Part 11

1.9K 250 46
                                    


Mission







"Berjanjilah kau akan kembali ke dunia asli kita. For people who needs you."

"I love you, Thomas."

"Zizie..."

"Apa kau lupa misimu sesungguhnya?"

***

Thomas Sangster terbangun dalam sebuah ruangan putih. Ruangan yang belum pernah pria itu lihat sebelumnya. Mata coklatnya yang menawan menatap sekeliling hingga perhatiannya terpaku pada sosok Edwick yang telah berdiri di belakangnya. Menatapnya dengan sebuah seringaian kejam.

"Kau merusak misimu sendiri, Thomas."

"Apa maumu?" Thomas menatap Edwick kesal. "Apa kau belum puas menghancurkan hidupku?!"

"Aku adalah pria yang menepati janji." Edwick terkekeh kecil. "Kau selesaikan misimu, maka akan kukembalikan kau ke dunia aslimu. Tapi... kulihat kau tidak melakukannya dengan cukup baik."

Thomas berniat menghajar Edwick. Namun belum sempat pria itu menjangkau Edwick, tubuhnya lebih dulu jatuh ke lantai. Napasnya tiba-tiba hilang dan dia merasa sesak. Thomas tidak mengerti apa yang terjadi pada tubuhnya.

"So pitiful... Apa kau belum sadar jika aku memegang penuh atas hidupmu?" Edwick menyeringai kejam. "Aku punya kemampuan memberi waktu pada setiap subjek penelitianku. Termasuk kau dan gadis itu."

Thomas terengah-engah. Dia melihat angka di pergelangan tangannya menurun drastis. Mata coklatnya lantas menatap Edwick dengan tatapan marah. Pria di depannya itu sudah gila!

"Jangan menatapku seolah aku adalah orang yang jahat. Aku melakukannya demi ilmu pengetahuan dan menyelamatkan umat manusia dari virus Flare." Edwick menatap Thomas dalam-dalam. "Jika kau mau bekerjasama denganku, aku berjanji mengembalikanmu ke tempatmu semula."

"What do you want?!"

"Simple. Just... remember your mission, Thomas." Edwick mencengkeram rahang Thomas erat-erat. Sorot mata Edwick berubah mengerikan. "Pastikan semua berjalan sesuai alur dan jangan ada yang merusaknya. Di luar itu, habisi!"

Alis Thomas berkerut. Entah kenapa dia teringat pada Lea.

"Jika kau berhasil, kau akan kembali." Edwick tersenyum lagi. "I just need a winner!"

Edwick melangkah menjauhi Thomas yang masih berada di atas lantai. Napas pria berambut dirty blonde itu kembali normal. Angka di pergelangan tangan pemuda itu kembali seperti semula.

"Remember your mission, Thomas." Edwick tertawa sebelum sosoknya benar-benar hilang. "And always remember, Wicked is good."

***

"Kau tidak boleh pergi." Lea menggeleng keras. "Jangan pergi, Alby... please..."

Alby menghela napas. Dia memandang Lea yang menggengam tangannya erat. Dia bisa melihat kekhawatiran di wajah gadis itu. Namun dia tidak bisa berbuat banyak. "I'm sorry..."

Minho yang sejak tadi diam memandang Lea dengan ekspresi yang sulit dipahami. Pemuda itu merasa de javu. Dia tahu ada yang tidak beres dan Lea mengetahui itu. Namun Minho berusaha menekan rasa ganjal di hatinya karena dia juga tahu betapa penting misi melacak jejak Ben bagi Alby. Jika mereka berhasil, mereka bisa tahu lokasi Ben disengat dan itu akan sangat penting bagi kelompok Runner ke depannya.

Lea sendiri sebenarnya masih marah pada Alby dan tindakannya mengeluarkan Ben dari labirin. Namun dia tidak mau kehilangan lebih banyak temannya lagi. Gadis itu menekan egonya dan memohon Alby untuk membatalkan misinya pagi itu.

BOND |Book 1: Serendipity| (Maze Runner Fanfiction) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang