"Ma.. Yura berangkat kuliah ya...""Iya hati hati."
Dengan totebag warna broken white yang dia sisipkan di bahu serta kaus biru muda dan celana jeans yang terpasang di tubuhnya, Yura berangkat sendiri menuju kampus. Biasanya gadis itu selalu menggunakan bus ketika berangkat ke kampusnya. Sama seperti hari ini. Dia berjalan kaki menuju halte.
Yura mengeluarkan sebuah kartu yang selalu dia bawa jika bepergian. Kartu itu ditempelkan pada sebuah layar elektronik kecil sampai terdengar bunyi 'tit'dan pintu bus pun terbuka. Perkembangan zaman cukup pesat akhir akhir ini. Banyak orang orang jenius di muka bumi.
Yura duduk di kursi kosong urutan paling belakang tepat dipinggir jendela kaca. Untuk mengusir bosan, Yura memasang airpod nya dan mendengarkan lagu lagu yang pernah Jimin kirimkan kepadanya. Lagu yang hanya Jimin ciptakan untuk Yura. Dari sini, kau sudah tahu betapa romantisnya pria itu.
Musik mengalun menemani perjalanan Yura sampai bus ini berhenti.
Seoul University. Hal paling beruntung dihidupnya adalah bisa kuliah di Seoul University. Kampus unggulan di seluruh penjuru Korea Selatan. Bahkan tak hanya orang asli korea saja yang mengenyam pendidikan di sini. Teman sekelasnya ada yang berasal dati Los Angeles dan Selandia baru bahkan Indonesia.
"Yura..!!!"
"Annisa.."
Annisa. Sahabat Yura. Dari namanya sudah bisa di tebak kalau dia orang Indonesia. Annisa adalah siswa terpilih yang berhasil mendapatkan beasiswa full di Seoul University melalui jalur KGSP.
Dia seorang muslim. Sudah dapat ditebak dari namanya. Annisa bagai magnet bagi Yura. Dari sekian banyak mahasiswa yang satu kampus dengannya Yura tak pernah tahu kenapa harus Annisa yang akhirnya mendapatkan gelar sahabat. Mungkin karena dia berasal dari Indonesia. Tempat kelahirannya. Tempat Bundannya tinggal dulu waktu dia masih hidup. Walau mereka berdua berbeda agama, Yura dan Annisa bisa berjln bersama tanpa melihat perbedaan di antara mereka
Hmm.. Indonesia. Yura sudah sangat lma tidak berkunjung ke negara itu. Terakhir kali Yura kesana saat masih berumur 10 tahun. Sudah lama sekali itu. Kalau ditanya apakah dia rindu, jawabannya tentu saja dia rindu. Tak usah di tanya lagi. Tapi untungnya kehadiran Annisa sedikit mengurangi rasa rindu Yura pada tanah kelahirannya. Dari Annisa, dia bisa tahu kondisi Indonesia sekarang seperti apa. Dengan Annisa juga, dia bisa berbicara bahasa Indonesia sesuka hatinya. Dan ketika Annisa pulang ke Indonesia, dia selalu membawa oleh oleh untuk Yura jika kembali ke Korea. Dan rindu Indonesia pun bisa terobati.
Sempat terpikir oleh Yura untuk tinggal di Indonesia. Tapi papah nya pasti melarang. Jimin juga. Jimin pasti akan marah dan mengurungnya di kamar.
"Astagfirullah Yura, kenapa melamun?" Annisa melambai lambaikan tangannya di depan Yura sampai gadia itu sadar.
Dengan raut wajah yang masih bingung yura akhirnya tersadar. "Masa iya aku ngelamun?"
"Suwer." Annisa megangkat tangannya dan membentuk gaya V di jarinya. Wajahya yang polos membuat siapapun ingin tertawa. "Jangan ngelamun, entar kemasukan setan ih!" peringat Annisa yang setengah berbisik.
"Hahaha.. Udahlah. Udah pagi gini gak bakal ada setan. Mening kita cepet cepet masuk ruangan aja. Karena konon katanya, dosen pengajarnya lebih nyeremin dari setan." Yura cekikikan. Annisa juga tertawa.
"Hus! Gak baik menghina orang tua."
"Iya maap."
Mereka saling melemparkan lelucon candaan saat masuk ke gedung tentang si Pak Dosen. Sungguh, Yura memang murid yang berhati jahanam. Ya... Pada akhirnya Annisa juga ikut terjebak dalam gibahan Yura.
Saat mereka sampai, kelas sudah terlihat ramai. Tapi dosen belum datang. Masih sekitar 3 menitan lagi si bapak dosen itu datang dengan buku tebalnya. Yura memang cukup pintar, tapi dia tak suka belajar. Dan harpannya pagi ini adalah si bapak Dosen tersesat dalam perjalanannya menuju kelas. Kelas yang kosong dari mata pelajaran pasti menyenangkan.
Tapi harapan Yura musnah. Si bapak dosen itu datang. Bukan hanya dengan satu buku tebal tapi tiga buku tebal.
"Matilah aku..."
.
Beruntungnya bagi Yura, mata pelajaran kini telah selesai. Kau tak pernah tahu betapa bersyukurnya Yura.
"An, kamu masih ada kelas gak?"
Annisa menggelengkan kepalanya. "Bagus!"
"Emang kenapa?" tanya Annisa penasaran.
"Gimana kalau kita jalan jalan ?"
"Aduh.. Kalau jalan jalan maaf Ra, gak bisa. Aku ada acara di rumah."
Yura menurunkan senyumannya. Matanya yang memancarkan semangat kini tak terlihat. Bahunya merosot mendengar penolakan halus dari Annisa.
"Yaudah deh gak papa."
"Maaf."
Yura mengangguk sambil mencoba tersenyum kembali. Mereka berdua pergi sesuai tujuan masing masing. Sungguh, Yura tak tahu harus pergi kemana. Dia sedang tidak ingin pulang sekarang tapi dia juga bingung harus pergi ke tempat yang seperti apa. Terlebih lagi sendirian. Dia tidak bisa mengobrol dengan siapapun sekarang.
Dengan langkah gontai, Yura menelusuri trotoar seorang diri. Tujuan utamanya adalah pergi ke Myeong-dong. Hanya sekedar berjalan jalan saja sampai kakinya teras pegal. Ketika Yura sedang melihat kedai kedai yang menjajakan jajanan khas pinggir jalan, tiba tiba seseorang menarik kuat tangan kanannya membawa Yura menjauh dari keramaian pasar. Yura mencoba berteriak tapi orang bermasker hitam dan berhoodie hitam itu malah membekap mulutnya. Mulut Yura tertutup rapat sampai tak bisa mengeluarkan sepatah kata pun. Sialnya tempat pria itu muncul di jalanan yang sepi.sehingga tk ad yang bisa membantu Yura.
Orang dengan pakaian serba hitam itu membawa Yura ke dalam sebuah mobil mewah yang terparkir di pinggir jalan.
"Masuk!" titahnya.
Suaranya terdengar berat. Sangat mengerikan sampai membuat Yura ketakutan.
Si orang itu membuka mobil dan memasukkan Yura ke dalam sementara dia sendiri yang menyetir.
"Hey, mau dibawa kemana aku?"
"Tenanglah kau tidak perlu takut denganku."
"Tunggu..." Yura mengerutlan alisnya sampai terlihat seperti menyatu.
"Suaramu..., sepertinnya aku kenal." lanjut Yura.
Orang itu tertawa lalu dengan perlahan dia membuka masker hitamnya dan..
"Ta, Taehyung?"
"Hay Yura."
__________________________________
Duh, kira kira Taehyung ngapain ya nyulik Yura?
Sungguh anak yang satu ini sangat meresahkan 😰
KAMU SEDANG MEMBACA
Her : secret girlfriend
Hayran KurguDi semesta ini tak ada yang tahu kalau Park Jimin memiliki seorang kekasih yang sengaja ia sembunyikan. Mulai : 11 Januari Tamat : -