Chapter 4: Cousins

1.6K 241 129
                                    

AZEL mendorong pintu kafe lebih awal dari hari biasanya. Hari ini ia sengaja datang lebih cepat karena kebetulan dosen yang mengajar mata kuliah jam terakhir tidak dapat hadir sehingga para mahasiswa hanya diberi tugas kerja kelompok. Bagi yang sudah selesai dan mengirimkan hasil kerja kelompoknya ke email dosen, maka boleh langsung pulang.

Beruntungnya kelompok Azel cepat dalam mengerjakan tugas. Mereka membagi tugas ke setiap anggota kelompok sehingga semua kebagian mengerjakan. Tidak ada waktu yang terbuang sia-sia karena hanya satu atau dua orang yang mengerjakan.

Azel masuk ke ruang ganti karyawan. Lelaki itu mengambil baju kerja dari loker untuk berganti pakaian memakai polo shirt berwarna hitam dengan logo Mon Chéri cafe di bagian dada sebelah kirinya. Tanpa membuang waktu Azel segera mengganti pakaian kuliahnya dengan seragam kerja di dalam bilik ganti pakaian. Maniknya menatap refleksi dirinya pada cermin sebelum beranjak keluar dari tempat ganti.

"Astaga, Yud! Ngagetin aja." Azel terperanjat kaget mendapati Yuda berdiri tepat di depan bilik tempat berganti pakaian.

"Maaf. Eh, Zel, tumben lo udah dateng ke tempat kerja jam segini?" tanyanya.

Azel melipat pakaian sambil berjalan menuju lokernya. "Iya, soalnya jam terakhir dosen gue nggak ngajar. Jadi, tadi cuma dikasih tugas kelompok aja. Makanya gue bisa ke sini lebih cepet dari biasanya," jelasnya.

Yuda manggut-manggut memperhatikan Azel sibuk memasukkan pakaian ke dalam tasnya hingga tidak sengaja sebuah amplop terjatuh dari ransel Azel membuat Yuda langsung mengambilnya. "Zel, ini surat apa?"

Azel menutup lokernya kemudian beralih menatap temannya dengan sedikit terkejut melihat Yuda memegang surat pengunduran diri miliknya. "Tolong ... punya gue, Yud?"

Yuda mengembalikan amplop itu pada Azel dengan tatapan bingung. Azel melirik amplop di tangannya sebelum kembali memasukkan surat itu ke dalam ranselnya lantas ia menatap temannya sambil menghela napas berat. "Itu surat resign gue dari sini." jawabnya jujur.

Raut wajah Yuda seketika berubah terkejut saat mendengar pengakuan Azel. Mengapa rekan kerjanya itu ingin resign dari tempat kerja mereka? Hal apa yang membuat Azel memutuskan berhenti bekerja?

"Lo serius?"

Azel menatap Yuda serius. "Gue serius, Yud. Gue beneran mau resign dari sini..."

Yuda menarik tangan Azel untuk duduk di kursi yang ada di pojok ruangan. "Kenapa? Lo udah mikirin mateng-mateng buat ngundurin diri dari sini? Terus nanti lo kerja apa, Azel?" tanyanya berurutan.

"Lo udah kayak wartawan aja. Banyak banget nanyanya!" Azel tertawa kecil.

Yuda menatapnya sebal. "Gue serius, ih!"

Azel menoleh sambil tersenyum. "Gue udah mikirin ini kok. Gue juga udah dapet kerjaan baru jadi guru les privat,"

"Oh, ya? Gue seneng dengernya kalau lo udah dapet kerjaan baru. Tapi, gue juga sedih karena lo udah gak kerja di sini." Ekspresi Yuda berubah sendu ketika mengetahui kalau ia akan berpisah dengan salah satu teman akrabnya selama kerja di Mon Chéri.

"Nanti kapan-kapan gue main ke sini. Kita juga gak bakal lost contact kok. Lagian 'kan lo punya nomer gue, jadi kita masih bisa komunikasi. Tenang aja!"

Yuda memperhatikan Azel yang dibalut dengan seragam kerjanya. "Oke. Hari ini lo masih kerja?" tanyanya membuat Azel mengangguk.

"Sekalian mau ngajuin surat resign gue."

Netra Azel berpindah ke pintu ruangan lantas ia bertanya pada Yuda. "Oh iya, Nic—maksud gue Mas Nico udah dateng belum?"

"Mas Nico?" Yuda mengerutkan dahinya.

Dandelions [hajeongwoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang