Part 14

1.5K 241 10
                                    


Begin







Hari berganti dengan cepat di Glade. Matahari belum sepenuhnya muncul dari arah timur. Namun dua Runner, Minho dan Thomas telah berada di depan labirin. Mereka menunggu pintu itu terbuka sementara Lea terus memberi mereka wejangan. Bak seorang ibu yang menasehati kedua anaknya yang akan pergi untuk pertama kalinya ke sekolah.

"Ingat, segera pergi jika labirin mulai berubah. Lalu Thomas, selalu ikuti perintah Minho. Jangan membantahnya! Jika dia bilang jangan menoleh ke belakang, maka jangan menoleh ke belakang. Lari saja seperti hidupmu bergantung padanya, karena memang demikian."

"Memangnya kapan aku tidak mengikuti perintah Minho?"

Lea menyentil dahi Thomas dengan jarinya hingga membuat Thomas mengaduh kesakitan.

"Sering!" Lea mendelik menyeramkan. "Kau punya sifat buruk mengabaikan perintah dan suka melanggar peraturan. Kau lupa?"

"Ayolah, Lea. Dia akan baik-baik saja. Dia tahu apa yang harus dia lakukan." Minho terkekeh pelan. Meski dia tidak menampik jika dia senang melihat Lea menyentil Thomas. Sudah seharusnya ada seseorang yang menyadarkan sifat buruk pemuda itu yang memang suka sekali melanggar peraturan.

Lea menghela napas panjang dan menatap Minho. "Ingat apa yang kukatakan padamu kemarin, Minho."

"Hmm. Aku akan selalu mengingatnya."

"Juga... kembalilah dengan selamat, ok? Kalian berdua!"

Minho mengangguk. Sedangkan Thomas hanya mengerucutkan bibirnya karena sentilan Lea yang, jujur saja, rasanya sakit sekali.

Dinding labirin terdengar berderak. Minho menatap Thomas dengan senyuman kecil di wajahnya. Sementara Thomas kembali memusatkan perhatiannya pada pintu labirin yang perlahan terbuka.

"Lets go!"

***

Teresa duduk di samping Lea. Gadis Wicked itu terus menatap Lea yang dengan telaten merawat Alby yang belum siuman. Lea sendiri membiarkan Teresa bersamanya di pondok Med-Jack. Gadis itu bilang jika dia tidak nyaman berada di luar Glade, sehingga Lea membiarkan Teresa menemaninya.

Teresa terus memperhatikan Lea dan bagaimana sikap gadis itu. Dia begitu ceria dan menawan. Dia juga sangat ramah, bahkan pada dirinya yang merupakan orang baru di Glade. Pantas saja dia disukai dan disayangi oleh banyak orang. Mungkin itu juga yang membuat Teresa merasa begitu nyaman berada di dekatnya.

"Kenapa kau selalu membawa busur panah?" tanya Teresa sambil melirik busur yang dibawa Lea akhir-akhir ini.

"Hanya akhir-akhir ini saja. Biasanya kutinggalkan ketika aku sedang mengerjakan tugasku." Jawab Lea sambil tersenyum kecil.

"Kau suka memanah?"

"Suka. Memanah membuatku bisa melepaskan stress."

"Kau... punya stress?"

"Dulu." Lea buru-buru tertawa. "Sekarang juga. Tapi tidak separah dulu. Lagi pula, bukankah semua orang pasti pernah mengalaminya? Maksudku, tiap orang pasti punya masalahnya sendiri yang membuat mereka merasa stress, bukan?"

Teresa memandang Lea. Gadis itu membenarkan ucapannya. Perhatian Teresa kembali teralih pada busur Lea. "Boleh aku memegangnya?"

"Sure!"

Lea memberikan Teresa busur panahnya. Gadis itu terlihat tertarik. "Kau membuat ini sendiri?"

"Oh, itu... Gally yang membuatkannya untukku."

BOND |Book 1: Serendipity| (Maze Runner Fanfiction) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang