New character unlocked;
An Yujin as Damira Cecillia-—-
PINTU kamar mandi terbuka menampilkan Adriel yang baru saja menyelesaikan kegiatan mandi paginya dengan handuk kecil melingkar di leher. Ia beralih duduk di pinggir tempat tidur dengan satu tangan sibuk mengusak rambut menggunakan handuk dan tangan lainnya sibuk dengan ponsel. Seulas senyum terukir setelah mengirim pesan singkat untuk Azel yang belakangan terkesan menjaga jarak darinya.
Adriel beranjak mengganti pakaian sebelum meraih ransel dan keluar dari kamar. Hari ini suasana hatinya cukup baik dari hari biasanya. Ia bahkan tidak sabar untuk pergi ke kampus untuk menunjukkan penampilan barunya pada sang kekasih.
"Adriel," Wanita yang menenteng snelli di tangan menghampiri Adriel. "Kamu baru mau berangkat ke kampus?" Jocelyn melirik jam di pergelangan tangannya.
Adriel mengangguk seraya membenarkan letak kacamata yang ia pakai untuk menunjang fashion nya hari ini. "Aku ada kelas jam sepuluh, Ma." jawabnya.
Jocelyn justru menarik lengan anaknya untuk ke ruang makan. Suara decitan dari kaki-kaki kursi terdengar ketika ia menarik salah satu kursi lalu memberi perintah, "Duduk."
Adriel mau tidak mau mengikuti perintah ibunya untuk duduk. "Ma, tapi aku udah mau berangkat." ucapnya akhirnya menolak.
Jocelyn mengambil tempat berseberangan dengannya. Netranya tidak menatap pada anaknya karena wanita itu sibuk mengambil roti dan selai ke atas piringnya. "Masih jam sembilan kurang lima belas menit. Sarapan dulu. Oke?" Jocelyn menggeser roti dengan selai coklat buatannya pada Adriel lalu kembali mengoles roti untuknya.
Adriel mengunyah roti dalam diam. Suasana ruang makan keluarga pagi itu sangat hening karena hanya ada mereka berdua. Padahal beberapa tahun yang lalu, suasana rumah itu begitu hangat dengan anggota keluarga yang lengkap. Tidak seperti sekarang.
"What's bothering your mind?"
Pertanyaan itu membuat Adriel yang semula sempat melamun kini kembali memusatkan perhatiannya pada Jocelyn. Dengan seulas senyum ia menggeleng pelan, "Nothing."
"Mama ada praktek hari ini?" Adriel mengalihkan pembicaraan.
Jocelyn mengangguk. "Iya, nanti siang."
Kedua alis anak laki-laki itu saling bertautan atas jawaban ibunya. "Siang? Tapi kok udah mau otw sekarang?" tanyanya bingung.
Jocelyn mengelap ujung bibirnya sebelum kembali menatap Adriel. "Mama mau ketemu dulu sama Tante Irene di kafe sebelum ke rumah sakit." jelasnya membuat Adriel bungkam setelah mendengar nama Irene disebut. Nyokapnya Dami ngapain?
Adriel dengan cepat menghabiskan sisa rotinya lalu menenggak air sebelum beranjak dari kursi. "Kok buru-buru banget?" tanya Jocelyn memperhatikan dengan bingung.
"Takut macet di jalan." ucap Adriel menghampiri ibunya untuk berpamitan.
"Ada yang Mama mau titip ke kamu. Tunggu sebentar, ya." kata Jocelyn kemudian beranjak mengambil sesuatu.
Tidak lama kemudian wanita paruh baya itu sudah kembali dengan paper bag di tangan membuat Adriel mengernyit. "Ada spaghetti brulee buat Damira," ucap Jocelyn. "Itu Mama beli di temen. Rasanya enak, makanya titip ya buat dia. Pasti Dami suka!" lanjutnya.
Adriel menatap paper bag itu beberapa saat sebelum mengajukan pertanyaan, "Bukannya Mama mau ketemu sama Tante Irene? Kenapa nggak kasih ke Tante Irene aja? Lagian juga ini buat anaknya, 'kan?"
Jocelyn menggeleng cepat. "Tante Irene nanti mau pergi lagi. Kamu 'kan mau ke kampus dan Damira juga ada di kampus,"
"Aku sama dia 'kan beda fakultas."
![](https://img.wattpad.com/cover/246657369-288-k921849.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelions [hajeongwoo]
FanfictieGabriel Arsy Azelio seorang mahasiswa yang harus bekerja paruh waktu demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Takdir mempertemukan dirinya dengan Zaki Nichol dalam pertemuan yang tidak cukup baik. Keadaan membuat Azel mengambil pilihan untuk berdekatan den...