2. | Dia aneh, tapi nyata, dan aku suka

13 6 2
                                    

"Bagaimana bisa aku bilang sama kamu kalo aku nyaman saat berada di dekatmu,
sedangkan jantungku saja rasanya hendak melompat dari tempatnya saat berada di dekatmu.
Dasar."
~Kyla Neeva Nandita~

____________________________________________

Kyla tidak selera saat menghadapi makanan yang ada di hadapannya itu. Ia hanya memain-mainkan garpu dan sendoknya dengan malas.

Faras menatapnya heran. "Kenapa gak dimakan?"

"Udah gak selera...." Ujarnya meletakkan kembali sendok dan garpunya lalu merenat.

"Abisin kyl, ntar baksonya nangis loh." Rayu laki-laki itu sambil tetap memakan makanannya.

"Pfftt, hahaha." Tawa Kyla pecah. "Bunda juga sering ngomong gitu pas aku masih kecil." Ujarnya lagi setelah tawanya mereda.

"Bisa-bisanya kamu bilang gitu, aku kan udah gede." Sambungnya lagi dengan bibir yang sudah ia menyunkan.

"Gede darimana cobak, kamu sama ketek aku aja masih tinggian ketek aku." Ledek Faras, tapi anehnya ekspresi laki-laki itu tetap terlihat datar.

"Farassss!" Teriak Kyla lalu mencubit lengannya geram.

"Hahaha, ampun neng." Ekspresinya yang tadi datar, kini sangat berbanding terbalik. Ia tertawa!
Kyla jadi terdiam dibuatnya. Tangannya yang tadi sedang mencubit Faras, kini ia lepaskan. Wajahnya memerah.

"Mampus, baru kali ini aku liat nih cowok ketawa, ganteng banget anjir." Batin kyla, ia menutup wajahnya malu, takut wajahnya yang memerah ini terlihat oleh cowok itu.

Faras yang melihat perubahan tingkah kyla kini keheranan. "Kamu kenapa?" Tanyanya dengan mata yang kini tak lepas dari gadis itu.

"Gapapa ras, hahaha." Kyla justru membalasnya dengan tawa hambar.

"Ehh, btw kita kan baru kenal nih, kok udah bisa akrab kayak gini ya?" Tanya Kyla dengan pedenya mengalihkan pembicaraan, tangannya memain-mainkan sedotan untuk mengurangi sedikit rasa gugupnya.

Faras terlihat sedang berfikir, alis tebalnya bertaut, dahinya berkerut. Lalu setelahnya ia membuka suara. "Ga tau kenapa, mungkin karena aku nyaman ngobrol sama kamu." Tuturnya yang sanggup membuat mata Kyla membelalak.

"Emm, maksudnya?"

"Ya gitu, aku nyaman saat berada di dekatmu." Tuturnya lagi yang terlihat sangat polos dan jujur.
"Kalo kamu gimana?"

Kyla terdiam, ia tak tahu harus menjawab pertanyaan itu dengan jawaban seperti apa. Namun cowok itu terlihat sangat menanti-nanti jawaban yang akan keluar dari bibirnya.

"Bagaimana bisa aku bilang sama kamu kalo aku nyaman saat berada di dekatmu."

"Memangnya kenapa?" Ia kembali bertanya dengan lugunya.

Kyla menghela nafasnya gusar.
"Ya iyalah, bagaimana bisa aku bilang sama kamu kalo aku nyaman saat berada di dekatmu, sedangkan jantungku saja rasanya hendak melompat dari tempatnya saat berada di dekatmu.
Dasar." Ceplosnya jujur sambil menatap Faras dengan sinis. Lagian, ia tak habis pikir dengan jalan pikiran cowok yang ada di hadapannya ini. Aneh, sangat aneh malah.

Baru kali ini ia menemui cowok yang terlihat pendiam, bahkan cenderung dingin, tapi sangat to the point soal mengungkapkan apa yang dia rasakan.

"Oke."

"Oke kenapa?"

"Kita pacaran."
Kembali kyla dibuatnya melongo dan kehabisan kata-kata.

"Cubit aku ras." Titahnya sambil mengambil paksa tangan cowok itu, dan Faras pun dengan senang hati mencubit pipi chubby Kyla.
"Aduh, sakit ras!" Keluhnya lalu memegangi pipinya. "Aku gak mimpi!" Serunya ngelantur.

"Siapa juga yang bilang mimpi."

"Ras... Demi apa kamu nembak aku." Serunya dramatis. Faras hanya mengangguk.

"Bunda... Akhirnya Kyla gak bertepuk sebelah tangan lagi." Racaunya yang sedikitpun tidak malu.

"Jadi gimana?" Tanya Faras lagi untuk memastikan.

"Hah?!" Kyla gelagapan, ia tak bisa menyembunyikan rasa gugupnya. "Kok tiba-tiba? Kamu bercanda ya?" Tanyanya lagi memastikan, takutnya nanti Faras hanya ngeprank seperti yang banyak dan sering dilakukan muda-mudi pada masa sekarang ini.

"Menurut kamu?" Laki-laki itu justru balik bertanya.

"Kamu bercanda kan Ras?, Haha, jangan ngelawak deh, ga lucu." Jawabnya disertai dengan tawa yang dibuat-buat.

Ekspresi laki-laki itu seketika berubah menjadi serius. Ia menatap dalam manik mata gadis yang ada di depannya itu.

"Kamu pikir perasaan aku sebercanda itu?"

****

TBC🌻

SenduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang