5. | Harap

9 4 1
                                    

"Gak ada yang salah dari perasaan lo, itu manusiawi. Tapi, yang salah itu harapan lo yang terlalu berlebihan, sehingga kembali berbalik menjadi boomerang yang bakal nyakitin hati lo sendiri."

~Farrell Raynar Alvaro~

Waw, udah dua part nih yang diawali dengan kutipan kata-kata Farrell. Si Faras kemana ya? Wkwk.

____________________________________________

"Rell, gue mau nonton itu!" Tunjuk Kyla pada sebuah poster film kartun.

"Oke." Jawab Farrell yang langsung menuruti kemauan gadis itu. Lalu mereka mengantri untuk membeli tiket.

Setelah selesai membeli tiket, mereka memutuskan untuk makan siang karena masih ada sisa waktu 2 jam untuk menunggu film dimulai.

"Semua tentang lo gak pernah berubah sampe sekarang ya Kyl." Gumam Farrell sambil menatap kosong ke langit-langit tempat mereka duduk sambil menunggu pesanan makanan mereka datang.

"Maksudnya?"

"Semua hal tentang lo gak pernah berubah sedikitpun sampe sekarang, hmm."

"Misalnya apa aja tuh yang gak pernah berubah?" Tanya Kyla yang mulai penasaran.

"Sikap lo, kebiasaan lo, dan," Farrell termenung.

"Dan apa Rell?"

"Ehh, enggak Kyl." Ia gelagapan, takut jika hal yang sedang dipikirkannya tiba-tiba terceplos dan akhirnya membuat keadaan menjadi berubah.

"Lo juga gak pernah berubah Rell." Ujarnya sambil terkekeh pelan.

"Sikap nyebelin lo masih sama kayak dulu, perlakuan lo ke gue juga, nyebelin banget pokoknya."

"Oh gitu ya? Jadi selama ini lo nganggap gue nyebelin nih?"

"Ya iya lah, lo tau gak? elo tuh cowok ternyebelin yang pernah ada dihidup gue,"

"...dan lo adalah sahabat yang udah gue anggap kayak abang gue sendiri."

Farrell tersenyum menanggapinya. Lalu seperti biasa ia mengacak gemas rambut gadis yang ada di depannya ini.
"Ihh Rell, jangan diacak! Nanti gue nambah jelek lagi, udah jelek nambah jelek dong." Gerutunya cemberut sambil berusaha melepaskan tangan cowok itu dari kepalanya.

"Siapa yang bilang lo jelek? Hmm? Sini bilang sama abang."

"Idih, padahal lo sendiri sering ngatain gue jelek, cihh."

"Hahaha, kan cuman becanda Kyl, jangan dibawa serius-serius amat, kecuali kalo anu," Farrell menggantung kata-katanya, hampir saja ia kelepasan.

"Anu apa?"

"Enggak, hehe, nahh tuhh makanannya udah dateng." Ucapnya mengalihkan pembicaraan. Untung saja mudah untuk membuat Kyla berpindah fokus. Ia menghela nafasnya lega.

Ditengah-tengah makan, seperti biasa tak henti-hentinya Farrell mencari topik pembicaraan. Lalu sampai saat Kyla membuka pembicaraan tentang Faras, kembali membuat Farrell tersenyum kecut.

"Rell, salah gak sih kalo gue suka sama dia? Dan salah gak sih kalo gue ngarep banget buat milikin dia." Tanya Kyla dengan kepala yang menunduk, ia memutar-mutar garpunya.

"Hmm." Farrell terlihat berfikir sejenak, lalu ia menghela nafasnya.

"Gak ada yang salah dari perasaan lo, itu manusiawi. Tapi, yang salah itu harapan lo yang terlalu berlebihan, sehingga kembali berbalik menjadi boomerang yang bakal nyakitin hati lo sendiri."

Kyla mencerna kata-kata yang terlontar dari bibir sahabatnya itu.

"Gue gak bisa ngapa-ngapain selain ngarepin dia Rell, karena lo tau kan gue cewek?" Ujarnya terlihat sedih.

"Kyl, ngarep sama orang sih boleh-boleh aja, tapi tolong jangan terlalu berlebihan,"
"...ntar lo sendiri yang bakal ngerasain sakitnya."

Kyla menatap lekat manik mata coklat milik cowok di hadapannya itu. "Gue bego ya Rell?" Matanya sudah mulai berkaca-kaca.

"Please Kyl, gue gak suka liat lo sedih kayak gini. Jujur, hati gue sakit. Gue ga sanggup liat lo sedih, apalagi sampe nangis kaya kemaren."

"Gak tau kenapa, dada gue tiba-tiba sakit kalo inget Faras Rell, padahal dia belum pernah nyakitin gue sedikitpun."

"Udah sering gue bilang sama lo Kyl, jauhi segala sesuatu yang sekiranya bakal bikin lo sakit."

"Tapi gue gak bisa Rell, Faras beda. Cuman dia cowok yang bisa bikin jantung gue berdegup lebih kencang dari biasanya, dan cuman dia cowok yang bikin otak gue selalu nyiptain ilusi yang gue sendiri pun gak paham."

"Kalo itu sudah jadi keputusan lo, gue yang hanya sebagai seorang sa-ha-bat hanya bisa ngedukung apa yang bakal bikin lo senang." Ujarnya pasrah. Ia lalu melihat jam tangan yang melingkar di tangan kirinya.

"Filmnya udah mau mulai, lo udah selesai kan?" Tanyanya yang langsung berdiri hendak membayar makanan mereka.
Kyla mengangguk lalu berdiri dan menyusul Farrell yang sudah duluan pergi ke kasir.

Lalu seperti biasa, Kyla memegang tangan sahabatnya itu. Mereka bergandengan tangan selayaknya pasangan kekasih, tapi kenyataan sebenarnya tidak. Seperti apa yang sering ditekankan oleh Kyla.

Mereka hanyalah sahabat yang tak kan mungkin bisa memiliki hubungan yang lebih daripada itu.

****
T

BC🌻

Hai hai hai guys!
Hari ini sengaja author update 2 part sekaligus, karena kemaren author lagi gak sempat nulis.
Jadi itung-itungan ngelunasin hutang dehh, wkwk.
Btw bantu vote dan promosiin cerita ini ya man-teman.
Sumpah, cerita ini author buat dengan sepenuh hati dan dengan segenap jiwa dan raga, eakk:v
Ehh enggak deng, terlalu lebay itu mah.

Haha, yaudah deh basa-basinya cukup sampe di sini, Makasih buat yang udah baca♥
Author harap, kalian suka sama ceritanya, dan maafkan kalo banyak typo yang bertebaran di mana-mana.

143 meaning guys❤

SenduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang