Chapter 2: He and Him

1.7K 263 191
                                    

New character unlocked;
So Junghwan as Immanuel Nathan


-—-

DOSEN baru saja mengakhiri kelas sejak lima menit yang lalu. Azel merapihkan alat tulis lalu bergegas keluar kelas. Ia melirik jam di pergelangan tangan yang ternyata sudah menunjukkan waktunya makan siang. Ponselnya berdering membuat Azel menghela napas melihat nama teman karibnya tertera di layar. Hampir saja ia lupa mengabari Dominic kalau kelas telah usai, sebab hari ini lelaki Othello itu tidak masuk kuliah jam pertama dengan alasan terlambat bangun. Dominic meminta Azel mengabari, jika kelas telah selesai agar mereka berdua bertemu sebelum memulai kelas siang nanti.

Azel segera menggeser tombol hijau di layar untuk mengangkat panggilan. "Halo, Dom."

"Zel, di mana? Kok lo gak ngabarin gue? Udah selesai belum sih kelasnya?"

"Gue baru keluar kelas nih. Lu di mana?"

Dominic melirik sekitarnya. "Perpus," jawabnya membuat Azel mengernyit. Tumben sekali Dominic berada di perpustakaan jika bukan mengerjakan tugas.

"Oke. Gue ke situ deh nyusulin lo," kata Azel memberitahu niatnya.

Suara Dominic justru dengan cepat mencegah niat Azel. "Nggak usah!"

Azel menaikkan alisnya. "Kenapa?"

Netra Dominic melirik laki-laki yang duduk di meja paling pojok sebelum ia kembali mendengar suara Azel di telinganya. "Halo, Dominic. Kok lo malah diem, sih?"

"Lo duluan aja ke foodcourt. Gue nyusul ke sana sekarang. Bye, Zel!" Dominic memutus sambungan telepon, lantas ia segera menutup buku management milik perpustakaan yang tidak ia baca sama sekali seja tadi. Pasalnya Dominic memang tidak berniat belajar di perpustakaan. Lelaki itu berada di sana hanya untuk menunggu kelas pertamanya usai.

Perihal sikapnya yang terkesan sedikit aneh bagi Azel, itu sebab beberapa saat lalu Dominic melihat sosok Adriel berada di salah satu meja perpustakaan dengan laptop dan beberapa buku berserakan di meja. Ada satu hal yang membuat Dominic mengerutkan dahi, yakni Adriel terlihat begitu akrab berbincang sambil sesekali tertawa bersama seseorang di layar ponselnya melalui sambungan video call.

Kak Adriel lagi video call sama siapa, ya? Kayaknya akrab banget

Dominic beranjak bangkit mengembalikan buku pada raknya. Tanpa pikir panjang ia berjalan menghampiri meja seniornya, "Kak Adriel?" sapanya membuat Adriel terkejut mendapati kehadiran Dominic yang menginterupsi perbincangannya dengan seseorang di layar ponselnya.

"Kak Adriel ngapain di sini? Lagi nugas?" Dominic diam-diam melirik layar ponsel Adriel. Dia video call sama cewek?

Adriel mengangguk lalu beralih pada ponselnya. "Nanti lagi, ya? Bye," katanya lalu mematikan sambungan video call nya dengan sosok wanita yang tidak Dominic kenali.

"Lo gak sama Azel?" Adriel mengalihkan pembicaraan. Sorot matanya menerawang ke sekitar seolah mencari sosok Azel.

"Lo nyariin Azel? Emangnya lo dari tadi gak kirim chat, telepon atau video call ke dia?" tanya Dominic membuat raut wajah Adriel terlihat berpikir. "Oh iya, soalnya Kak Adriel lagi sibuk video call sama cewek tadi, ya?"

"O-oh, tadi itu temen gue. Btw, ini lo sekarang mau ke mana?" tanya Adriel kembali mengalihkan pembicaraan.

"Foodcourt. Nemuin Azel,"

"Gue boleh join?" Pertanyaan Adriel membuat Dominic berpikir sejenak sebelum akhirnya mengangguk memperbolehkan lelaki itu ikut bergabung makan siang dengannya dan Azel.

Dandelions [hajeongwoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang