"Taehyung... ! Kamu ngapain sih so soan nyulik aku segala ?"
Taehyung tak menjawab. Dia masih fokus menyetir. Demi apapun Yura ingin sekali memukul orang yang satu ini.
"Bukannya kamu ada promosi album? Kok malah ngelancong ke sini?"
Masih tak di jawab
Dan..Plak..
Yura memukul puncak kepala Taehyung pelan.
"Shh.. Au.." Taehyung mengaduh kesakitan.
"Hey, ahjussi.. Ngomong dong !"
"Hey, ahjumma... Sekarang, itu gak penting. Lebih baik kamu diem."
Yura melipat kedua tangannya dia menatap Taehyung tajam dari belakang. Orang ini bisa bisanya mengacaukan acara jalan jalan sorenya.
Mobil yang mereka berdua tumpangi berhenti. Tepat di luar sana, terlihat sebuah kafe klasik yang sangat aesthetic. "Kok berenti disini?"
"Memang kita mau kesini."
Jangan ditanya seberapa bingungnya Yura. Mulutnya menganga karena penculik gadungan itu. "Maksudnya kafe itu?" tanya Yura memperjelas.
Taehyung menjentikkan jarinya "Exactly!" ucapnya keras.
"Aku turun nih?"
Taehyung merotasikan matanya "Yaiya lah."
"Oh, oke." Yura membuka seatbelt dan turun dari mobil. Dia bersama dengan Taehyung berjalan beriringan masuk ke dalam kafe klasik itu. Taehyung juga kembali mengenakan masker hitamnya. Dia tak ingin ada orang yang tahu keberadaannya.
Suasana di dalam kafe sedikit sunyi. Taehyung tepat sekali memilih kafe ini. Kafe ini kosong, tak ada siapapun. Dia bisa bebas berada di sini tanpa di ketahui banyak orang.
Dia memesan teh untuk dirinya sendiri. Taehyung tak suka kopi. Menurutnya kopi itu pahit. "Hey, kau pesan apa?"
Tanpa perlu pikir panjang Yura meminta sebuah ice Americano. Dia ingat sejak pulang sekolah tadi dia belum minum apa apa. Pantas saja dia sangat kehausan dan butuh kesegaran.
"Ah, tambahkan sepotong keik matcha juga. aku lapar."
"Ah, baiklah."
"Roti coklatnya juga."
Taehyung terperangh mendengar permintaan anak yang satu ini. "Hey, kau nanti membulat." ejek Taehyung sambil tertawa lepas.
Yura menghembuskan napas kasar sambil merotasikan matanya. "Tak apa yang penting aku kenyang."
Taehyung tertawa melihat Yura yang sedikit, em.. Marah padanya. Bagi Taehyung wajah Yura sangat lucu saat marah. Eh, tunggu kenapa dia berpikiran seperti itu? Sadarlah Taehyung !
"Baiklah baiklah.. "
Walau disini sudah aman, tapi Taehyung memilih rooftop sebagai tempat mereka berbicara. Iya, Taehyung membawa Yura kesini karena ada sesuatu hal yang ingin dia bicarakan dengan Yura.
Mereka menaiki tangga menuju rooftop kafe. Tak lupa Dengan pesanan mereka juga mereka bawa. Taehyung yang membawanya dengan sebuah nampan putih ukuran sedang.
"Jadi?" baru saja mereka berdua duduk, Yura sudah menagih penjelasan mengapa Taehyung membawanya kesini.
"Ada yang ingin aku bicarakan denganmu."
Yura menaikan alisnya. "Bicara apa?"
"Tentang,"
Taehyung memotong ucapannya. Dia terlihat menghela napas yang dalam. Nampaknya seperti permasalahan yang cukup berat. Yura memasang pendengarannya baik baik. Dia sampai menarik kursinya lebih dekat.
"Kisah cintaku."
Yura yang sedang meminum ice americano nya hampir saja tersedak mendengar ucapan Taehyung. Lalu kemudia dia tertawa. "Kisah cinta? Tumben sekali kau membahas kisah cinta."
"Dari beberapa minggu yang lalu aku tiba tiba menyukai seorang gadis."
Taehyung hanya bisa tersenyum. Terlihat jelas pipinya berubah jadi merah merona setelah Yura menggodanya. "Siapa dia? Siapa perempuan yang kau sukai? Apa aku mengenalnya?" tanya Yura bertubi tubi.
" Pokoknya, ada."
"Yah.. Kau tidak seru main rahasia rahasiaan.."
Yura kembali menyeruput minumannya. Dia kecewa berat..
"Tapi, perempuan ini telah memiliki kekasih."
Untuk yang kali ini, Yura benar benar tersedak. Sampai dia terbatuk batuk. "Omo..! Taehyung! Bagaimana bisa?"
"Ya.. Mau bagaimana lagi, namanya juga cinta. Kita tidak bisa memilih jatuh pada siapa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Her : secret girlfriend
FanficDi semesta ini tak ada yang tahu kalau Park Jimin memiliki seorang kekasih yang sengaja ia sembunyikan. Mulai : 11 Januari Tamat : -