7. | Friendzone (2)

7 5 2
                                    

Sakit?
Jangan ditanyakan lagi,
Itulah yang akan dirasakan,
Ketika kita terlalu berharap lebih kepada seseorang yang juga belum kita ketahui isi hatinya.
Salah?
Kurasa yang ku alami ini salah,
Tak jarang aku meracaukan keadaan yang kini tak sesuai dengan ilusi yang dahulu sempat ku tuaikan.
Namun kembali lagi kepada kenyataan.
Ia tak lagi sama,
Ia sudah menemukan sosok baru yang kini menggantikan posisiku.
Satu hal yang selalu kuharap,
Semoga kau selalu bahagia dengan senyuman manismu yang dulu selalu menjadi semangatku dalam melengkapi hari-hariku.

____________________________________________

Seorang cowok dengan mata yang kini bersembunyi di balik buku mengintai lewat ekor matanya.

Yang diperhatikan tak kunjung sadar. Dan justru malah duduk di bangku kosong sebelahnya.

"Huahhh!" Teriak gadis itu agak keras lalu menelungkupkan kepalanya di atas meja, yang membuat seseorang yang tadi memperhatikannya sedikit terperanjat.

"Tumben nih putri tidur dateng tepat waktu." Ucap Seorang cowok yang ia ketahui adalah sahabat dari gadis itu. Ia lupa namanya, apakah Darrell atau apalah itu.

Lalu cowok itu duduk di depan gadis yang sedari tadi ia perhatikan, sambil bertopang dagu memperhatikan gadis yang kini wajahnya telah terbenam dibalik tangan yang ia lipat di atas meja.

"Lahh malah tidur." Gumam cowok itu lagi, lalu bangkit dari duduknya. Sebentar ia mengacak gemas rambut gadis itu, sebelum ia pergi meninggalkan kelas.

Sepeninggalnya cowok itu dari dalam kelas, Faras memberanikan diri untuk mendekati gadis yang mungkin sedang tidur di sebelahnya itu.

Yaps, yang sedari tadi memperhatikan adalah Faras. Sosok cowok yang jarang terlihat bahkan jarang sekali diketahui keberadaannya.

Ia memberanikan diri untuk sekedar menyapa gadis itu. Karena beberapa hari yang lalu, saat ia menyapanya, gadis itu justru terlihat sangat kaget dan mungkin shock. Apakah sebegitu menyeramkan dirinya di mata gadis itu.

Lama ia berpikir hendak berkata apa.
Namun akhirnya hanya sebuah kata singkat yang mungkin sangat basi terlontar dari mulutnya.

"Pagi." Ucapnya agak ragu dengan suaranya yang khas. Suara yang jarang terdengar, dan suara yang mungkin sangat langka bagi orang lain untuk mendengarnya.

Seperkian detik kemudian gadis yang tak lain dan tak bukan adalah Kyla langsung mengangkat kepalanya, melihat sosok orang yang kini duduk di hadapannya.

Wajahnya memerah. Ia langsung menutup sebagian wajahnya, dan hanya menyisakan mata yang masih menatap kaget ke arah cowok di depannya itu.

"Ehh, maaf, kamu kaget ya?" Tanya Faras dengan hati-hati.

"Eumm, e...enggak juga kok, hehe."

"Masih pagi kok udah tidur?" Tanyanya lagi lalu bertopang dagu menatap gadis di depannya dengan dada yang sekarang sudah seperti speaker musik di kondangan tetangga.

"Emm, a...aku ngantuk, semalam habis begadang." Jujur saja Kyla sangat terkejut dengan kehadiran cowok di depannya ini, karena ia rasa tadi yang duduk di depannya adalah Farrell, bukan Faras.

"Begadang ngerjain tugas?"

"Bukan sih, hehe."

"Terus begadang ngapain? Gak baik loh anak gadis begadang." Entah setan apa yang sudah merasuki Faras, ia kini sudah begitu sangat lancar berkata-kata.
Tapi di dalam hatinya masih tersisa rasa malu yang amat sangat, karena kejadian beberapa hari yang lalu, di mana ia bilang bahwa ia nyaman saat berada di dekat gadis itu.

"Sejujurnya aku lagi nyelesein novel aku. Soalnya kalo nulisnya selain pas malem, ceritanya jadi bakal gak nyambung," Tuturnya sambil tersenyum canggung.
"...kalo menurut aku sih." Sambungnya lagi menyelesaikan ucapannya.

"Wahh, kamu juga lagi bikin novel ya?" Tanya Faras bersemangat.

"Iya, memangnya kenapa? Kamu juga suka bikin cerita-cerita atau novel gitu?"

"Iyeps, suka banget malah."

"Wahh! Bisa ajarin aku dong kalo gitu?" Ucap Kyla bersemangat, kantuknya kini telah hilang.

"Kalo buat ngajarin aku gak bisa, soalnya aku masih belajar juga, tapi kalo kamu mau minta bantuan usul atau apalah gitu, kamu bisa kok minta tolong sama aku."

"Memangnya kamu nulis genre apa biasanya?" Tanya kyla lagi.

"Ro...romance." Jawab Faras agak malu-malu. Wajahnya kini sedikit memerah.

"Haha, jangan malu-malu gitu Ras, itu wajar-wajar aja kok." Tawa Kyla saat melihat wajah cowok itu terlihat memerah.

"Aku juga nulis tentang percintaan gitu kok, padahal aku sendiri sekali pun belum pernah pacaran." Ujarnya lagi lalu terkekeh.

"Oh ya? Tapi kan kamu cewek, lah aku cowok, lucu banget kedengerannya kalo nulis tentang cinta-cintaan gitu."

"Enggak kok, banyak novelis terkenal yang nulis tentang percintaan gitu, dan dia cowok, gak masalah sama sekali tuh, malah ceritanya keren parah."

Faras tersenyum menanggapinya. Tak lepas ia menatap wajah gadis di depannya itu.
Kyla yang merasa diperhatikan, kini menjadi sedikit risih.

"Ka...kamu ngapain?" Tanyanya gugup setelah ia sadari Faras sedari tadi memperhatikannya.

"E... Eh... A-anu, maaf." Ucapnya terbata. Matanya kini terlihat gugup sambil menatap kelangit-langit kelas.

"Hahaha, lucu banget sih." Tawa Kyla pecah melihat ekspresi gugup yang sangat kentara di diri Faras.

Faras semakin gelagapan saja dibuatnya.
Sedangkan Kyla masih juga tak berhenti tertawa.

"Kylaaa... Ini gue bawain roti,"
"...buat lo..." Ucap Farrell saat masuk ke dalam kelas, namun lidahnya menjadi kelu setelah melihat pemandangan yang ada di depannya.

****

TBC🌻

HALOHAAAA MAN TEMAN....
Dah brapa hari aku gak up SENDU ya?
Wkwk, dahlahh....
Makasihh buat yang udah baca dan setia ngikutin cerita Wp aku yg absurd ini, eakk, akunya sok ngartis:v.

143 Meaning guys❤

SenduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang