Yura berhenti tepat di depan lobi gedung apartemen yang mewah. Dia tidak tahu kenapa Jimin malah membawanya kesini bukannya pulang ke rumah. He Kyo pasti akan khawatir mendapati putrinya tidak pulang pulang.
Yura mendecak meminta penjelasan. "Kenapa aku di bawa ke sini?"
"Karena aku ingin."
Jimin berlalu meninggalkan Yura. Sudah pasti Yura dongkol. Jimin memang ada ada saja. Mau tak mau Yura mengikuti arah langkah kekasihnya menuju sebuah pintu kayu mahal yang terpolesi emas di gagangnya.
Jimin kemudia membuka kenop pintu "Ladies first."
Yura masuk. Dia baru pertama kali ke sini. Dan ini sangat, mengagumkan. Ini tidak seperti apartment tapi seperti bagian dari ruangan istana. Ini sangat mewah dan mahal. Yura hanya bis melongo di dalam sambil matanya melirik kesana sini.
"Kau.."
"Bagaimana apartment baruku?" tanya Jimin menyombongkan diri. Dia mengilangkan tangannya ke depan dan berdiri di samping Yura yang masih terkagum kagum.
"Euuhh.. Sombongnya pacarku." Dia berkata seperti itu sambil mengusap dagu Jimin, menggoda laki laki itu.
"Hey.. Tidak seperti itu. Aku hanya bingung bagaimana aku menghabiskan uangku. Jadi aku belilah apartemen ini. Kau suka?"
Yura mengangguk antusias. "Aku selalu suka apapun yang kamu suka."
Jimin tersenyum hangat. Dia mendekati Yura dan memeluknya.
"Tapi,"
"Tapi apa?"
"Aku harus pulang.."
"Mama pasti khawatir aku harus pulang." lanjut Yura yang terdengar sedikit merengek.
"Itu biar aku yang urus."
"Aku juga tidak membawa baju Jimin. Kau bagaimana sih?"
Jimin menggaruk garuk kepalanya yng tak gatal. Iya di melupakan hal itu. Dia tidak mempunyai baju untuk Yura disini. Tapi, untungnya Jimin mempunyai sebuah ide brilian yang tiba tiba muncul di kepalanya.
"Sudah, itu tenang saja. Kalau kau mau mandi, mandilah. Bajumu akan siap setelh kau mandi."
"Benar?"
"Iya.."
"Yaudah bye aku mau mandi !" Yura melenggang bak model menuju kmar mandi meninggalkan jimin sendirian.
Apartemen ini terdiri dari dapur, kamar mandi, ruang untuk santai dimana terdapat sebuah televisi besar dan ruang tidur yang mewah. Siapapun yang masuk kesini akan tercengan dengan interiornya yang sangat elegan. Tk lupa barang barang disana sini membuat rakyat miskin menjerit tak karuan.
Tapi kan ini Park Jimin. Diabbisa membeli apapun yang dia mau. Bhkan rasa rasanya, dia sudah bingung bagaimana cara menghabiskan uangnya.
Sambil menunggu Yura, Jimin mengeluarkan kaos salur dengan polet biru miliknya. Bukan untuk dipkai olehnya, tapi untuk dipkai Yura setelah mandi. Ya, Jimin akan menyuruh Yura mengenakan pakaiannya saja nanti. Dan untuk celananya, dia memilih celana jeans selutut yang warnanya terlihat soft. Senada dengan baju salur biru muda itu.
"Jimin bajunya mana?"
Ketika tengah asyik menyiapkan baju, untuk Yura, Yura tiba tiba muncul dari pintu kamar mandi dengan hanya mengenakan bathrobe dan handuk membelit rambutnya.
"Kamu udah selesai mandi ?"
"Udah. Mana baju aku ?"
Jimin membawa baju yang tadi dia siapankan dan memberikannya pada Yura. "Ini, baju kamu?"
"Iya."
"kok aku pake baju kamu?"
"Udah lah gak papa. Sana sana di pake baju dulu. Bahaya.." Jimin mendorong Yura pelan ke kamar mandi. Yura sebenarnya ingin protes, tapi ya mau bagaumana lagi. Akhirnya dia hanya menurut saja.
Beberapa menit kemudian, Yura keluar. Dia telah mengganti bathrobe nya dengan baju Jimin. Rambutnya tergerai dan basah. Mungkin tadi dia baru saja keramas.
Intinya, baju yang di Jimin hanya sampai paha, di Yura baju itu sampai menutupi lututnya. Untuk celananya, entah kenapa bisa pas. Yura jadi seperti mengenakan daster.
"Aku kok kayak pake daster." Yura ingin tertawa saat melihat dirinya di pantulan cermin. Jimin yang duduk di sofa hanya bisa menggeleng gelengkan kepala. Ya, dia juga ikut tertawa karena bajunya menjadi daster ketika di pkai oleh Yura.
Jimin bangkit dan menghampiri Yura. Mengamati gadis itu dari pantulan cermin lalu memeluk pinggang Yura dari belakang.
"Dasar pendek !"
"Heyy..!!"
Jimin semakin mengeratkan pelukannya. Wangi tubuh Yura begitu harum. Seperti candu. Bahkan wangi bunga pun kalah oleh Yura. Jimin terus mengendus leher Yura menikmati wangi tubuh gadis itu.
"Ish.. Jimin geli.."
Yura melepaskan tangan jimin yang membelit pinggangnya dan menghindar, dia tidak tahan. Hidung Jimin yang bergesekan dengan lehernya membuat Yura geli.
"Kenapa di lepas?"
"Geli tau gak? Mening sekarang kamu mandi sana. Aku mau masak makan malam buat kita."
"Oke my queen."
Jimin menari riang menuju kamar mandi sesuai apa yang di perintahkan Yura. Yura sendiri sampai tertawa melihat tingkah lucu pacarnya itu.
"Hah.. Lucunya dia."
"Tapi kadang sombong."
Monolog Yura sambil beraksi di dapur.
"Tapi aku sayang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Her : secret girlfriend
FanfictionDi semesta ini tak ada yang tahu kalau Park Jimin memiliki seorang kekasih yang sengaja ia sembunyikan. Mulai : 11 Januari Tamat : -