"Jimin apa apaan sih sakit tau..! Lepasin."
Jimin memasukkan Yura ke dalam mobil. Begitupun dirinya juga masuk ke dalam mobil yang sama. Dia mengemudi tak tentu arah. Bahkan kecepatan mobil ini pun sangat tinggi.
"Jimin kau mau membunuhku ?! Berkemudilah seperti biasanya !"
Jimin tak merespon apapun. Dia malah menambah laju mobilnya. Mobil mereka melesat di jalan raya kota Seoul.
Yura semakin ketakutan dalam duduknya. Dia meremat ujung bajunya saking takutnya. Jimin memang sabar. Tapi dia harus tahu kalah marahnya orang sabar sangatlah mengerikan. Walau sampai sekarang Yura tak tahu menahu kenapa Jimin bisa sangat semarah ini. Padahal dia hanya nongkrong nongkrong biasa dengan Taehyung. Apa yng salah?
"Jimin kumohon hentikan.. " Yura memohon seperti hendak menangis. Dia tak pernah berkendara secepat ini. Dia takut. Yura sangat takut.
Lalu dengan sekali hentakan, Jimin memberhentikan mobil yang dia kendarai. Hampir saja kepala Yura terbaduk ke dasbor mobil karena pemberhentian yang tiba tiba ini.
Yura melirik ke arah Jimin. Wajahnya memerah menahan marah. Dan matanya, matanya menatap tajam ke depan.
Dengan ragu ragu, Yura menyentuh pundak Jimin dengan lembut. "Ada apa denganmu?"
"Kau marah padaku?"
Jimin mengalihkan pandangannya menatap wajah ketakutan Yura. Walau Yura berusaha menghapus raut wajah itu, tetap saja Jimin masih bisa melihat raut ketakutan dari seorang Hayura.
Jimin menghembuskan napasnya pelan berusaha menghilangkan kemarahannya. "Jangan pernah kau pergi dengan pria lain tanpa sepengetahuanku lagi."
Yura mengangguk mengiyakan.
Lalu tiba tiba Jimin berteriak walau tidak begitu keras tapi masih terasa bergema dalam mobil. "Ahkk.."
"Maaf aku terlalu kasar padamu."
Jimin menaruh sebelah tangannya pada sandaran kursi Yura. Dia mengelus rambut Yura lembut sampai dagis itu merasa nyaman kembali dan tidak merasa takut lagi.
"Aku tidak tahu kenapa aku bisa semarah ini."
Jimin masih memainkan rambut Yura dan menatap gadia itu dalam. Dia, dia terlihat sangat menyesal.Yura memberikan senyumnya. Dia mengangkat tangan dan mengelus lembut rahang jimin yang kokoh. "Tidak papa. Manusia berhak marah."
"Aku mencintaimu Yura. Aku tidak ingin kehilanganmu." kini, Jimin juga mengelus pipi Yura persis seperti apa yang Yura lakukan padanya.
"Aku juga mencintaimu. Kau tak akan pernah kehilanganku."
Mereka berdua saling melemparkan senyum satu sama lain. Dan saling berpandangan. Setian lekuk wajah Yura seakan menjadi candu bagi jimin. Mata indahnya, alis nya yang sempurnya. Hidung mungilnya yang mancung, dan.. Akh.. Dan bibirnya yang pink itu selalu menggodanya.
"Yura, can I ?"
Yura diam sejenak dan kemudian dia mengangguk lalu menutup kedua matanya. Sebuah ciuman lembut dia rasakan menyapu bibirnya. Ciumn yang cukup lama dan intens sampai Jimin menarik bibirnya dan semua itu berakhir.
Wajah mereka hanya berjarak 5 cm. Hanya 5 cm. Bayangkan betapa dekatnya itu. Mereka saling menganalisa satu sama lain. Dan sekali lagi, Jimin memberikan kecupan yang singkat sebelum mereka kembali melaju.
"Baiklah, kita pulang sekarang."
"Oke."
Mereka berduapun kembali melaju pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Her : secret girlfriend
FanficDi semesta ini tak ada yang tahu kalau Park Jimin memiliki seorang kekasih yang sengaja ia sembunyikan. Mulai : 11 Januari Tamat : -