bagian 86

12 1 0
                                    

Wafatnya Khalifah kedua, Sayyidina Umar bin Khatthab Radhiyallahu 'anhu.

Kegaduhan terjadi saat shalat Shubuh di Masjid Nabawi di Madinah Al-Munawwaroh. Para jamaah panik, dikarenakan seseorang telah menikam tubuh Sayyidina Umar bin Khatthab radhiyallahu 'anhu saat beliau menjadi imam shalat Shubuh. Sayyidina Umar bin Khatthab radhiyallahu 'anhu tersungkur akibat terluka parah. Tusukan inilah yang yang menjadi sebab beliau wafat.

Peristiwa ini benar-benar mengagetkan seluruh penduduk kota Madinah Al-Munawwaroh. Siapakah orang yang berani melukai dan membunuh seorang Khalifah yang adil? Yang dijamin masuk syurga, bahkan iblispun gentar menghadapi beliau.

Sang penusuk khalifah adalah seorang Majusi dari Persia adalah orang yang dikenal dengan sebutan Abu Lu’lu’ah. Lalu bagaimana mungkin seorang beragama Majusi penyembah api bisa berada di Madinah?

Semua ini berawal dari perintah Sayyidina Umar bin Khatab radhiyallahu 'anhu untuk menaklukkan Persia. Pada tahun 16 H, ratusan ribu pasukan Persia yang dipimpin Rustum dan Hurmuzan dapat dihancurkan pasukan kaum muslimin yang jumlahnya sangat  sedikit dibanding tentara Persia. Saat itu tentara kaum Muslimin dipimpin sang Singa yang menyembunyikan kukunya, Sayyidina Saad bin Abi Waqqash radhiyallahu 'anhu. Dalam pertempuran itu panglima Persia, Rustum tewas. Sementara Hurmuzan berhasil meloloskan diri.

Hurmuzan berkata, “Kekalahan seperti ini tidak pernah dialami Persia sebelumnya.”

Sedangkan Sayyidina Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu 'anhu mengatakan, “Kabar gembira, wahai Amirul Mukminin, Allah telah membuat kalah musuh Muslimin. Pasukan kita berhasil mengalahkan pasukan Persia.”

Kemenangan ini benar-benar membahagiakan Khalifah Umar bin Khatab radhiyallahu 'anhu di Madinah. Sementara pasukan muslimin pimpinan Sayyidina Sa’ad bin Abi Waqash radhiyallahu 'anhu tetap bertahan di Iraq menunggu perintah Khalifah Umar bin Khatab radhiyallahu 'anhu selanjutnya.

Saat itulah, salah satu pemimpin pasukan Persia, Hurmuzan, yang berhasil meloloskan diri dari perang Qadisiyyah tidak terima dengan kekalahan Persia. Maka ia pun mulai menggalang pasukan khusus untuk aksi balas dendam. Mereka berencana membentuk pasukan rahasia. Dan diantara mereka ada Abu Lu'lu'ah. Seorang pandai besi Persia yang mahir dan memiliki banyak keahlian dalam pembuatan senjata.

Sebenarnya Abu Lu’lu’ah bukan orang dari kalangan biasa. Abu Lu’lu’ah pernah menjadi tahanan Romawi ketika perang Persia dan Romawi meletus, hingga ia menjadi seorang pandai besi yang handal, karena keadaan yang memaksa.

Dan kekalahan persia ditangan kaum Muslimin benar-benar membuat Abu Lu'lu'ah terkesima. Dendam mulai menggelayuti dirinya. Maka wajar bila Abu Lu'lu'ah menyambut seruan aksi balas dendam kepada Muslimin karena faktor ras Persia. Mana mungkin negeri Persia yang telah malang melintang menguasai dunia dan menebarkan peradaban di dunia bisa di hancurkan oleh sebuah kaum dari padang pasir?

“Alangkah menyedihkannya Persia, hampir saja aku tidak percaya. Setelah Persia mengalami kebesarannya, tiba-tiba saja datang orang Arab. Padahal sebelumnya kita meremehkan mereka. Ternyata sekarang mereka mampu mengalahkan kejayaan Persia,” kata Hurmuzan.

Apalagi belakangan ia tahu, bahwa pemimpin Muslimin yang membuat bangsa Persia takluk adalah Sayyidina  Umar bin Khatab radhiyallahu 'anhu.

“ Pemimpin Ummat Islam punya pribadi kuat. Dia adalah Umar bin Khattab," itulah menurut pandangan musuh Islam. Nama khalifah kedua begitu harum.

Abu Lu’lu’ah merasa dendam pada Khalifah. Iapun ikut beraksi bersama sekelompok pasukan khusus menyerang markas pasukan muslimin di Iraq. Sejumlah Muslimin terbunuh, namun aksi mereka berhasil dihentikan. Kelompok inipun ditangkap dan ditawan pasukan Muslimin. Termasuk Abu Lu’lu’ah di dalamnya. Sementara pimpinan mereka Hurmuzan,  berhasil melarikan diri.

🥀🌷kata Kata Muslimah 🥀🌷Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang