COCCINUM -20

1.8K 188 9
                                    

"kita harus memberantas hama didalam kerajaan terlebih dahulu agar bisa lanjut memberantas benalu yang akan menyerang kerajaan" kali ini mereka memilih untuk berembuk di malam hari agar tidak terjadi sesuatu seperti beberapa hari yang lalu

"bagaimana jika kita letakkan para pengawal dari menteri zhang dan menteri meng sebagai umpan tapi seolah merekalah yang memegang kendali peperangan, dengan cara menempatkan dan menggabungkan seluruh pengawal milik kedua menteri tersebut dan menempatkannya di perbatasan"

"bagaimana itu bisa terjadi, mereka berdua pasti tidak akan mau menyerahkan pengawal mereka"

"ada satu cara yaitu" xian melirik sang permaisuri, xia yang dilirik hanya menampakkan smirknya

"titah lisan kaisar" ucap xia dan xian bersamaan, titah ini tidak dapat dibantah bahkan jika berani membantah dan membangkang dari titah ini, kaisar berhak memberi hukum mati 3 generasi pada orang yang membangkang titah tersebut.

"tapi bagaimana cara membujuk kaisar untuk mau mengeluarkan titah lisan kaisar?" tanya ming yang

"itu urusaku, aku yang akan membuatnya melakukan itu jadi kalian urus saja pasukan kita" setelah mengucapkan itu satu persatu dari mereka undur diri dan meninggalkan xia sendiri, sebenarnya xia tidak tahu bagaimana cara membujuk ziyi agar mau mengeluarkan titah lisan kaisar pada dua menteri atau ayah dari kedua selir kesayangannya.

Xia keluar dari lemari dan mendudukkan dirinya dilantai saking frustrasinya karena tidak memiliki ide bagaimana cara membujuk kaisar untuk mengabulkan permintaannya

"aish" xia mengacak acak rambutnya kesal karena tidak mendapat kan ide padahal ia sudah berfikir keras dari tadi

Ia mengganti pakaiannya dan dengan cepat pergi ke istana kaisar untuk membuat kesepakatan dengan kaisar, ditangannya ia menenteng kertas dan dan kuas untuk menulis isi perjanjian tersebut. Dengan tergesa-gesa ia berjalan ke istana kaisar, malam ini juga ia harus mendapatkan kesepakatan hitam diatas putih ini agar bisa melancarkan rencananya.

Pengawal yang menjaga pintu istana kaisar mengumumkan kedatangan permaisuri, ziyi yang sedang memeriksa dokumen tentang persiapan untuk perang kali ini hanya menghela nafas dan mengizinkan xia masuk.

Tanpa basa-basi lagi xia mengatakan bahwa ingin membuat kesepakatan dengan kaisar setelah kakinya menginjak kamar sang kaisar "ayo buat kesepakatan"

"untuk apa? "

"tentu saja untuk menguntungkan kedua belah pihak" ucap xia dingin pada ziyi

"kalau begitu apa kesepakatannya?" ziyi mengatakan itu agar cepat selesai, xia menampakkan smirknya dan memberikan kertas kosong dan kuas pada ziyi. Ziyi yang menerima itu hanya mengangkat alisnya bingung, melihat ziyi bingung xia langsung menjelaskannya.

"aku sebutkan dan kau catat" sebelum menunjukkan ketidak setujuannya pada apa yang sang permaisuri katakan xia langsung menyela.

"kau bisa meminta apapun dariku termasuk gelar permaisuri ini, kau bisa menjadikan anak selir yu sebagai pangeran mahkota, kau juga bisa memperkuat kekuatan militer milimu untuk membantu saat perang nanti

Dan permintaanku adalah titah lisan kaisar" ziyi yang sedang mencatat kaget dengan tiga kata terakhir yang istrinya ucapkan

"apa maksudmu permaisuri?!"

"kau bisa meminta 2 permintaan yang paling kau inginkan termasuk yang tidak masuk akal sekalipun padaku dan kau harus mengabulkan permintaanku untuk mengeluarkan titah lisan kaisar!" ucap xia tegas

"kalau begitu mari sepakati hal ini, kau harus menepati yang kau ucapkan permaisuri" ucap kaisar penuh penekanan

"jadi apa isi dari titah lisan kaisar yang kau inginkan?"

"kau harus berjanji terlebih dahulu untuk mengabulkannya yang mulia" xia memandang tajam pada ziyi yang duduk didepannya sambil sesekali memegangi lehernya

"baiklah ku berjanji akan mengabulkannya" sekilas xia melakukan smirk sambil mengangkat salah satu alisnya tapi detik berikutnya ia tersenym manis pada sang kaisar, kaisar yang melihat jelas senyuman janggal yang ia pasang mulai tidak tenang

"perintahkan seluruh pengawal ayah kedua selir anda ah maksudnya seluruh pengawal milik menteri zhang dan menteri meng untuk berada di garis terdepan pertempuran maka aku akan memerintahkan ratusan ribu pasukanku yang berada disegala penjuru negri akan datang untuk menolong anda disaat terdesak. Ingat yang mulia semua nya jangan sampai bersisa satupun" xia duduk dengan tenang sambil menyesap teh yang disiapkan pelayan untuknya dan kaisar

Ziyi yang mendengar ucapan permaisurinya hanya menatap xia tajam dan menggebrak meja, hinggateh miliknya tumpah diatas meja. Xia yang melihat itu menampakkan senyumnya.

"anda bisa memilih yang mulia, jika anda setuju maka hampir satu juta kesatria perang bertambah tapi jika anda menolak maka musuh anda bertambah ratusan ribu" sesekali xia menyesap teh digenggamannya, disaat kamar itu sangat sunyi suara dari cangkir yang bertemu dengan meja membuyarkan lamunan kaisar dan disusul perkataan oleh permaisuri

"ini bukan perundingan yang mulia, ini adalah ancaman" xia menampakkan senyum kemenangan

"ah iya anda bahkan sudah memberi stempel kerajaan di kertas kesepakatan ini" ia menunjuk cap yang ada diujung kertas sambil menatap ziyi merendahkan.

Xia meninggalkan ziyi sendirian didalam kamar tapi sebelum kakinya melangkah keluar xia mengingatkan ziyi "saya beri waktu 2 hari untuk memikirkan jawabannya yang mulia kaisar yang agung" sindirnya pada ziyi

••••

"Arghh" ziyi menggeram dan menggenggam cangkir yang ditangannya hinga pecah membuat tangannya berdarah

Ia mendengar tawaran kemenangan dan ajakan perang dari istri sahnya secara bersamaan membuat emosinya tidak stabil dan menggebrak meja yang membuat jarak diantaranya dan permaisuri tadi, ia tak habis pikir dengan apa yang permaisuri ucapkan.

Lagi pula bagaimana istrinya mengumpulkan pasukan sebanyak itu, dia ingin berfikir bahwa sang permaisuri berbohong tapi keberaniannya dan sikap permaisuri yang lantang saat mengancamnya, itu berarti apa yang permaisuri ucapkan adalah ketentuan atau kejujuran.

Ziyi membaringkan dirinya diranjang dan menghela nafas berat berkali-kali hingga ia mencapai keputusan yang bulat, keputusan yang akan ia beritahukan pada sang permaisuri dua hari yang akan datang, keputusan yang akan merubah semuanya.

Untuk menenangkan diri ziyi pergi ke barak militer untuk ikut berlati bersama para kesatria dan berduel dengan jendral muda ming, semua kesatri hanya berpura-pura bersikap biasa saat melihat sang kaisar dengan emosi yang ditahan. Para kesatria berdoa agar duel nanti tidak berhadapan langsung dengan kaisar yang emosinya sedang tidak stabil.

Ziyi mengambil busur dan panah lalu menunggangi kuda sambil membidik sasaran, saat melihat pohon beringin ditengah lapangan rumput yang luas ziyi langsung turun dari kudanya dan merebah tubuhnya dibawah pohon itu. Ziyi memikirkan bagaimana reaksi kedua selirnya yang baru bangun dari koma setelah keracunan jika mendengar perkataan sang permaisuri tadi, ia yakin pasti setiap harinya kedua selir akan mengirimkan pembunuh bayaran untuk membunuh permaisuri.

Ziyi takut permaisurinya terluka bahkan hingga meregang nyawa jika kedua selir itu tau, bohong jika ziyi bilang bahwa saat ini dia masih tidak memiliki perasaan pada sang permaisuri. Ia mengusap wajahnya kasar kemudian lagi-lagi ia menghembuskan nafas dengan berat.










~~~~____~~~~

Maaf aku udah kelamaan gak up, lagi banyak pikiran aja sih.

Maaf juga kalo banyak typo

Tapi seperti biasa mohon dukungannya dengan cara vote dan comment dilapak ini, karena vote kalian sangat berharga buat author

Selamat membaca :)

Coccinum; - Transmigrasi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang