*Al-’Afuw*
'''Kata Al-’Afuw berasal dari kata ’afâ-ya’fû yang berarti menghapus, menghilangkan sampai akar, dan memaafkan.
Kata Al-’Afuw sebagai nama Allah, disebutkan dalam Al-Qur’an sebanyak tiga kali. Semua di surat an-Nisâ': 43, 99, dan 149. Selain sekian ayat yang menggunakan kata kerja Al-’Afuw untuk menunjukkan Allah.
Allah-lah yang Maha Pemaaf, yang menghilangkan dosa, Al-‘Afuww adalah lawan kata dari Al-Muntaqim, penentu balas. Artinya dekat kepada arti Al-Ghafur, Yang Maha Pengampun, hanya dalam hal ini maknanya lebih intensif. Akar kata Ghafur berarti menghapuskan dosa, sedangkan akar kata ‘Afuww berarti melebur dosa dan menghilangkannya sama sekali.
Allah Al-’Afuw, Allah yang Maha Pemaaf, memaafkan semua kesalahan yang dilakukan oleh hamba-Nya, baik yang disengaja atau tidak. Allah memaafkan dengan menghapus dan menghilangkan dosa-dosa hamba-Nya sampai ke akar. Allah menghapus dosa dan kesalahan seorang hamba, dengan tidak menimpakan hukuman atau sanksi kepadanya. Dia memberikan maaf kepada siapa pun yang dikehendaki, tanpa keharusan dimintai maaf terlebih dahulu. Sungguh, Allah telah memaafkan begitu banyak kesalahan hamba-Nya, tanpa mereka meminta. Karena jika tidak dimaafkan, manusia sudah pasti binasa dengan setiap dosa yang dilakukannya.
Kata Al-’Afuw dekat dengan makna Al-Ghafûr, karena keduanya menunjukkan arti pengampunan atas sebuah kesalahan. Namun, kata Al-’Afuw memiliki makna lebih mendalam daripada kata Al-Ghafûr. Karena Al-’Afuw tidak sekadar memaafkan atau mengampuni, tetapi menghapus, mencabut sampai akar, sehingga tidak ada bekasnya. Berbeda dengan Al-Ghafûr yang secara makna hanya menutupi kesalahan.
Seorang hamba yang meneladani nama Al-’Afuw, selalu memohon ampun kepada Allah dari setiap kesalahan yang dilakukan. Ia juga selalu memaafkan kesalahan orang lain, bahkan sebelum diminta, ia telah memaafkan.
Ia tidak mudah tersinggung dengan perilaku orang lain. Karena, orang yang suka tersinggung atau marah hanya karena masalah kecil, adalah cerminan dari kepribadian yang rapuh. Rapuh karena tidak mampu mengendalikan diri, sehingga mudah marah dan melakukan sesuatu di luar kendali.
Rasulullah saw menegaskan, bahwa orang yang kuat itu bukanlah orang yang selalu menang bergulat, tetapi orang yang kuat ialah orang yang dapat menguasai dirinya ketika marah (HR. Muslim).
Pemaaf adalah orang yang kuat karakternya. Di antara bukti bahwa seseorang itu pemaaf adalah tetap berbuat baik kepada orang yang menyakitinya. Ia memaafkannya, menyambung hubungan silaturahim, dan menolongnya. Tetap menyapa, tersenyum, dan mengucapkan salam, bahkan mendoakan kebaikan untuknya. Karena itu, adalah akhlak Rasulullah saw.
“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.” (al- A’râf: 199).'''
*ENSIKLOPEDIA AL-ADWA NAHDLATUL ULAMA*
KAMU SEDANG MEMBACA
🥀🌷kata Kata Muslimah 🥀🌷
AcakAku harap kalian suka ya sama kata"ini dan ya kalo ada yang salah kata atau apa kasih tau insya'Allah nanti di perbaiki sama aku ya