Part 5

2.2K 287 43
                                    


A Prophecy






Glade itu luas. Semua orang menyadari itu. Namun Glade juga kecil. Jika dibandingkan dengan dunia luar, Glade hanyalah setitik debu di hamparan bumi. Selama kau terkurung di sana, tidak ada yang bisa kau sembunyikan di Glade. Begitu pula dengan berita yang tersebar dengan cukup cepat di sana bak wabah virus Flare. Terlebih, berita tentang Lea, The only Gladers Girl, yang tengah sibuk menjalani latihannya bertarung.

Berita itu berembus kuat di Glade belakangan ini. Apalagi Minho, Keeper of Runner, tidak menampik jika dialah pelatih Lea. Mereka berlatih hampir setiap hari, tiap pagi dan petang, atau tiap kali mereka memiliki waktu luang. Jelas itu membuat para Gladers terheran-heran.

"Ini sudah hampir sebulan dan aku masih sakit kepala." Alby memijit pangkal hidungnya. Pemuda itu berbicara dengan Lea saat gadis itu tengah sibuk mengisi jam istirahatnya dengan latihan memanah. "Sebenarnya kenapa kau bersikeras sekali untuk belajar bertarung? Ditambah, Minho ikut-ikutan membantumu. Kepalaku jadi tambah sakit."

"Mungkin sebaiknya kau menemui Med-Jack. Barangkali mereka tahu obat yang tepat untukmu." Ucap Lea ringan. Namun tatapan tajam Alby padanya membuat gadis itu seketika kicep.

"Aku tidak mempermasalahkan jika tujuanmu berlatih adalah untuk melindungi diri. Tapi aku mendengar rumor yang beredar jika kau ingin menjadi Runner setelah kau cukup kuat. Itu yang membuatku keberatan."

"Siapa yang bilang aku akan menjadi Runner?" Tanya Lea heran, "Seharusnya mereka bilang bahwa aku memang akan menjadi Runner." Sambung gadis itu lirih namun cukup keras untuk didengar Alby.

"Lea!"

"Sorry..."

Alby kembali memijit pangkal hidungnya. Astaga, dia hanya memiliki satu anggota Gladers wanita di sini. Tapi kenapa dia sangat sulit diatur melebihi Gladers laki-laki? Alby tidak bisa membayangkan jika Gladers yang akan datang bulan ini adalah wanita lagi. Tuhan, kepalanya bisa meledak.

"Saat kau bilang kau akan belajar bertarung, aku tidak menyangka kau akan benar-benar serius." Ujar Alby lagi. Pemuda itu mengingat saat Lea meminta untuk mengajarinya bertarung pertama kali. Rasanya baru kemarin Lea meminta hal itu, sekarang dia bahkan bisa melihat betapa tangkas gadis itu mengayunkan tombak. Terima kasih untuk Minho, dia sepertinya mengajari Lea dengan sungguh-sunnguh.

"Aku memang serius. Ayolah Alby. Toh, ini bukan sebuah tindakan kriminal." Lea meletakkan busur panahnya di tanah dan duduk di sebelah Alby. "Aku hanya tidak ingin menjadi beban. Sehingga jika ada hal yang mendesak, aku bisa mempertahankan diriku sendiri. Syukur-syukur aku bisa melindungi Gladers lain."

Alby menatap Lea dalam-dalam. Melihat betapa serius gadis itu berbicara membuatnya perlahan luluh.

Pemuda itu menghela napas sejenak, "Apa ini berkaitan dengan ucapanmu beberapa waktu yang lalu? Saat kau bilang bahwa Grievers akan menyerang Glade?"

Lea terdiam. Gadis itu menjadi gugup. "Eem... mungkin."

"Kau tahu sesuatu, kan?" Alby menatap Lea tajam. "Katakan apa yang kau ketahui, Lea."

"Aku tidak tahu apapun."

Bohong. Alby bisa membaca kebohongan itu di mata Lea. Bahkan gadis itu kini mencoba mengalihkan pandangannya.

Namun Alby memilih untuk mengalah. Dia bukan type pemaksa. Oleh karena itu dia lantas menghela napas panjang. "Sejak awal aku tahu ada yang berbeda denganmu. Bukan hanya karena kau satu-satunya gadis di Glade." Alby menatap Lea lembut. Namun tatapan matanya menyimpan lebih banyak rahasia yang tidak bisa Lea ungkap. "Entah kenapa aku merasa kau memiliki jawaban yang selama ini kami cari. Tapi kau sepertinya menahan diri untuk tidak mengatakannya. Aku tidak tahu mengapa kau melakukan hal itu. Tapi aku berusaha menghargainya."

BOND |Book 1: Serendipity| (Maze Runner Fanfiction) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang