DUA PULUH DELAPAN: Uchiha Itachi

363 41 10
                                    

Sudah sehari sejak keberangkatan Sasha, Connie, Reiner dan Armin keadaan desa sekarang mulai membaik para warga dan para Shinobi bergotong royong membangun rumah, sarana dan prasarana desa. Porco dan pieck sempat emosi ketika mendengar Reiner pergi tanpa bilang pada mereka tapi Jean berhasil menjelaskan pada mereka alasan Reiner meninggalkan mereka berdua tanpa pamit lagipula salah mereka bukan tidak ikut makan malam disaat Reiner memberi tahu keberangkatannya

"Huh si naif itu untung masih ku maafkan" umpat porco saat ini mereka sedang sarapan di kamar Naruto kali ini Mikasa dan Eren yang memasak makanannya

"Sudahlah Pokko kalau Armin ikut dengannya semuanya pasti akan baik-baik saja" kata pieck yang menenangkan porco

"Oh iya Jean niisan beberapa hari kedepan aku akan pergi bersama pertapa mesum untuk mencari seseorang" kata Naruto biasanya ia izin kepada Levi namun karena Levi masih koma di rumah sakit maka ia meminta izin kepada Jean

"Baiklah jaga dirimu jangan ikut-ikutan mesum sepertinya" balas Jean sambil menyendok makanannya
"Aku ingin berlatih sendiri di hutan niisan" kata Sasuke
"Baiklah jangan pulang terlalu malam" balas Jean lagi

Acara makan pagi pun selesai mereka segera bersiap melakukan aktivitas mereka porco dan pieck mendapatkan tugas menjaga pintu gerbang Konoha. Naruto mempacking barang untuk perjalanannya dengan Jiraiya. Hanji kembali ke rumah sakit untuk menjaga Levi. Sasuke langsung keluar untuk berjalan-jalan sebentar sebelum latihan untuk menjernihkan pikirannya. Jean, Eren dan Mikasa beristirahat karena mereka akan bertugas siang nanti

"Hei pieck apa kau yakin Annie Masih hidup saat ini" kata porco "aku yakin dia masih hidup pock dia bukan orang yang nekat seperti Reiner" kata pieck
"Ya kuharap di baik-baik saja"

Sesampainya di pos desa mereka disibukkan dengan kegiatan mereka masing-masing hingga tanpa mereka sadari ada dua sosok manusia yang menggunakan jubah motif awan merah sedang berdiri di atas gerbang Konoha

"Sepertinya Dampak serangan Orochimaru tidak terlalu besar" kata salah seorang yang membawa pedang
"Ya mungkin isu tentang Konoha mempunyai makhluk raksasa itu benar" kata seseorang dengan mata merah

"Sebaiknya kita masuk kedalam akan terlihat aneh jika ada seseorang yang melihat kita berdiri di atas gerbang Konoha ini" kata si pembawa pedang
"Ya kau benar" kata si mata merah mereka memasuki desa dengan tenang tanpa adanya keributan dan sampailah mereka di sebuah kedai dango

"Kau tunggu dulu disini ada urusan yang harus kuselesaikan" kata si mata merah
"Sudah kuduga kau rindu dengan desamu bukan" kata si pembawa pedang
"Tidak juga" orang itu segera pergi meninggalkan si pembawa pedang
"Kau tidak pandai dalam berbohong..." Orang itu menyesap Ocha panas yang ia pesan sebelumnya "..... Itachi"

...

"Jean aku keluar dulu sebentar bersama Mikasa" kata Eren
"Bilang saja mau kencan" kata Jean malas
"Ah i..iya maksudku itu" ucap Eren yang gelagapan
"Dasar bikin iri saja, kembali lah sebelum siang nanti" kata Jean
"Aku mengerti" Kata Eren sambil meninggalkan Jean, akhir-akhir ini Jean lebih suka menyendiri dan menikmati ketenangan Mungkin karena faktor lingkungan di Konoha asri dan hidup tidak seperti di pulau paradis, para penduduk selalu diliputi rasa takut dan cemas

Tok Tok Tok

Lagi-lagi sebuah ketukan mengganggu tidurnya Jean segera bangkit dan berjalan gontai menuju pintu apartemen Naruto
"Kalau itu Kakashi akan kuhajar dia" gumamnya dalam hati Jean segera membuka pintunya dan mendapati seseorang pria berjubah hitam bermotif awan merah

Lagi-lagi sebuah ketukan mengganggu tidurnya Jean segera bangkit dan berjalan gontai menuju pintu apartemen Naruto"Kalau itu Kakashi akan kuhajar dia" gumamnya dalam hati Jean segera membuka pintunya dan mendapati seseorang pria berjubah hitam ber...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
New Adventure (One Piece x Attack On Titan x Naruto)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang