berdiskusi dan mengatur strategi untuk melakukan penyergapan kepada kedua menteri yang bisanya hanya menjadi bakteri bagi kekaisaran liu. Xia selalu memegang prinsip untuk memotong masalah sampai akar agar tidak terjadi sesuatu yg lebih besar dari masalah itu sendiri.

"bagaimana jika kita ledakkan kediaman mereka?" quan bertanya

"itu ide bagus tapi juga buruk" ucap xian

"xian jelaskan pada quan dan ming yang apa dampak yang akan terjadi jika kita meledakkan kediaman 2 menteri" xia memerintahkan xian untuk menjelaskan dampak yang akan terjadi

"saat ini negara kita dalam masa siaga perang dengan negara perbatasan jadi jika kita meledakkan kediaman menteri, negara lawan akan mengira bunyi ledakan itu sebagai pertanda pecahnya perang dan akan langsung menyerang, sedangkan kita juga harus melakukan hal ini diam-diam agar tidak diketahui pihak istana"

"jika negara lawan mengirim serangan, negara kita pasti tidak akan siap dan jika kita memberi tahu kaisar tentang hal yang akan terjadi setelah ledakan itu sama saja kita menyerahkan diri pada kaisar" kedua orang itu terdiam mendengar penjelasan dari xian dan mencoba memikirkan cara lain

"kita akan menjatuhkan menteri keuangan terlebih dahulu dengan cara mengirimkan bukti-bukti penggelapan dana dan penjualan manusia pada kaisar secara anonim, hukuman paling ringan adalah penjara seumur hidup sedangkan yang paling berat ia akan dihukum penggal" ucapan final dari xia mengakhiri pertemuan itu

Ketiga orang itu keluar dari lorong bawah tanah yang ada di bawah lantai ruang rahasia milik permaisuri yiyang, setelah mereka pergi xia mengganti bajunya dengan gaun tidur lalu keluar dari lemari. Ia tidak tahu bahwa saat ini ia sedang dicari sampai kepelosok desa.

Xia lagi-lagi terbangun ditengah malam, perutnya belum sempat diisi sejak siang tadi jadi dia keluar kamar dan mencari dayang untuk meminta dibuatkan makanan tapi yang ia lihat adalah kediaman kosong seperti tak berpenghuni, tidak ada manusia seorangpun selain dia.

Xia memutuskan untuk mencari keluar kediamannya tapi lagi-lagi yang ia lihat adalah keadaan istana yang sangat sepi bahkan suara jangkrik terdengar sangat jelas ditelinganya, karena panik tidak ada seorangpun di kediamannya maupun ditaman istana akhirnya xia memutuskan untuk pergi ke istana milik kaisar untuk bertanya kemana semua orang.

Tapi lagi lagi yang ia lihat adalah istana kosong seperti tidak ada kehidupan, xia berteriak memanggil ian untuk bertanya kemana semua orang. Ian akhirnya muncul setelah cukup lama xia mengucapkan namanya, xia langsung bertanya kepada ian kemana semua orang pergi

"sepertinya semua orang sedang berkumpul di aula istana, jika ingin kesana coba ganti dulu pakaianmu" ian mengingatkan xia untuk mengganti pakaian.

Setelah mengganti pakaiannya xia kemudian pergi ke aula istana untuk melihat apa yang terjadi disana, tapi bunyi pedang dari dalam membuat jantungnya berdetak dua kali lebih cepat bahkan peluh membasahi dahinya.

Ia langsung berlari kedalam dan melihat li long yang sebentar lagi akan dieksekusi, xia yang melihat itu langsung menarik pedang milik salah satu pengawal dan berlari kearah orang yang kapan saja siap menebas leher li long.

Xia menendang orang tersebut sehingga jatuh kemudian menancapkan pedang yang ia pegang di dada kiri orang tersebut lalu menebas kepala orang itu didepan orang ramai sehingga membuat seisi aula ricuh melihat permaisuri mereka yang bersimbah oleh darah, genangan darah dikakinya membuat xia mendapat julukan baru yakni 'sang yama'

"majulah, siapapun yang berani menyakiti orangku akan ku tebas kepalanya seperti yang barusan kalian lihat" xia menoleh menghadap kaisar, ibu suri dan para selir lalu ia terkekeh pelan melihat wajah shock mereka

"ah kalian melihat wajahku yang sebenarnya, lebih baik diam dan duduk manis, jangan terlalu banyak bergerak atau hari ini bukan hari terakhir aku melakukan ini" ibu suri, dan para selir tau apa yang xia maksud. Xia pasti sedang memperingati mereka agar tidak melakukan penentangan padanya dan menghentikan seluruh rencana mereka.

Wajah cantiknya dilihat oleh banyak orang karena ia tidak menggunakan cadar, wajahnya yang terciprat darah membuatnya terlihat seperti malaikat maut. Kali ini ia mengacungkan pedangnya pada kaisar "lakukanlah hal ini lagi dan aku bersumpah akan meratakan kekaisaran ini dengan tanah dan genangan darah" semua orang bergetar hebat mendengar apa yang sang permaisuri katakan pada kaisar.

Xia membopong li long untuk kembali kekediamannya, li long sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri bagaimana bisa ia melihat tubuh penuh memar dan darah ini berakhir di eksekusi. Jika ia telat 1 menit saja, jangankan menyelamatkan li long yang ada mungkin ia hanya bisa melihat mayat gadis belia tanpa kepala di aula tadi.

••••

Di pagi hari ziyi sudah berada di samping ranjang milik xia, ia menatap xia yang masih berlumuran darah bekas semalam dengan sendu. Ziyi mengelus kepala xia dengan lembut karena takut membangunkan xia, tapi tangannya itu ditepis dengan kuat oleh xia yang sekarang sudah berdiri disampingnya.

Xia mengambil hairpin miliknya dan mengacungkan ujung yang tajam pada leher ziyi, ziyi yang belum siap untuk mundur berakhir lehernya tergores hingga mengeluarkan cukup banyak darah. Xia tetap berdiri kokoh melihat ziyi yang terjatuh sambil memegangi lehernya, ziyi yang melihat itu hanya menatapnya nanar.

"karena li long masih hidup maka aku akan memanggilkan tabib untuk mengobatimu, jika tidak kuat berbaringlah dilantai" ucap xia acuh pada ziyi, ia berjalan keluar dan memanggil tabib pribadinya untuk mengobati leher ziyi yang terluka karenanya.

Saat masuk kedalam kamar permaisuri, tabib itu dibuat kaget karena sang kaisar terduduk di kursi sambil memegang lehernya yang mengeluarkan darah, tabib itu menatap xia tapi yang ditatap hanya pura-pura tidak tau dan tidak peduli

Dengan cekatan tabib itu mulai mengobati luka di leher ziyi dan membalutnya dengan kain, lalu tabib itu juga memberikan salep untuk mengilangkan rasa sakit dan bekas luka. Setelah semuanya selesai xia menarik tangan ziyi keluar dari kamarnya lalu menutup pintu kamar dengan keras tepat didepan muka ziyi.

Ziyi yang kaget hanya bisa melotot memandangi pintu yang sudah tertutup sempurna didepannya, kemudian ia pergi kebarak militer melihat para kesatria dan perkembangan mereka untuk menghadapi peperangan yang ada didepan mata mereka.












~~~~____~~~~

Maafkan lah author yang sedang bingung akan sesuatu, bahkan merombak ulang chap ini karena yang pertama kali author tulis itu entah kenapa aneh menurut author, tapi gak tau yang ini lebih aneh atau nggak

Ya seperti biasa mohon bantuannya dengan cara vote dan comment karena vote dari kalian sangat berharga bagi author

Selamat membaca :))

Coccinum; - Transmigrasi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang